ADSP - 4

29 4 1
                                    

Setelah hari hari sulit menimpa Hanseul, akhirnya Hanseul sedikit bisa melupakan kejadian beberapa hari lalu. Meskipun terkadang perasaannya selalu bercampur aduk.

Ia masih terus menerus memperhatikan Taehyung dari jauh. Ia tau, Ia tidak mau merasakan sakit lagi. Namun pikiran dan hatinya tidak berjalan sesuai dengan keinginannya.

Pikirannya terus keras memaksa untuk berhenti, namun hatinya memaksa untuk terus melanjutkan perasaannya saat ini.

Ia terlalu sulit melupakan Taehyung.

.

Han Seul Pov.

Aku selalu berakhir dengan memandangnya, lelaki aneh yang selalu menghantui pikiranku. Dia adalah orang yang sebelumnya sangat aku kagumi. Aku selalu diam diam mencuri pandang padanya. Aku selalu menyukai apa yang ia lakukan. Entahlah, cinta buta memang terbukti adanya. Lelaki yang notabennya seseorang yang berengsek dan nakal bisa membuatku jatuh cinta sedalam ini. Bahkan setelah ditolak sekalipun aku terlihat seperti tidak pernah terjadi apa apa. Aku benar benar keras kepala.

'Oh... dia melihatku'batinku.

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke buku yang sedang aku baca. Dia melihatku cukup lama dan kembali mengobrol dengan teman temannya.

'Wah... hampir saja, hampir saja aku ketahuan sedang mencuri pandang padanya'batinku.

Aku mengelus dada lega.

Brakk!!

"Aish.. eoh, jimin-ah?"

Dia Jimin temanku, ralat tapi teman sekelasku. Aku tidak mempunyai teman dekat disini. Kecuali 1 orang, Kim Yena.

"Choi Han Seul! Berkencanlah denganku"ucapnya dengan lantang.

"Ne?!"kataku kaget.

.

Setelah pernyataan Jimin tadi, aku langsung menyeretnya keluar dan membawanya ketaman belakang. Berkat pengakuan Jimin, semua pandangan teman teman sekelas berpusat padaku. Aku jadi tak bisa berpikir dengan baik karena itu aku menyeretnya kesini.

Jimin tersenyum bak malaikat, jujur aku memang sangat menyukainya saat Ia tersenyum. Namun aku merasa rasa sukaku pada Jimin tidak seperti rasa sukaku pada Taehyung.

"Hanseul-ah, aku memang ingin mengatakan ini lebih awal, aku menyukaimu.."ucapnya.

Aku bingung dengan jawaban yang akan aku lontarkan saat ini, cukup lama menimbang nimbang jawaban, Ia kembali berkata,

"Lupakan dia, mulai hari ini berkencanlah denganku.."

Dia? Sebentar apa Jimin tau tentang Taehyung, ah mana mungkin, bahkan Yena pun tidak mengetahui hal itu.

Jujur saja, Jimin terlalu memaksa untuk mengajakku berkencan. Jimin selalu menampilkan senyuman malaikatnya. Oh aku jadi tidak tega untuk menolaknya.

"Tapi, aku tidak merasa yakin Jimin-ah"kataku.

Jimin terlihat kecewa,
Namun dia terlihat berusaha bersikap biasa saja.

"Aku akan membantumu melupakan Taehyung, aku ada diperpustakaan saat itu, aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian. Aku minta maaf.."ucap Jimin.

Aku sedikit terkejut dengan ucapannya.

"Aku tau, aku tidak bisa dengan cepat menggantikan posisi Taehyung dihatimu sekarang,"

"Tapi aku mohon, Hanseul-ah berikan aku kesempatan untuk membantumu melupakan Taehyung"ucapnya.

Pikiranku kalang kabut, aku benar berpikir tidak waras untuk melampiaskan perasaanku pada Jimin. Aku benar benar tidak punya hati.

Jimin terus memohon padaku, aku jadi merasa iba padanya. Aku takut kalau akhirnya akan menyakitinya. Aku tidak mau ada korban selain diriku sendiri. Aku egois kalau aku menerimanya. Aku benar benar orang terjahat.

"Hanseul-ah, aku akan melepaskanmu kalau kau mau, tapi untuk sekarang beri aku kesempatan untuk membantumu,"

"Maafkan aku Jimin, aku tidak mau dan tidak menyukai fakta kalau nanti kau juga akan tersakiti dengan keegoisanku"kataku.

"Kau tidak egois, tapi aku yang egois. Aku terus menerus memaksamu untuk menjadikan kamu milikku seutuhnya,"ucap Jimin.

Aku terdiam dengan perasaan campur aduk,

"Kalau pada akhirnya aku akan tersakiti, aku akan menyalahkan diriku sendiri. Hanseul-ah.. eum.."ucap Jimin.

Aku menutup mataku dan menghela nafas panjang.

"Baiklah"

Dan akhirnya aku menjadi orang terjahat dengan keegoisan yang membuncah didalam diriku.

Jimin tersenyum dan berhambur memelukku. Aku pun hanya terdiam tanpa membalas pelukannya.

.

Author Pov.

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun.

Hari hari yang dulunya sedikit canggung dengan situasi aneh mulai terbiasa. Karena sebuah keegoisan kisah cinta mereka menjadi rumit.

Yang lebih menyakitkan adalah kisah mereka hanyalah sebuah cinta sepihak. Karena salah satu dari mereka belum bisa melupakan cinta sebelumnya.

Selama apapun waktu, kalau kau menyukai orang dengan hati tulus seberapa besar luka yang Ia berikan, pasti kau akan tetap tersenyum dengan hati yang menangis.

Mereka berdua memang egois. Yang satu egois karena memaksakan cintanya, yang satu egois karena melampiaskan perasaannya kepada orang lain. Dan satu hal lagi, dengan cara mereka, mereka tidak menyadari bahwa akhirnya mereka bertindak jahat dengan keserakahan hatinya.

"Jimin-ah, aku penasaran dengan satu hal"kata Hanseul.

Jimin meliriknya sekilas, "apa?"

"Kenapa kau berusaha keras untuk berkencan denganku dan kenapa kau ingin aku melupakan Taehyung?"tanya Hanseul.

Jimin tersenyum simpul.

"Itu karena aku menyukaimu, aku egois karena aku tidak mau kau melihat laki laki lain selain aku,"jawab Jimin.

"Bukankah aku serakah?"lanjutnya.

Hanseul tersenyum, "kau jujur, aku menyukai sikap jujurmu"

Jimin menatap Hanseul, "hanya itu?"

Hanseul terkekeh.

"Ani, aku memang menyukaimu. Namun belum sebanyak kau menyukaiku,"jawab Hanseul.

"Mian"lanjut Hanseul merasa menyesal dengan ucapannya.

Jimin tersenyum lagi, Ia membenarkan rambut Hanseul yang tertiup angin.

"Untuk apa kau meminta maaf, aku tau, kelak nanti kau akan tergila gila padaku"ucap Jimin dengan sungguh sungguh.

Hanseul tersenyum.

'Maafkan aku Jimin, jujur saja aku tidak sepenuhnya bisa melupakan Taehyung'batin Hanseul.

Tbc.

Vote.
Just story for fun.

Akhir dari sebuah Penyesalan[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang