Adnan POV
"Kok jadi cengeng gini sih Na,senyum dong" ucapku berusaha menenangkan
"Hiks....Hiks...hiks....a..a..anan mau kemana sini aja hiks.." ucapnya mencekal kepergianku
"Tunggu sini bentar" ucapku mengambil album yang cukup besar
"Nih.."menyerahkan album itu kepada lina
Lina membukanya,lembar demi lembar ia perhatikan dengan baik mungkin sesekali ia mengingat kembali kenangan dulu yang pernah kamu lewati
Tapi...
Dia diam saat berada di halaman itu ya itu halaman dimana ia bergandengan tangan dengan beliau....
Terdengar helaan napas yang ia lakukan...
Meilina POV
Bunda.....
Bunda...
Nana kangen...
Kalau Nana jatuh dalam masalah pasti bunda kasih nasehat...
Nana kangen bun sama omelan bunda,marahnya bunda,bawelannya bunda..
" Udah ga usah nangis,ntar bunda ikutan nangis gimana?lagian juga ada umi kan?yang mungkin bisa ngredain rasa rindu Nana sama bunda?"
"Tapi beda nan...."
"Beda apanya sih?sama sama perempuan,sama sama ibu sama sama....
" Ya intinya tuh beda,ngerti ga? be to the da"
"Kamu kenapa jadi ikutan arkhan yang bahasanya Gaul gitu hm?"
"Biarin suka suka Nana iih,emang Nanan siapa Nana?"
"Sahabat"
"Cuma sahabat aja gitu ngatur ngatur Nana "
"Ya udah aku tinggal aja nih" ucapnya mengancam ku dan beranjak pergi
"Ishh Nanan jangan di anggap serius iiih" ucapku mengambil guling dan memukulkan kepadanya
"Aw..sakit....Na....ishhhh" ucapnya sambil menahan pukulan guling yang ditujukan kepadanya
"Woyyy kalian ngapain?" ucap Arkhan tiba tiba dan tidak kuketahui kapan dia datangnya
"Ga ngapa ngapain kok khan"ucapku datar
" Ga percaya gua,nan lo ngapain lina?"tanya Arkhan untuk yang kesekian kalinya
"Dibilang ga ngapa ngapain juga" jawab Adnan dengan memutar matanya
Arkhan mengelilingi tubuh Adnan dan melihat dari kepala sampai kaki secara rinci
"Ish lo ngapain si khan,risi gua nih" ucap Arkhan secara tidak suka
"Gua lagi ngeliat lo,siapa tau aja lo bohong ya kan" ucap Arkhan yang terus mengitari Adnan
"Arkhan ga pusing kan?" ucapku polos
"Tau nih,ga percaya sama sahabat sendiri" timpal Asih yang menyender pada pintu kamar Adnan
"Ye bukannya ga percaya tapi ragu aja" ucap Arkhan santai
"Aduh aduhh ishh sakit beb"ucap Arkhan meringis kesakitan yang memegangi kepalanya
"Sip sih baru gua mau lempar ni anak ke lubang buaya" sinis Arkhan
"Apa salah Dede qaqa?" ucap Arkhan bertingkah lucu menurut dia tapi tidak untuk Asih dan Adnan
"Aaa lucuuu pengin lina bawa" ucapku
"Aaaaa makasih nana,uuhhh makin sayang nih arkhan" ucap Arkhan kepadaku
Untuk yang kedua kalinya.....
"Aduhh ishh apa salah gua si nan?sakit tau ga?" ucapnya sambil mengelus ngelus kepalanya Yang terkena lemparan album
"Gua bilang yang boleh manggil Nana itu cuma bunda ayah sama gua,lu ga usah ikut ikutan deh" omel Adnan dengan sikap mengancam Arkhan
"Lucu darimana coba?muka pasaran kayak gitu,lo mau bawa kemana lin?bawa ke air kobokan aja noh" Ucap asih yang memandangku dan arkhan secara bergantian
"Lina tadi mau bawa arkhan ke lubang buaya sama kayak Adnan tadi" ucapku pelan sambil menggaruk leher Yang tidak gatal
"Wahahahaha,astagaaaa" tawa Asih yang berujung memegang perutnya
"Ish gue kira lo mau bawa kemana gitu" decak Arkhan sebal
"Lo Napa sih khan?liatin gua mulu,suka sama gua ya lo?" ucap Adnan menginterogasi
"Lo ngapain coba di kamar berdua,terus lina ngapain nangis coba?" tanya Arkhan melihat mataku yang sembab
"Lina tadi nangis cuma keinget bunda aja kok" ucapku menunduk
"Yaelah lin,kalau lo nangis,nanti bunda ikutan nangis gimana?lina gamau liat bunda sedih kan?" tanya Arkhan
Aku hanya menggeleng pasrah....
"Selama ini gua belum kenal atau belum pernah ketemu sama ibu lo,Tapi gua yakin kok ibu lo orang yang baik,perhatian,ramah,cantik,sama kayak anaknya" ucap Asih
Aku tersenyum mendengarnya...
"Tetep jadi lina yang kita kenal yang selalu bawel gara gara nilai kita jelek,yang selalu ngasih pidato panjang lebar kalau kita ada masalah,dan yang selalu tersenyum ikhlas walaupun bunda ga ada" ucap Arkhan
"Bunda disana pasti seneng kok,liat anaknya tumbuh jadi orang yang berguna bagi orang lain,dan pasti nya bunda lebih seneng kalau anaknya tetap selalu tersenyum walaupun banyak ujian" ucap Adnan
Dari sini aku menemukan bahwa tak selama nya mereka berbuat ulah,tak selama nya mereka kelakuannya ga bener...
Disini di kamar ini,mereka benar benar berbeda,mereka menyemangatiku....
Jangan selama nya menilai seseorang dari cover atau luarnya sebelum kalian tau isi yang sebenarnya..
"Makasih ya udah selalu ada buat lina,nan?makasih udah jadi teman lina dari kecil,lina gatau harus ngomong apalagi sama Nanan" ucapku menatap lekat Adnan
"Sama sama lin kapanpun,dimanapun,kita akan selalu disini di tempat ini me nunggu kamu yang butuh bantuan kita" ucap Adnan membalas tatapan ku sembari tersenyum
"Khan?"
"Iya lin?"
"lina juga makasih sama arkhan,sahabat lina yang super percaya diri,yang paling banyak ulah,makasih ya karena pertama nya lina kira arkhan tuh cowok ga baik sampai sampai ayah khawatir gara gara lina temenan sama arkhan,dan ternyata dibalik semua ke onaran arkhan,arkhan baik banget orangnya,makasih ya" ucapku tersenyum
"Sama sama lin,jangan pernah nilai orang dari cover nya lagi yah?tetep jadi lina yang arkhan kenal" ucap Arkhan tersenyum membalasku
"Asih" panggilku menggenggam tanganya
"Asih sahabat lina satu satunya yang perempuan dan kelakuannya hampir sama kayak arkhan,makasih ya udah mau dengerin lina curhat,mau nemenin lina kemana pun,sekali lagi makasih" ucapku mempererat genggangaman
"Sama sama lin,itu udah kewajiban kita sebagai sahabat dan sesama Muslim untuk saling membantu dan memberitahu"
"Lina sayang sama Asih" ucapku memeluk Asih
"Asih juga"ucapnya membalas pelukanku
"Mmmm gimana kalau kita.....
nailapk._
KAMU SEDANG MEMBACA
Meilina (REVISI)
Teen FictionSetiap masa kecil selalu indah untuk dikenang apalagi mengalami masa itu bersama orang yang kalian sayangi. * ~Suatu hal yang ga pernah aku bayangin,ketemu dia yang pernah ada di kehidupan aku Dan pernah ngisi hari hariku~ Meilina Nur Ardelia * ~Set...