Bab 3

99 22 0
                                    

Pagi harinya, aku melihat kearah lenganku banyak sekali luka disana, tapi aku tidak peduli karna itu akan sembuh dalam beberapa hari. Yang terpenting sekarang adalah dimana manusia menyebalkan itu? Aku mencari di seluruh penjuru ruangan di dalam rumahku, namun hasilnya nihil.

Aku memutuskan kembali kekamarku untuk bersiap-siap sekolah, namun setelah sampai kamar aku terkejut melihat manusia menyebalkan itu sedang duduk di tepi kasurku dengan tatapan datar.

"Vino?! Kau membuatku terkejut!" kataku kesal.

"lebay..bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak?" tanya Vino dengan senyuman menyebalkan.

"Tidak sama sekali. Badanku sakit karna kau tidak membiarkan aku bergerak sedikit pun, lihat ini tubuhku banyak sekali sayatan" kataku ketus seraya berjalan mengambil seragam sekolah.

"Apa kau tidak suka aku peluk? Kenapa? Padahal aku suka memeluk tubuh mungilmu itu. Soal

sayatan.. itu salah kau sendiri" ucapnya dengan cengiran.

"Sudah...diamlah! Apa kau tidak mau pergi sekolah?".

"Tidak aku masih banyak pekerjaan" Vino berbaring di kasur.

Aku tidak memperdulikan ucapannya, karna itu tidak menarik sama sekali.

"Keluar lah dari kamarku. Aku ingin bersiap-siaap" teriakku sebelum benar-benar masuk kamar mandi.

"Yaa..baiklah."ucapnya seraya berjalan keluar kamar.

Setelah rapih dengan seragam sekolah, aku menghampiri Vino yang sedang menonton televisi "Sudah mau berangkat?" katanya menatapku sekilas.

"Ya. Cepat keluar dari rumahku" ucapku ketus

"Baiklah, ayo aku akan antar kau kesekolah" katanya berjalan melewatiku. Belum sempat aku membuka mulut dia sudah berbicara lagi "tidak ada penolakan, ayo cepat!" aku hanya menatapnya tajam.

🔪🔪🔪

Aku memasuki sekolah dengan santai, semua orang dikoridor menatapku tapi, aku tidak perduli sama sekali. Mendengarkan lagu menggunakan headset jauh lebih baik, daripada harus mendengarkan orang-orang bicara omong kosong.

Aku melangkahkan kakiku menuju kelas, namun belum sepenuhnya melewati pintu kelas..aku sudah disambut hangat oleh 'putri neraka'.

"Selamat pagi Tiana yang MANIS" kata Rani menekan kata 'manis'.

Aku memutar bola mata malas "ada apa?".

"Kau bilang 'ada apa' yaa jelas seperti biasa aku akan menyuruhmu mengerjakan PRku, bodoh!". katanya melemparkan buku PRnya, diikuti oleh temannya yang lain.

Aku membiarkan buku-buku itu berserakan dilantai. Harusnya mereka sudah tau aku akan menolaknya mentah-mentah, tapi kenapa mereka masih meminta. Bodoh sekali!.

"Cepat ambil buku-buku itu bodoh!" katanya menaikan nada bicara.

"Tidak, ambil saja sendiri..kau punya tangan kan? Hei~ yang bodoh itu kau!" kataku dengan tatapan dingin "ambil sana, itu milikmu kan? Ayo ambillah" aku menendang buku itu lalu berjalan kearah tempat duduk, tidak lupa aku meninggalkan maha karya di atas buku-buku itu..ya menginjaknya.

"SIALAN KAU!!" kata Rani berteriak, berbarengan dengan bel masuk kelas.

Guru yang mengajar pun datang, geng Rani terlihat panik. Karena mereka tidak mengerjakan PR akhirnya mereka dihukum berdiri dilapangan bersama sinar matahari, hahahah.

[pulang sekolah.]

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu, tapi aku baru keluar dari kelas, karena terlalu malas untuk berdiri. Saat keluar kelas aku melihat sekitar lingkungan sekolah sudah sepi, mungkin hanya ada beberapa orang yang keluar dari perpustakaan. Aku berjalan santai melewati lapangan dengan menggunakan headset, namun..

*creckk...*

Sesuatu mengenai tubuhku bagian belakang dan uhh..baunya sangat menyengat. Bau telur busuk ini membuat penciumanku terganggu, lagi dan lagi aku di lempar telur busuk.

"Sialan!! Siapa itu? Keluarlah pecundang!!" teriakku.

"Hey~ jangan berteriak seperti itu, ada apa denganmu?" ucap seseorang.

Aku menoleh seraya membuka headsetku "hah..Vino, apa maksudmu melemparku dengan telur busuk?" kataku menaikan nada bicara.

Vino menaikan satu alisnya lalu melihat sekeliling sekolah seperti sedang mencari sesuatu. Tiba-tiba dia tersenyum, langsung menatapku dengan tatapan dingin seperti sebelumnya. "Cepat bersihkan tubuhmu ditoilet, aku tidak mau mobilku kotor".

"Aku tidak membawa pakaian. Kalau kau tidak mau aku mengotori mobilmu, pergilah aku bisa berjalan kaki" kataku kesal. Vino memutar bola matanya malas dan langsung menarikku kearah toilet.

Akhirnya aku terpaksa membersihkan tubuhku ditoilet, tetapi sudah beberapa menit bau telur busuk ini tidak juga hilang. Aku menyerah dan memutuskan akan membersihkannya lagi setelah sampai rumah.

Aku membuka pintu toilet sedikit, hanya memperlihatkan kepalaku saja dan terlihat Vino masih menunggu ku disana "aku sudah selesai membersihkan tubuhku, lalu aku akan pakai apa?" tanyaku

Vino membuka hodie yang sebelumnya dia pakai, aku menerimanya dan langsung menutup pintu toilet. Setelah selesai aku keluar dari toilet menggunakan hodie. Vino menatapku tanpa berkedip, karna hodie yang ku pakai hanya menutupi tubuhku sampai bagaian paha.

"Jangan menatapku seperti itu bodoh! Ayo cepat pergi dari sini sebelum penjaga sekolah melihat kita" ucapku seraya jalan mendahului Vino.

"Tiana, baunya belum hilang" Vino menutup hidungnya dengan wajah merah padam menahan muntah yang hampir menjalar keluar dari mulutnya.

Aku tersenyum senang lalu merangkul Vino "bau ya?" aku melepas rangkulanku pada Vino lalu menoyor kepalanya "hei bodoh! Aku ini habis dilempari telur busuk, bukan sabun cair yang wangi! Lagian kan di toilet sekolah tidak ada sabun mandi!" aku melipat tangan didada dengan wajah yang kutekuk.

Vino tertawa puas "aku cuma bercandaa. Kau tau? Aku sengaja menyeruhmu membersihkan badan disini supaya...Tiana Aldarine memakai hodieku" ucapnya dengan cengiran menyebalkan. Aku bergindik lalu berjalan pergi.

"Hei, kau jalan kearah yang salah. Itu bukan gerbang sekolah tapi tempat pembakaran sampah" ujar Vino masih mengikutiku di belakang.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Vino setelah melihatku melempar seragam sekolahku kearah pembuangan sampah.

"Berisik! apinya sedang menyala jadi kubakar saja seragamku, lagi pula aku bisa membeli seragam baru" kataku santai.

"Cih..sombong sekali" gumam Vino.

"Diamlah, ayo cepat pergi!" ajakku kesal.

Cruelty Psychopath [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang