Bagian I

290 20 2
                                    

Kalian tau nggak sih? Kesamaan yang paling mencolok diantara mereka itu apa? Iya, tepat sekali. Jika hati kecil kalian menjawab, kalo kesamaan mereka ada di huruf terakhir nama belakang mereka, maka kalian tidak salah sama sekali.

Nama mereka juga terdiri dari tiga kata dan huruf terakhir nama mereka semua adalah 'a'. Mereka hobi jajan, hobi ngemall, hobi main ps, hobi main nitendo, pajamas party kalo malem, apalagi musim puasa gini, mereka bisa menghabiskan malam disalah satu tempat tinggal anggotanya dan sahur bareng. Cowok berlima sahur bareng, kebayang gak lo gimana ramenya. Anyway mereka suka bola juga, tapi ada salah satu anggotanya yang ga terlalu demen bola, dia malah demen kucing. Hayo tebak siapa.

Yep, Gema Tunggal Dimitra, dia anaknya paling manly diantara yang lain, kalo liat badannya ya. Soalnya dia yang paling berotot dari yang lain, tapi muka gak mendukung sama badan sama suaranya. Badannya gede, mukanya lucu kayak anak kucing, terus suaranya gede kayak om-om, nggak sinkron sama sekali deh pokoknya.

Btw, sahur pertama malam ini mereka janjian sahur di tempat Dirga, karna katanya dia banyak stok makanan. Mereka sih nurut-nurut aja ya, toh Dirga ini yang nawarin. Ya jelas, mereka nginep juga disana, sambil nonton bola, nungguin sahur katanya. Sesekali kalo bolanya iklan atau udah abis, mereka bakal ganti channel nontonin acara-acara khusus sahur, kayak net tv gitu, yang ada Andre sama Sule, makanya mereka ikut-ikutan kocak.

Ohiya, mereka ini tidur disatu ruangan gede gitu, gelar kasur, katanya "gapapalah sob, kita tidur disini aja ya? gue gak enak sama anak-anak yang lain kalo tidur di kamar, mending gegelaran disini sambil nonton tv." Eh ujung-ujungnya kompor pun ikut diangkut di samping tv buat masak mie katanya. "Yaudahlah bro, serah elu." Seru yang lain.

Gema dari tadi udah nyolek-nyolekkin sikut si Banyu aja, katanya ngantuk pengen tidur. Padahal juga baru jam 10 malem. "Yaelah Gem, masih sore kaliii." Sahut si Bule berisik. "Yaa tapi kan Gema udah ngantuk, baaang." Sahutnya. Rasanya pengen nyakar Gema aja karna udah jadi sebegitu menggemaskan. Sampe semua anak-anak yang lain pada gak kuat pengen nyubitin dia. Hih gemes!

Mau nggak mau, si Banyu ikutan tidur, ngelonin Gema. Mereka ini meskipun gak sedarah tapi udah kayak Abang-Adek beneran. Si Gema ini udah gak ada canggung-canggungnya kalo sama Banyu. Apa-apa sama banyu mulu dia.

"Bri, lo coba deh, tolong matiin lampu disitu, dong?" Brian dengan sigap angkat kaki dan melaju ke sumber objek yang dimaksud si Bapak. Iya si Bapak Dirga maksudnya. "Udeh.."

"Siap, makasih, Bri."

"Ih lo kayak sama siapa aja!" Sahut Brian keki.

"Gimana nih ngomong-ngomong pembahasan kita kemarin? Tentang project terbaru kita tahun ini, gue pengen lebih dari sekedar yang udah-udah." Si Bapak ngomong dengan nada di tekan. "Ya gimana, atur aja pak, kita mah manut." Semua mengangguk setuju dengan timpalan Brian. "Yakin nih? Tapi gue takut kalian pada gak siap."

Ketakutan terbesar Dirga saat ini adalah, dia pengen berkembang, gak dia aja sebenernya tapi anak-anak yang lain. Mikirin gimana biar band mereka terus jalan, biar mereka bisa tetap diakui dan setidaknya, setelah 2 tahun manggung sana-sini coverin lagu orang, mereka juga pengen punya lagu sendiri, minimal single. Gak muluk-muluk direkrut buat masuk managemen terkenal.

"Udah, lo yakin aja sama kita, selama kita usaha dan solid bareng-bareng, apa sih yang nggak bisa kita lakuin? Kita ini tim bro, kita saudara, lo bisa kapan aja bersandar sama kita tanpa harus lo ngerasa berat sendiri." Ceramah Brian panjang. "Kapan sih, Ga, kita gak ada buat elo? Kapan juga kita gak pernah percaya sama lo seratus persen? Kita ini rely on you karna kita tau lo bisa dipercaya dan tanggung jawab, makanya kita kadang seringkali masih kayak 'ah biar Dirga aja yang urus, ah dia handal!' enggak gitu, Ga, enggak. Kita begitu karna kita seratus persen percaya sama lo, kita gak pernah sedikitpun ngeraguin lo, bahkan disaat grup kita kemarin diambang perpecahan..." Kali ini Jeno ikut menimpali.

Saat itu, malam yang harusnya menjadi suka cita untuk mereka karna awal Ramadhan, mendadak harus menjadi biru karna omongan Brian dan Jeno. Guess, who is not soft for Dirga? :")

Lanjut atau tidak nih, gaes? ;))

The RecklessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang