Bissmilah
*Putar lagunya*
-Iya,emang Nana lagi suka sama siapa?-
Adnan POV
"Tapi Na,seganteng ganteng dan sekeren kerennya oppa Korea bakal kalah sama aku yang tiba tiba dateng untuk ngelamar kamu,memang sih aku ga bisa nyanyi sebagus mereka,tapi aku bisa benerin bacaan kamu saat kamu lantunkan ayat ayat Al Quran,aku emang ga jago nge dance kayak mereka,tapi asal kamu tau aku bakal ajarin sholat Yang bener"
"Ga usah kepdan jadi orang,mau khitbah lah apa lah"
"Kok kamu gitu sih Na?"
"Gitu gimana?"
"Ya kamu seakan akan ga suka sama apapun tentang aku"
"Ya bukan gitu,kita cuma sahabat ga mungkin ujung ujungnya nikah nan,itu jarang dan mungkin mustahil"
"Sejak kapan mustahil hm?"
"Gini nih ya,bisa jadi Nana suka sama yang lain bukan suka sama Anan,paham kan?"
Tau definisi perasaan hancur?ini yang aku rasain sekarang,harus banget gini ya Na?nyakitin terus ninggalin
"Anan?"
"Eh iya"
"Paham kan?"
"Iya,emang Nana lagi suka sama siapa?"
"Ada lah"
3 suku kata itu cukup membuatku kehilangan harapan,aku hanya bisa menghela napas.
"Kamu kenapa sih Nan?"
Kenapa?cukup Na,emang kurang apa selama ini.
"Pulang"
"Hah?kok pulang sih nan?"
"Pulang"
"Makanannya belum habis"
"Ya udah aku duluan"
"Nan?kamu kenapa?"
"Ga,aku ga kenapa napa"
"Aku ikut kamu nan"
"Ga usah,aku sendiri aja"
"Nan?"
"Aku pulang dulu,Assalamualaikum Na"
"Wa'alaikumsalam"
Selama ini aku merasa aku hanya berharap pada seseorang yang jelas itu memang bukan jodohku.
Langkah cepat untuk menuju ke rumah,itu yang bisa meluapkan emosiku.
Kenapa sih Na?mungkin yang kamu suka saat ini itu orang yang Beruntung.
Ga kaya aku,yang cuma berharap,memang benar kata orang jangan terlalu berharap itu menyakitkan
*****
TesTes
Tes
Kenapa ini harus keluar,argh,sungguh menyebalkan,kenapa kamu nangis si nan?
Aku pergi ya Na,biar aku ga terlalu berharap sama kamu,apa perlu aku balik lagi ke Bandung,biar ngelupain kamu
Apa aku pindah pondok aja?biar nenangin hati ini,selama ini hidupku kurang tenang
Aku balik kesini cuma buat kamu Na,udah itu doang,ga ada yang lain,kenapa kamu kasih respon yang kayak gini sih.
Benda pipih yang Ku taruh meja itu berdering menampilkan sebuah tulisan "Nana Nya Nanan"
"Assalamualaikum Na"
"Wa'alaikumsalam"
"Kenapa?"
"Harus nya aku yang tanya kamu kenapa,tiba tiba pengin pulang,habis itu kenapa kamu dingin kayak gini ke aku"
"Emang ga boleh?"
"........."
"lagian juga aku dingin itu hak aku,kamu ga berhak larang,kamu siapa aku?"
"Kita sahabat dari kecil kan?"
Tutt..
Aku tak mau memperpanjang masalah,sudah cukup aku seperti ini.
Harus aku menangis di depanmu?aku tau cinta ga bisa di paksain tapi kenapa ego ini memaksamu untuk bertahan
Mungkin,saat aku pergi nanti kau tak seperti Nana yang kukenal lagi
Atau mungkin saat aku kembali kau sudah bertemu dengan seorang laki laki masa depanmu
Dan yang sudah jelas itu bukan aku?aku pengecut Na,aku cuma bisa nangis di kamar,mendam perasaan yang selama ini kurasakan.
Dulu,kau seseorang yang kuperjuangkan dengan segenap jiwaku,kini sang waktu telah jauh meninggalkan kita.Kini kau bukan lagi bukan milikku.
Kini waktu telah menjawab sebuah pertanyaan klasik, aku bukan yang terbaik untuk dirimu. Maka lanjutkanlah langkahmu, tetap tersenyumlah seperti itu. Aku akan tetap bahagia di sini apabila aku bisa memandang kau bahagia di sana.******
Haiiiiiiiiii
Maaf kalau feel ga dapet
Tapi author nangis btw:v
Pernah ngerasain ya kan
Curhat ya kan
Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Meilina (REVISI)
Novela JuvenilSetiap masa kecil selalu indah untuk dikenang apalagi mengalami masa itu bersama orang yang kalian sayangi. * ~Suatu hal yang ga pernah aku bayangin,ketemu dia yang pernah ada di kehidupan aku Dan pernah ngisi hari hariku~ Meilina Nur Ardelia * ~Set...