Bab 2

123 26 0
                                    

Setelah aku sampai rumah dan turun dari mobil, aku melihat mobil Vino.

"Dasar penguntit!" gumamku

Aku langsung menghampiri mobil Vino dengan wajah dinginku, setelah sampai disamping mobil Vino aku mengetuk kaca mobil Vino dengan kesal.

"Heh Vino! Kenapa kau mengikutiku?" kataku setelah Vino turun dari mobilnya.

"Aku hanya ingin memastikan kau aman, tapi karna aku ketahuan menguntit jadi boleh aku mampir kerumahmu?" tanya Vino seraya membuka kacamata hitamnya.

"Tidak, hanya orang-orang tertentu yang boleh masuk kedalam rumahku!" kataku ketus lalu berjalan kearah pagar rumah

"Hmm..menarik, baiklah" Vino berjalan mengimbangi jalanku lalu merangkulku.

Sejenak aku melihat perubahan ekspresi Vino yang tadinya biasa saja namun sekarang dia tampak terkejut "Cih! Singkarkan tanganmu!" ucapku ketus seraya menepis tangan Vino kasar.

"Kenapa?" kata Vino menaikan satu alis tebalnya itu, dia memegang kedua pundakku dan menarikku untuk berhadapan dengannya.

"Ooh baiklah" lanjutnya seraya mencium bibirku sekilas.

"Hei! You kiss me?!" teriakku, namun Vino sudah berjalan memasuki halaman rumah.

"Ooh..ayolah kenapa dia menyabalkan sekali" gumamku.

Vino masuk setelah aku membuka pintu rumah untuknya dengan terpaksa, dia langsung duduk di sofa dan menaruh kakinya diatas meja.

"Hei! Turunkan kakimu!" perintahku.

"Sebelumnya aku ingin memberitahu kau satu hal Tiana" dia memberi jeda beberapa saat "tidak..tidak, bukan satu hal. Tapi beberapa hal" katanya tersenyum, tapi menurutku itu adalah seringaian jahat.

"Apa?!".

"Pertama, sekarang kau sudah menjadi pacarku, jadi Tiana Aldarine kau harus menuruti perintahku" ucapnya santai.

"Sebentar yang pertama saja sudah tidak enak, apalagi yang kedua dan selanjutnya".

"Jangan potong pembicaraanku!" kata Vino ketus.

"Hmm..".

"Kedua, sekarang kau harus bersikap baik pada pacarmu ini. Ketiga, sekarang aku yang akan menjagamu. Sudah itu saja, dan tidak ada penolakan!" katanya tersenyum kemenangan.

"Hei! Kau membuat keputusan secara sepihak, aku tidak setuju!" aku menatapnya tajam.

"Aku kan sudah bilang, tidak ada penolakan. Kau menolak dengan cara apapun, itu tidak akan mengubah keputusanku. Jadi, ikuti saja apa kataku" Vino tersenyum.

Aku memutar bola mata malas mendengarkan ucapannya "terserah!" jawabku ketus.

"Baiklah turunkan kakimu. Aku akan ganti pakaianku, ingat jangan menyentuh apapun disini, jadi diam dan tenanglah!" kataku lalu berjalan kearah tangga.

"Tiana, kemana orang tua mu?" tanya Vino, membuatku berhenti melangkah.

"Di luar negri, tidak usah banyak bertanya" jawabku sesantai mungkin.

"Aku hanya bertanya memang salah?" gumam Vino.

🔪🔪🔪

Setelah beberapa menit mengganti pakaian, aku kembali keluar menghampiri Vino.

"Bagus..orang menyebalkan itu sekarang tidur" kataku seraya berlalu kearah dapur untuk memasak.

Sesudah memasak makanan, aku langsung menghampiri Vino untuk membangunkan dia dari permainan mimpinya. Aku berdiri membeku melihat wajah Vino yang begitu damai saat tidur, sampai-sampai aku tidak bisa mengalihkan pandanganku.

Cruelty Psychopath [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang