09

8.3K 709 7
                                    

Bacanya abis buka puasa aja ya :v
Takutnya kalian baca yang aneh di sini :v

___

“Huahahahaa...”

Ku dorong tubuhnya menjauh hingga dapat kulihat wajahnya yang memerah disertai suara tawanya yang menggema di ruangan itu. Kedua tanganku menutup wajahku yang terasa memanas. Terlalu malu menatap pria setan yang masih tertawa keras seraya memegangi perutnya.

“Jangan ditutup. Kau harus melihat bagaimana ekspresi wajahmu saat ini. Kau benar-benar sangat lucu. Bahkan jauh lebih lucu dibanding dengan badut sirkus yang pernah kulihat. Hahaha..”

Ya! Kau menyamakan wajah cantikku dengan badut jelek? Pria brengsek! Pria sialan! Aku menyesal sudah datang ke tempat ini,” Dengan kesal ku langkahkan kakiku menuju pintu.

SREK

“Kau mau kemana? Jangan berpikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja setelah berhasil membawamu ke tempat ini.”

“Maksudmu? Kau sudah merencanakan semuanya? Pertengkaran kita, kau yang tidur di kantor, dan mengenai kondisi menyedihkanmu yang dikabarkan Namjoon Oppa?” tanyaku memastikan.

Hmmm, kecuali tidur di kantor. Selama satu minggu ini aku bertugas di luar kota. Aku hanya membuat alasan dengan mengirim sekretarisku setiap pagi ke rumah untuk mengelabuimu, sayang,” Jelasnya seraya membelai rambut panjangku.

“Kau bekerja sama dengannya? Namjoon Oppa dan Hyeora juga?”

Eoh. Bahkan Yoon Ah juga,” Akuinya membuat kedua mataku melotot tak percaya.

“Putri kecilku? Kau! Hey tuan mesum apa yang sudah kau ajarkan pada anakku? Kau ingin membuatnya menjadi putri yang suka menipu ibunya sendiri sepertimu, huh?!”

Tak ku pedulikan ringisannya. Ku pukuli secara asal tubuh kekarnya yang membungkuk mencoba menghalau seranganku. Hingga kedua tangannya berhasil meraih kedua pergelangan tanganku. Mengururung tubuhku di antara dinding dan tubuhnya.

“Jika bukan seperti itu, kau takkan pernah mengakui bahwa kau benar-benar mencintaiku. Takkan menyadari bahwa kau begitu sangat membutuhkanku. Bukan begitu, Nyonya Min?” Tanyanya dengan suara deep-nya dan pandangan yang mengintimidasi.

“Jangan mencoba mengelak ataupun berusaha menjawabku. Kau sudah terlalu banyak bicara hari ini. Sekarang saatnya aku yang bicara. Kau cukup dengarkan dan pahami setiap ucapanku, arraseo,” Perintahnya yang kujawab dengan anggukan kecil.

“Aku benci saat mengetahui bagaimana keadaanmu tanpaku. Kau terlihat sangat menyedihkan dari terakhir kita bertemu. Disatu sisi, aku merasa senang mengetahui bahwa keadaanmu seperti ini karena kau terlalu mencintaiku. Begitu juga denganku yang sangat mencintaimu. Aku bahkan rela melakukan apapun untukmu dan putri kecil kita. Termasuk membuatmu menangis untuk mengakui semua perasaanmu seperti ini.”

Mataku memandang intens manik cokelat bening miliknya. Begitu teduh dan tenang. Aku baru menyadarinya bahwa mata inilah yang membuatku jatuh cinta padanya. Mata yang bisa menggambarkan seperti apa suasana hatinya.

“Maafkan aku karena membuatmu menderita selama ini. Membuat kedua mata indah ini mengalirkan begitu banyak air mata,” Dikecupnya lembut kedua kelopak mataku yang tertutup bergantian.

“Jika kau berjanji untuk menjadi lebih baik, begitu juga denganku. Aku akan menjadi suami dan ayah yang lebih baik lagi bagi Yoon Ah dan anak-anak kita yang akan kau lahirkan lagi kelak. Karena itu, kumohon jangan pernah bosan untuk tetap berada di sampingku. Tetaplah berjalan sambil menggenggam tanganku. Ingatkan aku jika melakukan sedikit saja kesalahan pada kalian.”

Dikecupnya kening, kedua pipi, serta hidungku membuat mataku terpejam. Aku tersenyum penuh kelegaan menerima semua perlakuan manisnya. Priaku telah kembali. Suami yang sangat aku cintai. Min Yoongi.

“Selamat ulang tahun pernikahan. Juga selamat ulang tahun untukmu, sayang,” Ucapnya sebelum mendaratkan bibirnya di permukaan bibirku dan melumatnya.

“Dan perlu aku ingatkan, usiamu saat ini sudah ‘25 tahun’. Bukan 24 tahun lagi, arra,” Tambahnya.

Senyum indahku lenyap mendengar penekanan pada nada bicaranya. Tak bisakah pria ini bertingkah romantis sedikit saja? Ia selalu bisa merusak suasana yang hampir membuatku meneteskan air mata bahagia. Pria sialan!

“Kau mau mengatakan aku tua?”

“Aku tidak akan menyangkal jika kau tua. Hey, jangan cemberut seperti itu. Bukankah kita memang ditakdirkan menua bersama? Jangan khawatir. Walaupun usiamu bertambah, aku tetap akan mencintaimu,” ujarnya yang membuat kami saling melemparkan senyum.

“Tidak ada kue ataupun hadiah untukku?”

“Hm. Tentu. Aku sudah menyiapkan hadiah besar untukmu. Apa kau tak melihatnya?”

Kuedarkan pandanganku menelisik ruangan tempat kami berdiri. Berharap bisa menemukan hadiah yang disebutkannya.

“Aku tidak menemukannya. Kau tidak sedang mengerjaiku lagi kan, Tuan Min?” Tanyaku dengan mata menyelidik.

Aniya. Apa kau benar-benar tak melihatnya?” Tanyanya kembali yang ku jawab dengan gelengan.

Jinja? Kalau begitu mendekatlah. Kau pasti akan menemukannya,” Didekapnya kembali tubuhku dengan erat.

Mataku masih menelisik di setiap sudut ruangan dengan kedua tangan yang sudah melingkar di pinggangnya. Hingga kurasakan sesuatu menusuk perut bagian bawahku. Kedua bola mataku melebar begitu menyadari apa maksud perkataan dari pria yang begitu betah memelukku dengan tangannya yang kini bergerak menekan bokongku ke arahnya.

Otte? Kau sudah menemukannya?”

“Bukan menemukannya, tapi merasakan bagaimana besar dan kerasnya hadiah yang kau maksud, tuan mesum,” Talatku dengan mata melotot menatapnya.

Pria itu tertawa melihat raut wajahku yang cemberut. Dikecupnya bibirku sebelum mendekatkan bibirnya ke telingaku. Membisikkan sesuatu dengan suara seksinya hingga membuat darahku berdesir.

“Kau tau? Aku merindukanmu sayang. Begitu juga dengan adik kecilku yang merindukan kecupan basah dari benda di dalam sini,” Dielusnya pusat tubuhku dari luar celana yang kupakai.

Aku tersenyum melihat betapa menyedihkannya wajah memelas pria tampan di hadapanku. Sebegitu rindukah dirinya padaku hingga raut wajahnya tampak begitu kacau? Oh tentu saja, begitu juga denganku yang sangat merindukan semua tentangnya. Terutama sentuhannya pada tubuh telanjangku yang berbaring tak berdaya di bawah kuasanya.

Ku singkirkan tangannya yang bermaksud menjamah lebih jauh tubuhku. Begitu juga wajahnya yang mendekat untuk menciumku. Ditatapnya wajahku dengan pandangan kesal menahan napsu.

“Tidak Tuan Min. Malam ini aku yang akan memuaskanmu.”

___

[M] Imaginations • Myg ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang