07

6.4K 682 2
                                    

Dengan perasaan gugup ku langkahkan kedua kakiku memasuki gedung besar yang sudah beberapa bulan ini tak ku kunjungi. Seorang petugas keamanan yang cukup ku kenal berjalan menghampiri saat melihatku.

“Oh, nyonya muda. Lama tidak bertemu, bagaimana kabar Anda?” Tanyanya sekedar berbasa-basi.

Ne, annyeong ahjussi. Apa semua orang sudah pulang?”

Ne? Tentu saja. Ini sudah lewat jam kerja,” Ujarnya seraya menunjuk jam besar yang menggantung di dinding atas meja reseptionis di hadapan kami.

Ini sudah jam 8 malam. Wajar saja jika gedung ini begitu sunyi dengan cahaya lampu yang menjadi penerangannya. Dan bodohnya aku yang terlalu hanyut dalam kesedihan hingga tak menyadari perubahan di sekitarku.

“Nyonya, anda baik-baik saja?” Ujarnya menyadarkanku.

Eoh? Ne. Ah, ahjussi, apa Direktur Min masih ada di ruangannya?” Tanyaku cemas.

“Direktur Min? Ah, beliau ada di ruangannya. Sepertinya direktur berniat menginap di kantor malam ini,” Jelasnya yang hanya ku balas dengan senyuman kaku.

“Kalau begitu aku akan menemuinya. Gamsahamnida, ahjussi.”

Ne. Aku juga harus berpatroli mengelilingi gedung besar ini sebelum pulang.”

Ahjussi sudah mau pulang? Lalu siapa yang akan berjaga malam ini?” Tanyaku bingung mendengar ucapannya.

Eoh, itu ... Direktur Min yang membiarkanku pulang lebih awal hari ini. Beliau mengatakan akan menggunakan kantor malam ini dan tak ingin diganggu oleh siapapun.”

“Ah, begitu. Aku harap kedatanganku tak mengganggunya. Kalau begitu, aku permisi ahjussi,” Ujarku berpamitan.

Ne. Semoga malam anda menyenangkan, nyonya muda.”

ㅡImaginationsㅡ


Ku buka sedikit pintu besar di hadapanku. Mencoba mengintip situasi di dalamnya yang terlihat sepi dan gelap. Setelah memastikan tak ada seorangpun di dalamnya, ku beranikan diri memasuki ruangan besar itu. Mataku menyelusuri sekeliling ruangan gelap itu hingga tatapanku tertuju pada foto besar yang menggantung di dinding.

Keluarga kecilku. Foto dengan Aku, Yoongi, dan Yoon Ah yang berada di antara kami.

“Aku merindukanmu, Yoon. Sangat,” Gumamku yang sudah meneteskan air mata.

Tanganku menyeka dengan kasar kedua pipiku yang basah. Kakiku melangkah lemah ke arah sebuah pintu yang ku yakini sebagai tempat tinggal pria yang ku cintai selama ini.

Perlahan ku buka pintu itu dan masuk ke dalamnya. Ruangan yang beberapa kali aku datangi ini tak mengalami perubahan. Masih tetap sama. Hanya ada satu ranjang ukuran single, lemari, dan meja kecil di sampingnya.

Ku remas dadaku yang merasa ngilu. Mengingat bahwa ia memilih tidur di tempat seperti ini dibandingkan tidur dikamarnya yang luas bersamaku.

Ku seka air mata yang kembali mengalir begitu samar-samar terdengar suara gemercik air dari kamar mandi did alam kamar ini, sebelum pintu itu terbuka dan menampakkan sosok yang aku rindukan berdiri dengan hanya berbalut selembar handuk putih di pinggangnya.

Mata kami saling beradu pandang dengan raut wajah yang tak terbaca. Masih dengan posisi yang sama selama beberapa menit hingga pria itu membuang tatapannya dariku. Lebih memilih mengacuhkanku dan berjalan ke arah lemari di sampingku seraya mengusap rambut basahnya dengan handuk kecil.

Aku merindukan pria ini. Sangat.

___

Pagiiii💜

[M] Imaginations • Myg ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang