_Flashback_
"Shani kamu dari mana aja sii?" Ucap seorang gadis dengan wajah cemberut dan bibir maju 5 cm.
"Ehh.. Gre. Maaf aku baru selesai rapat OSIS"
"Ya Tuhan Shani. Kenapa ngga bilang sii? Aku nungguin kamu ampe lumutan di sini! Tau gitu aku ikut Kak Juan tadi" Gerutu gadis yang dipanggil Gre itu.
Shani menghela nafas panjang selalu saja Juan. Tapi mau bagaimana lagi? Gracia memang sangat mengagumi senior yang terkenal pintar itu.
"Iya iya maaf? Aku yang salah. Buat nebus kesalahan aku, gmana kalo beli ice cream"
Mata Gracia berbinar. "Seriusan?"
Shani mengangguk. "Duarius malahan"
"Ok ayokk. Ehh,, tapi makannya di traktir juga kan?"
Shani nampak berpikir. "Emang kamu lapar?"
Gracia mengguk lalu memegangi perutnya. "Cacing diperutku dari tadi udah demo minta jatah"
Shani menggelengkan kepalanya. "Iya iya aku traktir deh"
"Asikkk. Makasi Shani kesayangannya Gracia"
Shani tersenyum kecil. "Iya iya"
.
.Shani tidak dapat menyembunyikan perasaan bahagiannya ketika gracia terus saja memeluk lengannya dengan posesif.
"Pokoknya Shani harus sama Gracia. Ga boleh dekat dekat Nadse!"
Setelah makan malam dan ngemil ice cream. Gracia mengajak Shani untuk nonton bioskop. Niatnya mau berdua saja. Ehh,, tidak sengaja mereka bertemu Nadse. Dan Nadse dengan PDnya ikut bergabung tanpa bertanya apakah mereka setuju atau tidak.
Jujur saja Gracia tidak terlalu suka Nadse. Cewe itu suka sekali bersikap manja pada Shani.
"Shani liat deh" Nadse memperlihatkan sesuatu di layar ponselnya. Kapalanya bersandar di bahu Shani.
Tukan.. Apa kubilang. Si Nadse emang suka cari kesempatan. Ngapain coba nyender nyender?! Gerutu Gracia dalam hati.
"Shan, temenin ke toilet yukk. Aku pengen boker" Ucap Gracia sambil melirik ke arah Nadse saat ia mengucapkan kata "boker".
Nadse menegapkan tubuhnya, lalu melirik kecil pada Gracia. "Ya illah Gre. Lo kan udah gede. Ke toilet sendiri kali. Emang lo pikir Shani ajudan lo, manja banget jadi cewe." Nadse memutar bola matanya malas.
Shani menggelengkan kepalanya. Ia paham betul bahwa dua gadis ini pasti ribut jika bertemu.
"Udah udah. Yuk Ge"
Gracia menjulurkan lidahnya penuh kemenangan. Bagimanapun Shani pasti akan tetap memilihnya.
"Loh? Kita mau kemana Ge? Tadi katanya mau ke toilet?"
Gracia tak mempedulikanpertanyaan Shani. Ia menarik Shani menuju parkiran mobil.
"Kamu ga jadi BAB? Kita ga jadi nonton?"
"Aduhh.. Shani! Pliss deh.. BAB itu cuma pengalihan isu. Aku malas nonton ama kutu kupret satu itu. Mending kita nonton film di kamar aku aja yokk. Nonton film disney yang unchh unchh itu. Atau nonton spongebob?"
"Hmm.. Ok lah. Aku ngikut kamu aja"
"Makasi Shani?"
Cupp
Gracia mencium kilat pipi Shani.
Inilah yang membuat Shani tidak bisa menghilangkan perasaan sukanya pada Gracia. Gadis itu selalu bisa membuatnya tersenyum dengan semua sikap absurbnya. Dan Shani tidak bisa menolak apabila yang meminta adalah seorang yang amat disukainya. Seseorang yang ia inginkan menjadi lebih dari sahabat. Ia adalah Shania Gracia. Gadis kesayangannya.