Sorry for typo
And
Happy reading^^.
.
."MSAS?"
.
mendengar Taehyung mengucap kata MSAS membuat seisi ruangan mengarah kepadanya, terlebih lebih ibu Taehyung yang kini menghampiri anaknya dan berdiri di belakang Taehyung.
"Maafkan saya tuan, saya tidak bermaksud membentak an-" ucapannya terpotong karena gagang telfon yang ia pegang tiba tiba saja di rebut paksa oleh sang ibu.
Taehyung menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar.
"Hallo apa ini dari MSAS? Ya Tuhan... Apakah anak ku lolos seleksi? Tolong ber-" Dan kali ini ucapan ibu Taehyung yang terpotong karena gagang telfonnya telah direbut lagi oleh Taehyung.
"Ibu... Apakah ibu tidaklah sopan sekarang?" ucap taehyung menatap datar ibunya.
"Kau ini,, ibu hanya ingin tahu, apa kau lolos atau tidak itu saja" elak ibu Taehyung. Namun Taehyung tak menggubris ucapan ibunya dan malah mengalihkannya pada sambungan telfon yang masih menyala.
"Maafkan saya tuan, tadi itu ibu saya, jika boleh saya tahu.. apakah tujuan anda menelfon untuk memberikan hasil seleksi?" Ucap taehyung sesopan mungkin. Pada dasarnya Taehyung itu anak yang baik, tapi hanya kepada orang orang tertentu.
"Iya.. saya ingin memberitahu kalau kau lolos seleksi, saya ucapkan selamat untuk mu Kim taehyung"
"Benarkah? Terimakasih tuan, saya sangat senang mendengarnya" ucap taehyung dengan wajah sumringahnya.
"Kau bisa datang ke MSAS seminggu lagi untuk daftar ulang dan mengurus segala sesuatu disana, baik hanya itu yang ingin saya sampaikan, sekali lagi saya ucapkan selamat untuk mu Kim taehyung, mimpi mu akan terwujud bersama MSAS"
"Terimakasih tuan terimakasih" ucap taehyung yang lalu langsung menutup sambungan telfon. Lalu ia berjalan santai keluar rumah dengan senyum yang masih merekah.
"Hey, mau kemana kau? Kau lolos atau tidak?" Teriak ibu Taehyung yang sedari tadi masih berdiri di samping nakas.
"IYAAA" saut Taehyung dengan suara menggelegar.
.
Taehyung kini tengah berada di halaman rumahnya, menghirup udara segar di pagi hari dengan hati penuh kebahagiaan. Terpancar dari raut wajah pria itu.
Tanpa sadar kini ia sedang berjingkrak - jingkrak disana sambil teriak - teriak. Tak segan ia jungkir balik, melakukan roll depan, roll belakang, kopral, kayang dll.
"Wooww!! Kim Taehyung kau memang luar biasa hebat!! Kau keren!! Pasti semua orang di kota ini iri dengan mu sekarang.. hahahaha kau luar biasa!!"
Ya itulah yang sedari tadi ia teriaki, taehyung memanglah anak yang dingin, cuek namun dia juga memiliki sisi yang unik. Garis miring idiot. G
"HAHAHAHAHAHAHA" suara tawa seseorang menghentikan segala kegilaan Kim Taehyung. Ia menoleh ke sumber suara itu, dan benar aja itu adalah musuh bebuyutan Taehyung yang berdiri di depan pagar rumah taehyung dengan gelak tawanya. Ya itu Park Haeri.
"Sejak kapan kau disana?!" Ketus Taehyung menanatap tajam Haeri. Kalau boleh jujur Taehyung itu sedang menahan malunya. Karena apa?
Karena jika di lihat dari sudut pandang orang lain, yang di lakukan Taehyung barusan itu seperti orang gila. Taehyung sadar akan hal itu.
"Sejak kau menjadi sakit jiwa" saut Haeri enteng lalu kembali dengan gelak tawanya.
"Apa kau bilang?!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream Come True [Jungkook x Taehyung]
Teen FictionKehidupan seorang remaja yang sedang menggapai impiannya di kota asing namun disamping itu juga konflik yang melanda kisah cintanya yang harus bersandar kepada satu titik