10 [M]

14.1K 629 10
                                    

Udah buka puasa belom nih? :'>
Sebelum baca usahakan berdoa dulu :v

___

Dengan pandangan seduktif ku tatap kedua matanya yang mengerjap tak percaya dengan perkataanku. Ku dorong tubuh setengah telanjangnya hingga terbaring pasrah di ranjang kecil di ruangan itu. Pria itu masih diam dengan mata melotot. Seolah tak ingin melewatkan satu detikpun waktu melihatku yang berjalan perlahan ke arahnya.

Ku buka kancing teratas kemejaku dengan gerakan lambat hingga kancing terakhir dan melemparkannya. Tubuhku yang masih berbalut celana panjang dan bra cokelat berdiri tepat di hadapannya yang terduduk pasrah di ranjang. Kini jari-jariku dengan lihai membuka kancing dan zipper celana yang ku gunakan. Membukanya hingga menampilkan tubuhku yang hanya mengenakan bra dan celana dalam.

"Apa aku terlihat seksi, Tuan Min?" Tanyaku dengan suara mendesah, tak lupa ku pasang ekspresi menggigit bibir dan mengedipkan mata padanya.

"Eoh."

"Lebih seksi aku atau penyanyi wanita yang kau idolakan itu?"

"Tentu saja kau. Kau yang terseksi, sayangku."

Aku tersenyum puas mendengar jawabannya. Walaupun aku yakin ia akan berkata berbeda saat tak sedang dalam kondisi seperti ini. Tapi, bagiku seseorang akan berkata jujur saat kehilangan pikirannya. Seperti priaku saat ini.

Dengan jawaban itu pula ku lepaskan seluruh kain yang masih menempel ditubuhku. Seolah kata-kata itu menjadi kunci pembuka benda keramat milik para wanita.

Dapat kulihat tatapan lapar darinya begitu melihat kedua payudaraku menggantung indah tepat di hadapannya. Bahkan dengan sengaja ku sentuhkan putingku yang mulai mengeras di wajahnya. Begitu juga dengan tanganku yang memegang handuk putih yang sejak tadi digunakannya. Dalam sekali sentak, kain itu terlepas hingga memperlihatkan benda panjang yang sudah mulai mengeras itu di antara selangkangannya.

"Kau tidak mencukurnya, Tuan Min?" Tanyaku mengelus rambut kasar di sekitar kemaluannya.

Yoongi memejamkan matanya, merasakan geli saat tanganku yang mengelus halus rambut itu dengan sengaja menyenggol puncak kemaluannya.

"Ssshhh.. Aku bahkan baru ingat mencukur janggutku hari ini. Lagipula, biasanya juga kau yang melakukannya untukku. Wae? Apa ini terlihat menjijikkan?" Tanyanya setengah mendesah.

"Aniyo. Ini justru terlihat ... seksi. Aku suka," Jawabku sebagai penanda dimulainya permainan malam ini.

"Oohh, sayangh.. Kau melakukannyaㅡaaahhhh.. Kau menjilat dan menghisapnya begitu kencang..." Desahnya seraya memegangi kepalaku yang berada di antara kedua selangkangannya.

"Aahhh.. cukup sayang. Ouhhh.."

Tak kuhiraukan perkataannya. Bahkan kini dengan sengaja semakin ku hisap kuat penisnya yang mulai berkedut, bersiap mengeluarkan cairan kenikmatannya.

"Sayang.. arghhhh.."

CROT.. CROT

Ku tatap penisnya yang dipegangnya kini memuncratkan semburan sperma. Jujur saja aku merasa jijik jika harus menelan cairan kental itu. Bahkan ini kali pertama bagiku memasukkan benda berurat itu ke dalam mulut sepanjang kami bercinta. Karena itulah aku membiarkan semua cairan itu meluber hingga membasahi selangkangan dan sprei putih di bawahnya. Lebih tertarik melihat wajah memerah dengan mulut terbukanya yang mendesah. Sangat seksi.

"Otte? Masih ingin melanjutkannya, Tuan Min?" Godaku seraya merangkak naik di atas tubuhnya.

Ku gesek-gesekkan vaginaku di batang penisnya yang sempat lemas akibat pelepasannya beberapa saat lalu. Pria itu hanya menatap pasrah di bawah kuasaku. Bahkan dapat ku rasakan tubuhnya yang mulai mengeras menyentuh klitorisku.

"Ohhh.." lenguhku tak sanggup menahan nikmat akibat perbuatanku sendiri.

"Bisakah kita segera memulainya, sayang? Aku sungguh tak tahan menerima siksaanmu lagi," Mohonnya dengan wajah tersiksa membuatku tersenyum penuh kemenangan.

"Apapun yang kau minta akan aku berikan, suamiku," Balasku dengan senyum menggoda.

Ku kocok penisnya agar lebih menegang dan mulai memasukkannya ke dalam vaginaku. Wajahku meringis ngilu begitu benda tumpul itu berhasil masuk. Begitu juga Yoongi yang mengerang nikmat merasakan denyutan di batang tubuhnya.

"Enghhh.."

"Sayang....kau rapat. Masih sama seperti pertama kita melakukannya."

"Aku melakukan perawatan, Tuan Min. Dan itu semua untukmu," Ujarku sebelum memulai menaik-turunkan pinggulku.

Dimulai dengan pelan dan berubah cepat mencoba mendapatkan kenikmatan lebih. Naik-turun, bahkan terkadang kuputar dengan menggoyangkan pinggulku. Desahan dan erangan menggema bersahutan di ruangan kecil ini. Begitupun dengan deritan ranjang yang ikut bergoyang menahan bobot berat tubuh kami yang menggila.

"Sayang.. ohhh yahhh.. lebih cepat lagi.."

"Ahhh.. Yoonhhh.."

"Oohhhhㅡenak.. aaahhh.. nikmat sayang.."

"Nghhh.."

"God. Pijatanmu begitu eratㅡohhh.. Terus kedutkan sayang.. ahhh.."

Kata-kata kotornya menyulut libidoku. Semakin banyak bibirnya menyuarakan kata-kata itu, semakin besar pula gairahku untuk mencari dan memberikannya kenikmatan. Dan itu berdampak pada gerakanku yang semakin menggila menggenjot penisnya yang semakin mengeras dengan urat-urat kasar yang bergesekan dengan dinding rahimku.

Tangan nakalnya tak berhenti merangsangku. Meremas dan memilin putingku yang mengeras. Dan satu tangan lainnya menggerayangi tubuh telanjangku yang basah oleh keringat, sesekali meremas bokongku yang bergerak maju-mundur.

"Yoonhh.. aku tak kuat lagihhh.."

"Bersama sayang.. ohhh.."

"ARGHHHH.."

Bibir kami saling bertautan. Menghisap dan menggigit sebagai bentuk penyalur rasa nikmat. Dapat ku rasakan penisnya yang menyemburkan sperma bercampur dengan cairanku di dalam rahim.

___

[M] Imaginations • Myg ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang