04

114 20 11
                                    

Bissmilah
                     ••
  Terkadang kita kurang menyadari hal sederhanalah yang membuat kita bahagia
                     ••
Meilina POV
Ada suara yang mengetuk pintu rumah Adnan,aku berniat untuk membukanya namun dicegah oleh Umi Aisyah

Umi membuka,dan bercakap cakap dengan seseorang di luar sana,aku mengenal suaranya seperti ayah dan.....

"Ayah" pekikku keras

"Kamu ini main ga bilang² ayah sdh jam berapa ini" bentak ayah

"Sudah yan,lagian main ke rumah aku ini dan rumah kita jg dekat" ucap umi membelaku

"Maafin lina yah,main ga inget waktu" ucapku pelan

"Jangan diulangi lagi" kata Ayah sambil menduduki sofa di sebelah Adnan

"Wahh kamu semakin kesini mirip banget sama Ali"kata Ayah yg sedang berbicara dgn Adnan

" Iya tuh,ga ada mirip²nya sama aku malah,merasa bukan ibunya"kesal umi Aisyah

"Tapi umi,Adnan cerewetnya mirip umi" ujarku sambil menahan tawa.

"Hahahahahaha" ujar ayah tertawa lebar

Umi memukul ayah

"nan ibumu nih dari dulu hobi banget mukulin ayah" jelas ayah

"dari dulu ya yah,ga berubah"kata Adnan

" Ngomong² Ali kemana?" tanya Ayah

"Biasa mas Ali lembur" jawab umi

"Ciee yg tidur sendiri" ucap ayah

"Terkadang ayah lupa ga ngaca" ujarku

"Hahahhahaaaaa" umi tertawa

Ya malam ini penuh kehangatan antara keluargaku dan dia

***

Kring..Kring....Kring
"Baik anak² pelajaran Kali ini telah selesai,jangan lupa tugas dikerjakan" jelas bu Ita

"ya buu" ujar pada siswa

Adnan POV
Saat ini aku sedang berjalan menuju kantin bersama dengan Nana dan Asih,kami hanya bertiga dan terdengar para siswi membicarakan sesuatu

"ehh,itu kan lina,cuek sama cowo kok jalannya sm cowo sih"

"iiih engga banget deh"

"sok alim,disentuh sama cowok aja gamau masa jalan sama cowo"

Begitu banyak siswi yang meng ghibahkan Meilina

"Na,yang sabar ya" ucap Asih

"Jadikan haters sebagai motivasimu" ucapku bersemangat

"Makasih Nan,sih" kata Nana

"Sama²" jawabku

Aku memesankan makanan untuk mereka

***

Meilina  POV
Terdapat sebuah pesan bahwa pak Rizal tidal bisa menjemputku

"Nan,aku duluan ya naik angkot"kataku

" eitss,sama aku aja sini naik motor" ujar Adnan

"Tapi kan..." ucapku

"Udh tinggal taruh tasmu di antara jarak kita" jelas Adnan

"Mmm o..oke deh" kataku

Aku pulang bersama Adnan

Sementara itu....

Asih POV
"ih tuh anak kegatelan bgt" ujar Nina si provokator

"iya ihh ga banget"kata salah satu temannya.

Aku sama sekali tak tahan dengan perkataan anak yang membicaran Lina

" Woy lu!,kuker amat ngomongin orang,kayak lu dah bener aja"ucap Ku keras

"Eh temennya si ngalim dateng nih" ucap Nina

"Udah lu pergi aja sono,ganggu hidup orang aja lo" ucapku kesal

"Udahlah gaes kita pergi aja ngapain juga ngladenin singa buas" ucap Nina

"Yang ada lo yang singa kurang belaian" ucap Ku semakin kesal

"Brisik lo,sirik ae" kata Nina

"Pergi ga lo,gw tampol lu" ucapku sambil menahan marah

Akhirnya Nina dan gengnya pergi,hidup gw tentram dah,Ada aja ya orang kayak dia,kerjaannya ghibahin org aja,emang ga ada kerjaan lain apa ya.

***

Adnan POV
"Kita makan dulu Na" kataku

"Tapi blm ijin ayah nan" kata Nana

"Urusan ayah,gampang lah yg penting makan dulu ntar km sakit" jelasku

Sampai lah kita ditempat makan yg dulu sebelum aku pindah kita sering makan disini

Kita mencari tempat duduk dan akhirnya menemukannya

"Nan?" kata Nana memanggilku

"Ya?" ucapku

"Semenjak kamu pergi,aku ga pernah kesini" jelas nya

"Wah,sungguh?takut kangen ya sama aku" kataku

"Pd nya kambuh" ucap Nana

"Hehehe" kataku

"Nan?kamu tau ga........

***
Tau apa hayooooo?
Author nyempetin update buat kalian loh,hargain y dengan cara meninggalkan jejak yaa.
Kalian tau ga sih?author seneng banget kalau ada notifikasi dari kalian yg vote atau yg lain,karna itu author jd semangat buat update.
Salam hangat semua!


Meilina (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang