Sudah seminggu berlalu, sejak Aku kembali ke dunia ini. Selain ingatanku yang kembali, padahal seharusnya hal itu telah terbenam mengenai dunia ini, tidak ada lagi hal aneh terhadap keadaan di sini.
Saat ini Aku baru saja mendengar bunyi bel sekolah tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar, setelah membereskan semua alat tulisku, serta menunggu sang guru mengakhirinya dengan salam, Aku langsung menuju rumah.
Aku belum terlalu mengenal para siswa sekelasku, karena kami semua adalah murid yang baru menginjakan kaki di tingkat SMA.
Beberapa teman SMP-ku ada disini, namun Aku tidak terlalu mengenal mereka. Orang-orang yang kukenal seharusnya berada di kelas lain.
Lagipula bisa dibilang Aku salah satu orang yang tidak terlalu disukai di tempat ini, hanya gara-gara masalah dengan seorang gadis yang tidak kukenal.
Lucu, 'kan? Maksudku, Aku baru saja memulai kehidupan SMA-ku dan masa depanku sosialku di sini bisa dibilang sudah suram.
Tapi apa yang bisa kulakukan?
Mereka semua yang tidak menyukai keberadaanku merupakan remaja, jadi aku bisa mengerti tentang hal itu.
Karena Aku sendiri pernah menjadi seorang Remaja. Secara teknis saat ini aku memang seorang remaja, tapi karena beberapa kali mengulang siklus kehidupan tanpa kehilangan ingatan, mentalku sendiri sudah tua.
Manusia di sini cenderung berusaha berbaur ataupun berada di pihak yang menang, ada beberapa dari mereka juga yang bersikap netral tapi tetap memilih untuk menjauh dari masalah, karena hampir tidak ada seorangpun yang ingin berada di bawah dan tertindas.
Mencari jati diri digunakan sebagai alasan. Jika Aku bisa bertemu diriku yang dulu, Aku ingin memukulnya karena tindakan bodoh itu, tapi karena pengalaman menyedihkan itu juga lah yang bisa membuatku menjadi seperti sekarang.
Setidaknya orang-orang membuat kesalahan pada masa muda, sehingga Kami masih bisa memperbaiki hal itu saat ataupun setelah dewasa.
Setidaknya itulah pandanganku, Aku tidak akan memaksakan pendapatku ini pada orang lain.
Lagipula semua itu sama sekali tidak menggangguku. Terlebih lagi Aku tahu beberapa orang yang tidak peduli terhadap kejadian beberapa hari itu.
Karena hari ini hari Senin, Aku tidak memiliki Shift kerja di cafe, jadi seperti yang sudah kurencanakan di awal, Aku sekarang sedang berjalan menuju stasiun untuk pulang.
Lalu ada satu hal lagi yang membuatku khawatir karena ingin segera tiba di rumah.
Nephityx.
Makhluk itu selama seminggu berada di tempatku.
Aku hanya memintanya supaya tidak keluar rumah, dan menonton tv untuk membunuh rasa bosannya.
Selama tiga hari ke belakang aku mencoba mengajarinya membaca dan menulis, dan hasilnya cukup mengejutkan. Seperti seorang anak kecil, cara Nephityx menyerap informasi begitu cepat.
Tapi, saat ini aku belum memperkenalkannya dengan Dunia Maya atau Internet.
Lagipula orang gila macam apa yang akan memperkenalkan dunia kejam seperti Internet, kepada seorang perwujudan kehancuran yang masih tidak tahu bagaimana cara dunia ini bekerja.
Namun, saat waktunya tiba, Aku akan mencoba melakukannya.
Hanya melewati tiga stasiun dan membutuhkan waktu sekitar lima belas menit Aku bisa tiba stasiun tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desires
AcciónSeorang Pahlawan telah menyelesaikan tugasnya dengan mengorbankan kehidupannya. Saat ia berpikir telah selesai, dunia kembali terulang. Sekali lagi sang Pahlawan mengulangi penderitaannya dengan mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan dunia. Lagi, se...