Chapter 6

2 0 0
                                    

Fachri yang membuka matanya langsung melihat ke arah pintu

Shila yang sedang menunggu tidak menyimak keributan dikelas itu ,ia malah bermain ponsel

"Kenapa?"

Shila yang mendengar suara orang langsung mendongakkan kepalanya

"Heh?"
"Gue mau manggil ketua kelas XI IPA 4, Bisa tolong panggilin?"

"Kenapa?"tanya fachri
"Tolong panggilin ketua kelas, bisa?" ucap shila yang sudah naik oktaf

"Gue"ujar fachri

"Hah?"
"Lo ngomong apaan sih! Tolong panggilin ketua kelasnya!" ucap shila semakin kesal

"Ketua kelasnya gue!" ujar fachri masih dengan wajah datar nya

"Oh!" jawab singkat shila
Tapi dalam hatinya ia cukup terkejut dan merasa malu

"Kenapa?" tanya fachri lagi

"Oh iya! , lo ketua kelas dipanggil bu siti di ruang guru!" ucap shila yang langsung berjalan kembali ke kelasnya

Fachri langsung bergegas ke ruang guru .

Shila yang merasa di ikuti langsung menoleh ke belakang

"Lo ngapain ngikutin gue?" cecar shila

Fachri menghentikan langkah nya menatap shila tajam

Punggung tangan fachri terulur ke dahi shila

Deg!

"Panas" ujar fachri tajam lalu meninggalkan shila

Shila diam tak berkutik sambil memegang dahinya, ia tak pernah disentuh dan menyentuh cowo, ini baru pertama kali ia di sentuh oleh cowo yang gak pernah ia kenal

"Orang stres!" gumam shila langsung bergegas ke kelasnya

                         *****
Fachri  keluar dari ruang guru setelah menghampiri bu siti, ia berjalan kembali menuju kelasnya

Di perjalanan ia membayangkan kejadian tadi, baru pertama kali ia menyentuh gadis seperti itu, bahkan ia tak menyadari bahwa ia menyentuh gadis, itu mungkin refleks karena ia tidak tahan mendengar ocehan gadis itu

Fachri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya

"Jangan pernah lakuin itu lagi!"gumam fachri

"Jangan!"
"Bukan seperti seorang fachri"

Fachri yang melihat wastafel di dekat kelasnya langsung menghampiri dan mencuci punggung tangannya yang sudah menyentuh gadis itu

                          *****
"Assalamualaikum" ucap shila

Tak ada jawaban apapun
Shila mendengar jelas suara mamahnya yang sedang berteriak, seperti sedang adu mulut, tapi dengan siapa ?

Shila langsung masuk kedalam rumah nya , ia tak menemukkan siapapun diruang tamu,shila terus mencari asal suara,di dapur shila melihat mamahnya sedang menangis sambil memaki seorang pria yang memunggunginya

"Jangan pernah sentuh shila!" teriak shinta, mamah shila

"Itu anak gue! ,jadi gue berhak ngapain aja ke anak gue !" ujar lelaki paruh baya

Air mengalir deras dipipi shila tanpa ia sadari

"Mamah!" ujar shila
"Nak, kamau udah pulang sayang?" tanya shinta masih terisak

"Papa?" shila menatap nanar lelaki di hadapannya

"Shila, kamu harus ikut papa!"ucap aziz, papa shila sambil menarik tangan shila, shila yang merasa tangan nya ditarik

"Mau kamu apain anak kita mas? Hah?" teriak shinta

"Ini urusan gue!" teriak aziz

"Kamu mau apain hah? Mau dijual? Iya? Terus kamu kasih ke pria kurang ajar biar kamu dapat uang mas?? iya???" ujar shinta yang menarik shila ke dalam pelukannya

"Mamah" isak shila
"Kamu tenang sayang, mamah bakal lindungin kamu, sekarang kamu masuk ke dalam kamar ya!, kunci kamar nya ya!" perintah shinta

Shila bergegas kekamar nya dan langsung mengunci kamar nya, ia kembali menangis mengingat tiga tahun lalu yang merenggut nyawa kakak perempuannya

Shila melihat bingkai foto yang terpajang foto ia bersama kakaknya

"Kakak" lirih shila
"Aku gak mau bernasib sama kaya kakak"
"Aku gak mau di jual sama papa ka!" ucap shila semakin terisak
"Aku gak mau!"
                           *****
Shila mendengar jelas keributan orangtuanya dibawah

"Gak puas kamu mas? Gak puas kamu buat anak kita mati? Shanas kamu jual dan kamu berikan ke pria jahat! ,sampe dia mati ! Orang tua macam apa kamu? Hah? Sejahat itu kamu sama anak kandung kamu sendiri! Hanya demi uang ? Iya ? Dan kamu berikan uang itu untuk bermain bersama wanita-wanita?" ujar shinta mengebu-ngebu

"Ah! Diam lo!" ujar aziz mendorong shinta sampai terjatuh

"Aw" lirih shinta

Shila yang mendengar ringisan mamahnya dari kamar langsung keluar dari kamar dan menghampiri mamahnya

"Mamah" ucap shila yang membantu mamanya berdiri

"Denger kamu mas! Gapapa kamu sakiti aku! Tapi jangan anak aku !" ujar shinta masih terisak 

"Orang tua gak tau diri!" tambah shinta

"Diem lo!" teriak aziz menampar shinta keras

"Papah!" teriak shila menatap papanya tajam

"Mulai sekarang papa bukan papa shila !" ujar shila penuh penekanan

"Dasar anak ga tau diuntung! Sudah di besarin malah ngelawan sama orangtua?!" teriak aziz sambil menampar shila

"Cukup! Keluar kamu mas! Atau aku teriak maling!" ujar shinta mengancam mantan suaminya itu

Aziz yang merasa terancam segera pergi dari rumah ini

Shinta yang melihat shila masih terisak menghampirinya dan langsung memeluk shila

"Maafin mamah sayang" ucap shinta lembut

"Mama ga salah"jawab shila serak

"Sekarang kamu ke kamar ya! Gausah dipikirin kejadian tadi!"ujar shinta

"Iya mah!"
 
                          

SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang