“Yoon, kau masih marah padaku?” Tanyaku mencoba mencari perhatiannya yang tidur memunggungiku.
Sejak kejadian pagi minggu lalu pria itu terus mengacuhkanku. Bersikap seolah-olah aku makhluk astral yang tak terlihat. Lebih tepatnya mengacuhkan keberadaan tubuhku. Terbukti dengan ia yang tetap memakan apa yang aku masakkan, serta memakai pakaian yang aku pilih untuknya.
Aku sadar ia pantas marah padaku melihat bagaimana aku memperlakukannya pagi itu. Tapi, menurutku ini sudah berlebihan. Biasanya jika kami bertengkar takkan selama ini. Mungkin bisa dihitung dengan jam waktu yang diperlukan untuk kami berbaikan. Dan keadaan seperti ini membuatku tersiksa secara mental, juga fisik tentu saja.
“Yoon, mianhae. Aku mengaku salah,” Kembali kuucapkan kata-kata yang sama selama beberapa hari ini dengan nada yang lebih lembut.
Lagi dan lagi, pria itu tetap diam. Mengacuhkan apapun yang aku katakan hingga akhirnya aku lelah dan tertidur karenanya.
“Kenapa kau diam saja? Jika kau marah padaku seharusnya kau maki dan pukul saja aku. Tak seharusnya kau mengacuhkanku seperti. Sikapmu ini justru membuatku semakin tersiksa. Pria brengsek!” Makiku dengan suara serak menahan tangis.
“Kau benar-benar pria terkejam yang pernah aku temui. Kau.. hiks, hiks-”
Hancur sudah pertahananku bersamaan dengan air mata yang menetes di kedua pipiku. Ini pertama kalinya aku menangis setelah kejadian itu. Saat dimana aku berjanji takkan menangis kesakitan lagi di hadapannya.
“Hentikan tangisanmu itu. Aku kesulitan tidur karenanya. Apa kau tak tau besok aku ada rapat penting, hah?”
“Hiks.. aku juga inginㅡhiks.. berhenti tapi ... aku tak bisaㅡhiks.. menghentikannya!”
Pria itu membalikkan tubuhnya hingga kami berhadapan. Dengan matanya yang sayu menahan kantuk dihapusnya air mata di kedua pipiku.
“Aku tak suka mendengar, apalagi melihatmu menangis. Apa kau lupa itu, Nyonya Min?”
“A-aku jugaㅡhiks.. tak ingin seperti ini ... Jika kauㅡhiks.. tak mengacuhkanku,” Jawabku susah-payah dengan napas tersendat.
“Sudahlah, aku juga tidak benar-benar marah padamu. Maksudku, aku hanya kesal padamu,” Ujarnya yang justru membuat tangisanku semakin menjadi.
“Buㅡbukankan itu sama saja, eoh?! Kau marah padaku? Apa itu berarti kau sudah tak mencintaiku lagi? Kau berniat menceraikanku, lalu menikah dengan gadis yang lebih cantik, seksi, dan lebih muda dariku? Hiks..”
“Yak, kau ini bicara apa? Pemikiranmu itu sudah terlalu jauh, Min Hye Ah. Sedikitpun tak ada terlintas di kepalaku untuk menikah lagi. Apalagi menceraikanmu. Bagiku yang kubutuhkan hanya kau dan juga Yoon Ah. Kalian sangat berharga dan tak tergantikan oleh apapun juga. Karena selamanya hati dan semua yang ada padaku hanya milik kalian berdua,” jelas Yoongi menenangkan ku yang masih sesenggukan.
“Kau tidak akan menceraikanku?”
“Tidak.”
“Kau takkan meninggalkan aku dan Yoon Ah untuk menikah lagi?”
Yoongi menggelengkan kepalanya. Mengelus lembut kedua pipiku seraya tersenyum menenangkan.
“Tapi, kau masih kesal padaku.”
“Geurae, aku masih sangat kesal pada istriku yang cengeng ini,” Ujarnya membawa tubuhku ke dekapan dadanya yang bidang.
Ku pejamkan kedua mataku, merasa hangat tubuhnya yang kurindukan seminggu ini.
“Wae?”
“Kau masih bertanya kenapa? Tentu saja aku merasa tersinggung dengan sikapmu padaku. Kau begitu mengenali sentuhanku diawal. Tapi, bagaimana mungkin kau justru tak bisa membedakan suara suami dan juga anakmu sendiri? Bukankah itu mengindikasikan bahwa kau belum benar-benar mencintai suamimu ini?” Ujarnya dengan mata penuh selidik menatapku.
“Kau sedang menuduhku berselingkuh darimu, begitu?”
“Aku tidak mengatakan begitu.”
“Tapi perkataanmu seolah menghakimiku seperti itu!” balasku mulai tersinggung.
“Hah.. lihatlah betapa buruknya tingkat kesabaranmu itu. Kau benar-benar terlihat sensitive belakangan ini. Kau yakin tidak sedang menyembunyikan sesuatu dariku? Apa jangan-jangan kau benar-benar ...”
“HENTIKAN!” Teriakku geram melihatnya yang semakin menyudutkanku. “Kau..! Ya Tuhan. Tadinya aku hanya bermaksud memulai hubungan baik dengan meminta maaf padamu. Jika aku tau kenyataannya lebih buruk seperti ini, sepertinya kita memang lebih baik tak usah berbaikan lagi. Brengsek!”
Aku tak tau kenapa bisa jadi seperti ini. Ini ... sudah terlampau jauh dari ekspetasiku. Semua sudah tak terkendali.
___
Maapkan daku yang baru publish sequel nya di saat-saat seperti ini><
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Imaginations • Myg ✔️
FanficSEQUEL OF STORY 'NEVER END'. ⚠Mature Content🔞|Completed✔|Private🔒 Bagaimana jika semua itu benar-benar tidak terjadi? Apa kau dapat membayangkannya? Full off mature konten🔞 Please, be a good readers⚠