'SAH' (9)

16.5K 848 41
                                        

Jangan jadi silent readers ya kakak-kakak. 😔🙏🙏

^^^^

"Kaget,,syok,,nggak bisa di gambarin deh. Ini pertama dan utama aku di sentuh laki-laki selain Abi. "

****

Setelah kejadian kemarin Aisyah tidak pernah menanyakan hal itu lagi. Aisya terus saja membuat putri tersayangnya sibuk membantunya untuk menyiapkan makanan ringan dan minuman untuk saudara saudara yang baru saja datang. Semua dekorasi dan semua perlengkapan untuk besok pagi telah disiapkan oleh WO. Syukurnya akad akan dilaksanakan dirumah mereka dan resepsi akan dilaksanakan di gedung dekat dengan kediaman Agam di Depok.

"Cie, ponakan abang sudah mau nikah aja." Algi, kakak sepupu Raesha terus saja menggodanya. Raesha hanya membalasnya dengan senyum yang dipaksakan. "Aca kenapa sih....Mukanya kayak kain pel yang kotor aja. Merungut kayak gitu." Tanya kakak iparnya, istri dari Algi.
"Lagi dateng bulan kali yang." Sahut Algi, suaminya.
"Apaan sih bang. Nggak lucu." Jawab Raesha lalu pergi ke kamarnya dan mengambil novel kesukaannya. Ia duduk di dekat jendela kamar. Melihat keadaan di luar sana, orang-orang dari WO yang sibuk mendirikan tenda. Saat ia membaringkan badannya, tanpa sengaja dirinya melihat Gilang yang berdiri di dekat jendela dilantai dua. Gilang yang tiba-tiba mengalihkan pandangannya kearah Raesha yang berbaring di dekat jendela. Mereka sempat beradu pandang. Raesha langsung menutup wajahnya dengan buku yang ia pegang dan pergi ke tempat tidur.
Melihat Gilang seperti tadi, membuat dirinya teringat akan kejadian kemarin sore. Sesak yang ia rasakan saat ini. Ingin menangis tapi tidak bisa, ingin berteriak tapi tak mampu mengeluarkannya. "Astagfirullah, astagfirullah,,, ast,,tagfiru,,llah," setitik air mata menerobos pertahanannya.

Tok.....
Tok...
Tok...
"Ca,,, aca,,, kamu tidur ya ca.? Aca..."

"Iya mbak, aca nggak tidur kok." Jawabnya dengan tangan yang cepat-cepat menghapus sisa air mata di pipinya. Kemudian ia membuka pintu. Ternyata kakak iparnya yang mengetuk.

"Iya ada apa mbak.?" Tanya Raesha, berusaha menetralkan suaranya.
"Kamu diminta Umi mu untuk pergi ke butik ngambil baju untuk akad mu besok sama mbak."

"Oh iya, ayok mbak."

Sesampai di butik, Raesha diminta untuk mencoba bajunya. Karena kemarin ia tidak jadi pergi, kalian tau alasannya kenapa. "Sudah." Kata Raesha dibalik tirai. Pelayan langsung membuka tirai. Raesha yang berjalan keluar dari tirai, melihat disana ada Agam juga yang sibuk memakai jas untuk akad mereka. Agam melihat Raesha dari pantulan cermin di depannya, Raesha yang merasa dirinya di perhatikan langsung masuk lagi kedalam tirai. Setelah mengganti pakaian Raesha tidak menemukan Agam.
"Cari siapa.?" Tanya Sekar, kakak iparnya.
"Hah... Bukan siapa siapa kok." Jawab Raesha cepat.
"Tadi itu calon mu ya.?" Tanya Sekar senyum-senyum.
Raesha hanya menjawab dengan senyuman.
"Kamu sudah ambil bajunya.?"
"sudah." Jawab Raesha sambil memperlihatkan paperbag ditangannya.

****

Raesha :

Setelah sholat subuh, penata rias sudah mulai meriasiku. Umi yang menemaniku terus menerus memberikan ku wejangan, tentang ini lah--itu lah. Setiap ngasih nasihat Umi langsung nangis. Jadi nggak tega ninggalin Umi sendirian. Kini aku telah selesai di riasi dan Umi menyuruh aku untuk duduk di kamar sampai acara akad selesai. Mbak Sekar diperintahkan Umi untuk mengawasi aku. Ya kali aku mau kabur, aku sudah ikhlas dunia akhirat. Aku sudah sudah siap mengabdi kepada suami ku.
"Kamu jangan gugup ya dek."

My Dosen Is My ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang