Sakura menatap pantulan dirinya didepan cermin ia sebenarnya masih tak bisa percaya bahwa ia akan menerima seorang toneri dihidupnya
Ia mengankat tangannya pada para kugutsu yang kini tengah menata rambutnya yang kian hari kian panjang bahkan kini sudah hampir mencapai tumit kakinya
"Hmm apa aku harus memotongnya ya?" tanya sakura pada dirinya sendiri
Greb
Sakura terkejut lalu tersenyum saat melihat pantulan orang yang memeluknya dari belakang ia mengelus kepala yang kini bertengger manis dibahunya
"Jangan Dipotong itu bagus untukmu" ujar toneri menyesap aroma strawberry yang menguar dari tubuh sakura tercium manis oleh dirinya
"Tapi aku susah bergerak jika rambutku sepanjang ini" gerutu sakura dengan wajah cemberut membuat toneri gemas
"Hime percayalah padaku kau cantik dengan rambut panjangmu" bela toneri masih tak mau menuruti keinginan sakura untuk memotong rambutnya
"Baiklah aku menyerah aku tak akan memotongnya" ujar sakura membuat toneri semakin tersenyum penuh kemenangan dan ditanggapi kekehan oleh sakura
****
"Sasuke"
Sasuke menoleh menatap shikamaru yang kini duduk disampingnya ia kembali menatap api unggun didepannya rasanya jiwanya seolah hilang saat ini
"Aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini dulu aku juga sama seperti mu" ujar shikamaru bermaksud menenangkan
"Cari tahu saja bagaimana cara membebaskan sakura dari toneri itu cukup" ujar sasuke berdiri dan pergi dari persembunyian meninggalkan shikamaru yang mendengus gusar
***
"Hime"
Sakura tak menoleh saat merasakan seseorang memeluknya dari belakang ia sudah tahu itu toneri jadi tak aneh untuknya saat sipeluk oleh toneri
"Bisakah aku memiliki dirimu seutuhnya?" tanya toneri membuat sakura terkejut
"Maaf hime jika perkataanku membuatmu kaget" ujar toneri lagi melepaskan pelukannya dari sakura
Sakura hanya diam ia sendiri bingung harus berbuat apa saat kata-kata sakral keluar dari mulut toneri orang yang notabene belum sepenuhnya mengambil alih hatinya
"Apa yang harus kujawab?" tanya sakura dalam hati
Ia bingung sangat bingung harus mengatakan ya ataukah tidak apalagi sekarang hatinya masihlah belum menerima toneri untuk selamanya
Ia tak bisa tapi tak mau menyakiti apa yang harus ia katakan sekarang?!!
"Aaa aku minta maaf aku akan pergi" ujar toneri tak enak ia berbalik sama sekali tak beranjak hatinya memaksanya egois untuk memaksa sakura mengatakan ya
Tapi disisi lain hatinya ia ingin sakura menerimanya tanpa paksaan dan itu dari hatinya
Salahkah dirinya untuk egois? Apakah hatinya telah termakan otaknya sendiri? Apa ia tak bisa berbaik hati pada orang yang memiliki hatinya?
"Aku pergi" ujar toneri dan melangkah pergi sedangkan sakura masih membeku dengan iai otak yang mulai kacau tak karuan
Bahkan saat toneri benar-benar meninggalkan dirinya ia sediri bingung harus berbuat apa ia sudah siap membuka hatinya
Tapi...
Jika mengenai menikah ia tak yakin dapat semudah membuka hatinya apalagi pemilik hatinya bukanlah toneri ia tak ingin membuat toneri sakit
"Kami-sama aku harus apa?" tanya sakura memandang langit bertabur bintang suasana taman yang sepi membuatnya semakin sedih
"Aku harus jawab apa?" tanyanya lagi dengan nada bergetar ia berjongkok dan tanpa diminta air mata telah melaju bak sungai dari kedua matanya yang berubah pilu

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last(story Of Sakura)END
FanfictionProlog Setelah perang kehidupan damai yang diidamkan semua orang tercipta meski nampak baik baik saja tapi sepertinya sebuah kisah tak akan berakhir begitu saja bukan? Hal itulah yang kini terjadi keadaan yang membuat seluruh pihak merasakan arti da...