kehidupan damai

6.4K 331 10
                                    

Haruno sakura berjalan santai dengan jaket merah berbulu menyelimuti tubuh mungilnya. Paras manisnya terlihat remang diantara gelap malam dan cahaya dari bulan yang membuat dirinya menatap langit, memandang kagum bulan yang begitu indah dimatanya.

Manik emeraldnya yang dihiasi bulu mata centik bergulir menuju sebuah distrik tua yang masih bertahan hingga kini, distrik uchiha terlihat begitu suram dan terkesan angker bagi siapapun yang melihatya, perlahan tapi pasti kaki jenjang berbalut celana berwarna putih melangkah mendekati distrik itu.

Ia masuk melewati pilar selamat datang, dengan masih bergantung kain bergambar lambang khas clan uchiha . Ia  tak dapat memungkiri bahwa dirinya amat senang dapat melihat lihat isi distrik yang masih terawat, dikarenakan kakashi sang rokudaime ingin bila nanti sang murid uchiha sasuke kembali, ia bisa bernostalgia ataupun membuat kembali penerus clan uchiha. Terrdengar konyol memang, tapi bukankah kakashi adalah hokage paling mesum?  Jadi maklumilah alasanya yang terkesan aneh itu.

Setelah puas berkeliling. Ia nemutuskan pergi ke ichiraku dan dapat dipastikan bahwa naruto pasti akan ada disana.

Disisi lainnya nampak sulung Hyuga, yakni Hinata tengah memegang syal yang ia rajut sendiri. Ia terdiam saat melihat sakura dan naruto tengah makan sambil berbincang sangat akrab dan serasi. Perasaan nervous melandanya membuat dirinya bersiap memutar arah dan memilih pergi sebelum.

"Hinata-chan"

Suara sehalus sutera dari Sakura menghentikan langkahnya, membuat Hinata mau tak mau berbalik dan memandang Sakura. Disamping Sakura, Naruto memandang Hinata dengan masih mengunyah ramennya.

"Yo Hinata-chan"

Sapaan dari Naruto sukses membuat kedua pipinya bersemu merah, memang setelah menyapa Hinata, Naruto kembali memakan mie yang berukuran jumbo itu dengan lahap, sedangkan Sakura hanya berdecak dan akhirnya memilih menghampiri Hinata.

"Mau bergabung" Tawar Sakura disertai sebuah senyum manis yang terlihat begitu menawan dan mempesona setiap kaum adam yang melihatnya.

"Anoooo~~etooooo~~~"

Kegugupan melandanya, tanganya memegang erat kado yang berisi syal itu dan secara reflek meneguk ludahnya.

"Ayolah... bukankah kau ingin memberikanya itu" Tunjuk Sakura pada bungkusan yang kini digenggam Hinata kuat, membuat gadis Hyuga itu semakin gugup. Ia menyelipkan rambutnya, mencoba menyembunyikan kegugupanya. Meski nampaknya gadis berambut merah muda sebahu dengan tanda byakugou didahinya itu sama sekali tak bereaksi, bahkan ia menarik paksa Hinata dan duduk di samping Naruto, dimana tadi sakura duduk yang kini memilih pindah agak jauh dari keduanya.

"Ayo pesanlah Hiinata-chan, hari ini aku traktir" Ujar Naruto dengan cengiran khas nya, yang membuat Hinata semakin memegang erat syalnya.

"T-t-tidak usah N-Na-ruto-kun" Ujar Hinata gugup membuat Naruto mengangkat alis nya.

Sakura  berdecak bosan melihat kepolosan Naruto dan Hinata yang pemalu. Ia memakan ramen miliknya dan kembali menonton saja.

"Ayolah Hinata-chan. Aku yang bayar kok" Ujar Naruto memaksa.

Akhirnya Hinata mengalah. Ia memesan ramen ukuran sedang dan akhirnya ikut makan, Hinata teringat pada syalnya dan bersiap memberikanya pada Naruto, sebelum ia melihat Naruto kini memakai sebuah syal. Hatinya sedikit tercubit melihat Naruto memakai syal itu.

Ia berfikir mungkin Sakura yang memberikanya atau ia sendiri membelinya.

"Ano~ Naruto-kun syal ya-yang bagus " Ujar  Hinata memuji, meski jujur ia kini was-was atas jawaban dari pria jinchuriki kyubi dihadapanya.

"Seorang wanita yang amat special membuatkanya untuku" Ujar Naruto, sambil memandang Sakura yang terlihat cuek memakan mie ramenya.

Perasaannya hancur melihat Naruto begitu menyayangi syal tersebut. Air mata telah bergenang di pelupuk matanya, sebelum akan jatuh Hinata berlari cepat meninggalkan Naruto yang terdiam. Sakura yang kaget akhirnya memilih bertanya.

"Hinata-chan kenapa??" Tanya Sakura,  yang dijawab angkatan bahu oleh Naruto.

Pletak

"Itai~ " Ringis Naruto, saat kepalanya dengan mulusnya dicium oleh kepalan tangan Sakura, membuatnya menatap bertanya pada Sakura.

"Sana kau kejar Hinata" Suruh Sakura menatap Naruto tajam.

"Kenapa harus aku yang mengejarnya?" Tanya Naruto sebal.

"Hinata itu seorang gadis!! Kau ingin dia kenapa napa?!!" Balas Sakura tak kalah  sebal.

"Hinata itu sudah dewasa, dia bisa menjaga dirinya sendiri" Ujar Naruto, sembari kembali memakan mienya.

Sakura berdecak sebal atas jawaban Naruto yang terkesan acuh dan akhirnya, ialah yang berlari mengejar Hinata, meninggalkan Naruto yang menatap kepergianya dalam diam.

"Hinata-chan tunggu" panggilan dari Sakura menghentikan langkahnya, dengan secepat kilat ia menghapus air matanya dan mencoba tersenyum, ia berbalik memandang Sakura dengan sebuah senyum terukir disana.

"Ya sakura-chan" jawab hinata lembut

Sakura memandangnya prihatin gadis pengguna oukashou itu, ia memeluk hinata, membuat sipemilik tubuh tersentak pelan.

"Naruto-baka memang bodoh dan tidak peka, kau harus berjuang ya Hinata-chan" Semangat sakura sambil melepas pelukanya.

Sebuah senyum yang lebih tulus terukir di wajahnya, membuat hatinya terasa tenang.

"Ayo kita pulang bersama" Tawar Sakura dan dibalas anggukan Hinata.

Mereka berjalan sambil mengobrol. membuat suasana hangat tercipta diantara gelapnya malam dan heningnya suasana . Sesekali mereka tertawa atas lelucon yang dilontarkan sesamanya , setelah sampai kerumah Sakura,  Sakura berpamitan dan masuk meninggalkan Hinata seorang diri. Ditemani semilir angin yang menjadi teman fananya kini.

"Tadaima ~"

"Okaeri Sakura"

"Okaeri sudah pulang?"

Sakura memasuki rumahnya dan melepas mantel merahnya, memperlihatkan kaus hijau berlengan panjang, dengan bagian pundak tak tertutupi mantelnya..

Ia memasuki dapur dan melihat ibunya tengah membersihkan peralatan kotor, Sakura keluar dari dapur dan memasuki kamarnya. Saat didaun pintu kamarnya, muncul  perasaannya khawatir terhadap Hinata dan ia pun memilih berlari setelah berhasil menggapai mantelnya yang ia sampirkan diatas kursi.

The Last(story Of Sakura)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang