2. Bertemu Sang Rahasia

97 13 3
                                    

Solois muda, cantik dan berbakat merupakan deskripsi seorang Lee Ji Eun. Pesonanya begitu memancar di tengah gembar-gembor visual grup wanita. Gitar yang selalu melekat di pangkuannya menjadi daya tarik tersendiri dari solois IU. Dia kebanggaan masyarakat korea sehingga tidak jarang sesama idol maupun aktris terang-terangan mengidolakannya.

Tak terkecuali leader grup kenamaan Big Bang, Kwon Ji Yong. Agaknya lelaki itu berhasil menyembunyikan rasa kagumnya cukup lama. Seringkali pertemuan mereka pada suatu acara menggodanya untuk mengungkapkan kekagumannya tersebut. Sampai suatu waktu ketika ia berada di tempat kerjanya, e-mail yang berasal dari agensi Loen Entertainment berhasil membuat senyum semringahnya terbit. Sebuah permintaan kerja sama, Jiyong yang sudah lama menantikan momen itu langsung menyatakan setuju.

Jieun memasuki kafe dengan lantai susunan kayu, kaca bangunan yang lebar membuat jalanan ramai dapat terlihat dari dalam. Gadis itu menghampiri kasir untuk memesan makanan, dua gelas es kopi americano, dua buah pancake yogurt dan sepotong brownis ber-garnish krim vanilla. Lantas ia pun mengedarkan matanya untuk memilih tempat duduknya dan kursi dekat jendela menjadi pilihan yang tepat pikirnya.

Jieun memeriksa riasan pada wajahnya kemudian menyisir pelan rambutnya yang tergerai bebas. Kali ini ia mengenakan rok plisket merah muda sebatas lutut dipadukan dengan kemeja putih tanpa lengan.

Gadis itu mengecek waktu di pergelangan tangannya, sepuluh menit sebelum janji temu mereka. Belum lama ia melamun, pintu kafe terbuka menampilkan sosok yang ditunggu. Jiyong mengenakan setelan yang begitu santai, kaos lengan panjang bermotif tie dye perpaduan biru tua dan putih dipadukan dengan celana katun berwarna krem. Terakhir rambutnya ia sembunyikan dibalik beanie hitamnya.

Jieun bangkit dari duduknya untuk sekadar membungkuk sekilat lalu duduk kembali. Jiyong tersenyum kala pesanan mereka datang tak lama setelah ia duduk.

"Kamu kenal dengan pemilik kafe ini?" tanya Jiyong sembari memotong pancake cantiknya. Jieun mengangguk membenarkan.

"Pantas kamu bisa menyewa penuh tempat ini," lanjut lelaki itu sambil tertawa.

Jieun menyesap minumannya, "Tidak begitu juga, sebenarnya kafe ini baru buka jam tujuh malam."

Kepala Jiyong naik turun memahami penjelasan Jieun, lelaki itu mengedarkan padangannya ke sekililing kafe, lantai berwarna cokelat tua yang bertemu dinding putih.

"Ayo ceritakan bagaimana konsep lagumu," pinta Jiyong. Gadis itu terkesiap segera memusatkan perhatiannya pada proyek kolaborasi mereka. Tanpa mengulur waktu Jieun langsung memulai obrolan dan perbincangan mereka pun mengalir.

Langit gelap yang tampak dari jendela kafe menginterupsi mereka untuk mengakhiri pertemuan, waktu memaksa mereka untuk berpisah. Karena tempat itu akan segera dibuka terlalu gegabah jika mereka tidak segera beranjak pergi.

Saat di mobilnya, Jieun membuka ponsel, membuka ruang chatnya bersama Taeyang.

Lee Ji Eun

Kak terimakasih! 

Berkatmu akhirnya aku bisa berkolaborasi dengan Jiyong

Taeyang

Benarkah? Padahal aku belum mengatakan apapun

Tapi aku ucapkan selamat akhirnya keinginanmu tercapai

Sepertinya bukan kamu saja yang senang dengan kolaborasinya

Jiyong menyukaimu

Jieun terpaku pada ponselnya. Jiyong menyukaiku? Sesaat jari tangannya tidak kunjung bergerak. Apakah Taeyang sedang membuat lelucon?

Lee Ji Eun: Jangan menggodaku

Taeyang

Aku tidak menggodamu

Ini rahasia, simpan baik-baik

Setelah itu, Jieun benar-benar mematung tidak bersuara. Bagaimana bisa Jiyong bersikap seolah tidak ada apa-apa? Sungguh profesional.

***

PALETTE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang