17. Bomb - Kim Samuel

166 20 2
                                    

Hwhw :D










"Samuel, ikuti apa yang ayah ucapkan ya," ucap ayahku memaksa.

"Tapi ayah... A-aku, aku tidak mau melakukan ini," aku menolak.

"Sudah ikuti saja apa yang ayah ucapkan,"

"Uh, ayah... Please, i don't wanna-,"

"Samuel. Remember what I told you yesterday. After this your life will be happy ever after. Though you not together with me as your father, your mom, and your sister anymore," ucap ayah.

Aku terdiam. Aku terpaksa melakukan ini. Ayahku memakaikan ku ransel di punggungku. Aku meneteskan air mata. Apa boleh buat, aku tidak boleh membantah ucapan ayahku.

"Just do it, right now. Go," perintah ayahku sambil mendorongku keluar rumah.

"Good luck my lovely son," ucap ayah sambil menutup pintu.

Aku menghela nafas. Memperhatikan sekitar. Di hadapanku banyak orang yang sedang berlalu-lalang.

Tujuanku hanya satu. Pergi ke taman dan membawa semua orang yang ada di taman ke tempat yang lebih indah, menurut ayahku. Aku berjalan- tidak sepertinya berjalan bukanlah kata yang tepat untuk mendeskripsikan gerak-gerikku, aku berlari karena aku hanya memiliki waktu 5 menit.

Perjalanan dari rumah ke taman hanya memerlukan waktu sekitar 3 menit. Sisa waktunya ku gunakan untuk berdiam diri di tengah-tengah orang banyak.

Akhirnya aku sampai di taman. Aku menghirup udara di taman untuk yang terakhir kalinya. Aku menitikkan air mataku lagi, sungguh aku tidak kuat.

Sebentar lagi... Dalam hitungan

5

4

3

2

1

Seketika darah dibuyarkan oleh sesuatu yang ada di dalam tasku.

Maafkan aku.









Hnggg... Nggak jelas ya 😕

Sorry Samuel 😅

KRIPIK PASTA | K-Idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang