KENCAN HALAL

17K 570 24
                                    

Assalamualaikum sobat.

Afwan ya, kalau lama updatenya.

Semoga para pembacaku dalam keadaan sehat, AMIN.

Aku mau minta satu hal sebelum kalian membaca ceritaku.

(aku minta kalian membacakan Al-Fatihah untuk saudara saudara kita di daerah bencana.)

TRIMAKASIH.

"HAPPY READING"

RAESHA POV :

Suara azan membuatku terbangun. Baru saja aku ingin  membangunkan badanku, terasa tangan kekar melingkari pinggangku. Perlahan ku coba untuk memindahkan tangan itu.

"ehmmmm.... Sudah bangun dek.?" Suara parau membuatku menghentikan niatku memindahkan tangan itu.

"azan subuh mas, mari kita solat. Mas agam juga harus ke masjid kan.?" Sambil melepaskan tangan itu dan berjalan menuju kamar mandi. Syukurnya semalam aku telah memakai pakaian tidurku lagi.

Setelah mencuci muka, aku langsung menyiapkan sarung dan pakaian mas agam untuk pergi ke masjid. Tidak lama setelah itu mas Agam keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Aku hanya melihat nya sekilas dan lanjut merapikan tempat tidur.

"baju mas di mana dek.?"

"itu di sofa mas."

Baru saja aku hendak ke kamar mandi untuk mengambil air wudu, mas agam malah memelukku dari belakang. "trimakasih sayang." Suara lembut mas agam terdengar jelas di telingaku yang berhasil membuat pipiku terasa panas. "wudu mas agam batal loh." Jawab ku sambil mencoba melepaskan pelukkannya. Tapi, itu tidak berhasil dengan badanku yang mungil. Mas agam malah semakin memelukku dengan erat. "nanti mas wudu lagi di masjid." (cup) kecupan manis di kepala bagian belakangku. "green tea, mas suka wangi rambutmu dek."

"sudah dulu ya mas, mas sekarang siap-siap ke masjid gih. Sini raesha salim." Ku lepaskan pelukkannya dan menggenggam kedua tangannya dan ku cium punggung tangannya.

Sekali lagi mas agam mencium keningku. " Aca siap-siap mau solat subuh sulu ya mas, mas agam hati-hati di jalan. Jangan lupa pakai bajunya. Masa ke masjid pakai handuk sama telanjang dada kayak gini."

"ya nggak lah dek, kan mas masih ingin memanen pahala dengan membuat istri mas tersenyum."

" tapi jangan sampai menduakan allah mas. Sana siap-siap. Aca mau mandi terus solat subuh."

Aku langsung membalikkan badan dan masuk ke kamar mandi. Tidak lama setelah memakai sabun, ku mendengar suara pintu kamar yang tertutup. Pikirku, mungkin itu mas agam yang sudah pergi menuju masjid.

Setelah mandi dan shalat subuh, aku langsung turun kebawah dan melihat umi sudah mulai berkutata dengan pisau dan wajan di dapur. Begitulah umi, setiap pagi akan siap siaga dengan perut-perut yanga harus diisi. Aku ingat dulu sewaktu kecil pas aku nggak mau sarapan, umi selalu bilang "ntar cacing di perutnya aca nangis loh, aca sudah buat makhluk ciptaan allah kelaparan. Ntar aca di marah allah, aca mau di marah sama allah.?" Ibu selalu punya seribu satu cara agar anak-anak mereka mau makan.

"aduuhh anak umi sudah cantik, ngapain disitu.? Sini bantu umi. " Sapa umi kepadaku yang diam berdiri di dekat tangga. Aku langsung membantu umi menyiapkan sarapan dan membuat jus untuk mas agam. Berharap, semoga mas agam suka dengan jus yang aku buat.

My Dosen Is My ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang