Sunahmu (7)

13.9K 680 29
                                    

Lanjut....

***

Agam yang baru saja selesai mengerjakan shalat dzuhur, tiba-tiba handphon yang berada di saku celananya bergetar. Ternyata itu telepon dari uminya. Lantas Agam langsung menggeser gambar yang berwarna hijau.

"Assalamu'alaikum Umi."

"Wa'alaikummusalam. Gam, hari ini kamu tidak ada kelas lagi kan.?" Tanya uminya di seberang telepon

"Syukurnya tidak ada mi. Ada apa mi.?" Jawab Agam.

"Kamu ke Bogor sekarang ya Gam. Ajak nak Raesha juga. Ada yang Umi ingin bicarakan tentang pernikahan kalian."

"Tapi mi..."

"Gam, ini amanah dari almarhum abu. Kamu jangan ada tapi-taipan lagi ya." Pinta uminya dengan lembut.

"Baik mi. Insyaallah secepatnya Agam ke Bogor."

"Ya sudah, hati-hati bawa putri orang. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikummusalam." Jawab Agam dan mematikan telepon. Setelah menerima telepon dari uminya. Agam yang baru saja keluar dari masjid melihat Raesha yang terlihat sedang kebingungan.

Agam melihat Raesha yang bolak-balik, seperti mencari sesuatu. Akhirnya, Agam menyadari apa yang dicari oleh Raesha. Lantas Agam langsung melepas sepatunya dan memberikannya kepada Raesha. Entah apa yang merasuki Agam. Tiba-tiba melepas sepatunya dan memberikan itu kepada wanita itu.

Awalnya Raesha tidak ingin memakai sepatu itu. Tetapi, setelah Agam mengeluarkan kelemahan Raesha. Akhirnya, Raesha hanya menurut saja apa yang diperintahkan Agam. "Maafkan hamba ya rabb." Batin Agam memohon ampun atas perbuatannya kepada Allah.

Selama diperjalana Agam yang fokus dengan kemudi mobil, tidak ingn menjawab semua pertanyaan yang keluar dari bibir manis wanita yang duduk di bangku penumpang.

"Pak, ini kita mau kemana.? Jangan-jangan bapak mau culik saya ya.? Ya ampun Pak, kasihan Umi saya sendirian Pak.? Pak, jawab dong. Bapak bisu ya."

Agam yang mendengar celotehan dan tuduhan-tuduhan yang tertuju padanya hanya bisa menahan senyumnya saja. Karena, melihat kekesalan Raesha melalui kaca spion mobil.

Sesampai di rumah, ternyata Umi Agam ingin mengulang proses pelamaran untuk Raesha. Agam hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan uminya.

Jujur saja, Agam dapat merasakan dadanya berdegup kencang melihat seorang wanita yang berbalut jilbab merah dengan gamis hitam duduk di hadapannya yang akan menjadi calon istrinya. Setelah mendengar namanya disebut oleh Ustad Akmal. Agam yang mengawali semuanya dengan bismillah, memulai niatnya untuk meminang wanita di hadapannya itu.

Beberapa menit kemudian, giliran Raesha berbicara. Agam yang merasa jantungnya terus berdegup kencang menunggu jawaban yang keluar dari mulut manis Raesha.

"Bismillah" . Ucap Raesha dengan jeda sejenak.

"saya Sabiya Raesha Akbar, bersedia."

Agam mendengar itu merasakan oksigen yang tadinya tidak ada kini bisa bernafas lega. Agam tidak bisa menahan rasa bahagianya dan sekilas tersenyum melihat wanita yang berada di hadapannya tertunduk malu.

My Dosen Is My ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang