Bab 9

78 16 3
                                    

Bab 10

POV BRISTA

Selamat malam, selamat pagi? Ah, aku tidak peduli pagi ataupun malam, karna menurutku setiap hari hanya ada malam. Hidupku hancur sejak aku diangkat oleh orang tua tiriku dari panti asuhan kecil yang berada jauh dari kota.

Aku benci orang tua kandungku yang membuangku dipinggir sungai sebelum Rosa menemukanku. Hanya Rosa yang peduli padaku, dia sangat baik menolong banyak anak yang bernasib sama denganku, aku sangat beruntung dirawat Rosa. Rosa mengajarkanku untuk tidak membenci orang tua kandungku, katanya bagaimana pun orang tua kandung adalah dia yang melahirkanku. Cih! Orang tua mana yang membuang darah dagingnya sendiri dipinggir sungai.

"Hai anak pintar, ayo kemari kita makan siang" panggil Rosa.

Aku berlari menghampirinya dengan senyuman manis yang terukir di wajahku "Rosa, berjanjilah padaku untuk tidak memberikan ku pada orang tua manapun yang ingin mengangkat aku jadi anaknya" aku menyodorkan jari kelingking kecilku.

"Hei, kenapa begitu? Apa kau tidak mau hidup bergelimang harta? Disini kau hanya menghabiskan masa kecil mu dengan bermain ditaman kecil dan kumuh itu" ucap Rosa sambil menyuapiku makanan.

"Aku lebih senang dengan mu Rosa, aku dengar orang tua tiri itu galak dan menyeramkan" aku berbicara dengan mulut yang penuh makanan.

"Kau ini masih kecil, memangnya kau tau apa? Lagi pula, itu hanya ada di serial tv saja".

"Sudah lah Rosa, aku tetap tidak mau" Rosa tersenyum lalu kembali menyuapiku.

Dia Rosa, pemilik panti asuhan dan sekaligus penolong saat aku berada di pinggir sungai. Dia sangat baik bahkan aku sampai tidak mau berpisah dengannya, aku hanya ingin dekat dengannya. Entah kenapa aku memanggilnya tanpa embel-embel ibu atau apapun itu, aku lebih nyaman memanggilnya dengan Nama, walaupun awalnya dia sering memarahiku karna memanggilnya hanya dengan namanya saja, tapi sekarang dia memaklumi itu. Sungguh baik kan?

Namun, sampai saat dimana aku berumur 14 tahun, sepasang suami istri mengakat aku menjadi anaknya. Aku berlari kearah Rosa untuk menanyakan kenapa dia memberikan ku pada mereka, dia hanya menjawab 'mereka adalah keluarga kaya, mereka bisa membuat hidupmu jauh lebih baik'. Persetan dengan harta, mulai saat itu lah aku mulai membenci Rosa.

🔪🔪🔪

Aku datang kerumah besar disambut dengan beberapa pelayan, aku masuk dengan memasang wajah dingin memandangi satu persatu pelayan disana, pelayan laki-laki yang umurnya mungkin sudah kepala 5 menatapku dengan tatapan aneh, aku makin memasang wajah dinginku padanya.

Seminggu..dua minggu..semuanya berjalan sempurna, tapi aku masih memasang wajah dingin dan berbicara seperlunya. Namun anehnya, semakin hari pelayan laki-laki itu semakin menunjukan sifat tak bersahabatnya. Aku makin curiga dan berhati-hati padanya.

Minggu berikutnya, aku mulai mengamati gerak-gerik dari pelayan laki-laki itu, saat aku sedang sarapan, aku melihat dia mengayunkan pisau besar kearahku dengan seringai dari dapur dan kebetulan tempat duduk ku langsung menghadap dapur, jadi aku bisa melihatnya dengan jelas. Aku menatapnya tanpa rasa takut sedikit pun dan dia mulai memotong daging dengan tatapan yang masih fokus padaku, setelah beberapa menit pelayan yang lain pun datang dan menyuruhnya untuk cepat memotong ayamnya, dia pun memutuskan tatapannya dariku.

Minggu ke-5 aku tinggal di rumah besar ini, aku mulai bosan dengan keadaan sepi disini, tidak ada anak kecil selain diriku disini, aku ingin bermain keluar namun orang tua angkat ku melarangnya. Ya mereka memang menyebalkan! Di tambah lagi dengan mereka pergi keluar kota untuk beberapa hari, mereka bilang mereka mau menyelesaikan kerjaan disana. Oh yaampun..rumah ini terlalu membosankan untukku.

Cruelty Psychopath [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang