The first time (4)

17.5K 725 23
                                    

‎ وَمِن كُلِّ شَىْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (Surat Adz Dzariyat Ayat 49)

***

Agam yang ditinggalkan berdua dengan jenazah kakeknya, membacakan ayat suci Al-quran untuk kakeknya. Dengan dada yang terasa sesak dan mata yang masih mengeluarkan cairannya, Agam terus membacanya. Setelah selesai membaca satu surat al-quran, Agam meletakkan al quran di atas meja samping tempat tidur kakeknya. Agam hanya diam dan berbisik pada hatinya yang terasa sakit.
"Baru satu hari yang lalu aku masih melihat senyumnya, mendengar suara takbirnya di setiap shalat, dan merasakan hangat di tangan itu. Kini semua itu sudah hilang, semua itu telah menjadi kaku dan dingin. Tidak ada yang tau kapan manusia akan menemui ajalnya. Inilah kuasa mu ya Allah, yang telah kau jelaskan di setiap ayat-ayat kalbu mu." Batinnya dan setetes air mata mengalir lagi. Agam menundukkan kepalanya dan mengusap air matanya.

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan." (Al Ankabut Ayat 57).

Suara azan isya menyadarkan Agam dari lamunannya. Sebelum Agam pergi untuk mengerjakan kewajibannya sebagai seorang hamba Allah, ia tidak lupa untuk berdoa untuk kakeknya.
"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia , lindungilah dia dan maafkanlah dia, Dan muliakanlah tempat tinggalnya sekarang ini, dan lapangkanlah kuburnya . Bersihkanlah dia dengan air yang jernih lagi sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau telah membersihkan baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya didunia dengan rumah yang lebih baik daripada yang dia tinggalkan, dan gantilah keluarganya didunia dengan keluarga yang lebih baik (diakhirat). yang lebih baik, dari yang ditinggalkan. Masukkanlah dia ke dalam surga, dan lindungilah dia dari siksa kubur serta fitnahnya, dan dari azab api neraka. Ya Allah berikanlah ampunan bagi kami yang masih hidup dan yang telah meninggal dunia, dan bagi kami yang hadir, dan bagi kami yang ghoib, dan kami yang masih kecil dan kami yang dewasa, dan bagi kami laki-laki dan bagi perempuan. Ya Allah, siapapun yang hidup diantara kami, maka hidupkanlah dalam Islam, dan siapapun yang Engkau matikan diantara kami, maka matikanlah kami dalam Iman. Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami atas pahala beramal kepadanya dan janganlah Engkau menyesatkan kami sepeninggal dia dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang Maha pengasih penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."

Raesha yang baru saja akan masuk ke dalam,hanya berdiri di depan pintu. Mendengar semua doa yang di panjatkan oleh Agam dan mengamini nya.
Raesha mengurungkan niatnya untuk melihat kiyai. Melihat hanya ada Agam disana karena semua orang dan ibu Agam sibuk mengurus sanak saudara yang datang. Raesha yang tidak ingin mengganggu waktu Agam dengan kakeknya, pergi ke luar untuk menemui uminya.

Rekan-rekan dari keluarga Agam terus berdatangan dan melihat keadaan jenazah kiyai. Teras rumah yang tadinya di penuhi oleh para santri-santri kini telah dipenuhi keluarga Agam.

Raesha melihat uminya yang dari tadi sibuk membuatkan minuman untuk para tamu, langsung mendekati uminya dan  membantu uminya untuk mengantarkan minuman. "Umi, Gantian sama aca ya. Umi shalat isya aja dulu." Dengan tangan yang mengambil nampan dari tangan Aisyah.

"Kamu sendiri sudah shalat?"

"Habis aca anter ini, aca langsung nyusul Umi ke mushala. Aca anterin ini dulu ya mi." Pergi menuju para tamu dan memberikan minuman serta makanan ringan. Aisyah hanya menjawab nya dengan anggukan dan berbalik pergi menuju mushala yang berada di samping rumah.

My Dosen Is My ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang