05

59 10 4
                                    

Sembari menjinjing belanjaan cukup banyak, Aku membuka pintu rumah dengan usaha lebih.

Lampu-lampu sudah menyala, kurasa Nephityx yang melakukannya. Dan Aku bisa melihat kakinya yang terbaring seperti biasa di sofa.

"Neph, Aku pulang."

"Hm..."

Suara malasnya menanggapi perkataanku, dia tidak terbangun dari posisinya, kurasa dia memang sudah makan.

Walaupun begitu...

"Neph, Aku membawakan makanan untukmu."

Aku berjalan mendekat ke arahnya, kemudian meletakan dua buah kotak berisi makanan di meja yang ada di hadapannya.

Setelah itu Aku menuju kulkas untuk menyimpan bahan-bahan makanan yang sudah kubeli.

Tiga bungkus roti yang sebelumnya ada, sekarang telah menghilang. Kurasa Nephityx memakan roti-roti itu karena memang tidak ada bahan makanan lain yang bisa menghilangkan rasa lapar di sini.

Untung saja Aku sudah membeli penggantinya.

Setelah itu Aku mengambil dua piring dan berjalan ke arah di mana Nephityx berada.

"Neph, biarkan Aku duduk."

Aku bisa mendengar nafas lesunya ketika merubah posisi tertidurnya menjadi terduduk.

Walaupun Aku merasa tidak terlalu lapar, Aku sengaja membungkus dua nasi goreng supaya Aku bisa makan bersamanya.

Nephityx juga tidak pernah protes terhadap setiap makanan yang kusajikan, jadi kuanggap saja Dia menyukai makanan yang kumakan.

Berita di layar televisi menampilkan Bom Misterius yang tadi siang meledak, walaupun Aku sudah tahu, tapi sepertinya wartawan itu memiliki detail tambahan yang cukup menarik.

"Aku bisa menggunakannya."

"Hm?"

Perkataan tiba-tiba dari Nephityx membuatku cukup terkejut ketika kami sedang makan dengan suasana cukup hening, sekarang suara televisi yang sedang kudengarkan terganggu karena suara darinya.

Aku mengalihkan penglihatanku pada Nephityx, kulihat dia meletakan piringnya yang telah kosong di atas meja.

Kemudian menadahkan telapak tangan kirinya beberapa senti dari permukaan meja.

"Ini."

Wurrss...

Sebuah api menyembur pelan dari sana, hangat dari apinya bisa kurasakan.

Tapi ini artinya, sihir mulai kembali melekat pada Nephityx.

Aku segera memasukan tangan kiri ke saku celanaku, memegang pisau kecil yang sudah kubuka bagian tajamnya.

Detak jantungku mulai meninggi, bersiap melawan apapun yang akan Nephityx lakukan, memeriksa sekitar mencoba mencari apapun yang bisa kugunakan.

Aku mengambil gelas berisi air putih dari atas meja, memegangnya. Setidaknya Aku bisa menggunakan air ini untuk melakukan tindakan pengalihan.

Sejauh yang kutahu Nephityx tidak memiliki pegetahuan mengenai beladiri, Aku bisa menggunakan pengalaman bertarung tangan kosong dari dunia sana untuk melawannya.

DesiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang