Going Home

291 31 9
                                    

ps : play mulmed when you find this sign, 🔊 🔊 🔊
Enjoy! 😊

---

PRANG!

"BERENGSEK! BERANINYA KAU BERMAIN DI BELAKANGKU PAK TUA SIALAN!"

"AKU TAKKAN SEPERTI INI JIKA KAU TIDAK MEMULAINYA LEBIH DULU!"

"OH, KAU MASIH DENDAM, HUH?! SUDAH RATUSAN KALI KUBILANG KALAU AKU TIDAK SELINGKUH!"

Hentikan,

"JANGAN MENYANGKAL! AKU PUNYA BANYAK BUKTI."

"AKU TIDAK PERNAH MELAKUKANNYA! TEGANYA KAU BERMALAM DI HOTEL DENGAN JALANG SIALAN ITU!"

Hentikan, kumohon.

"HEY, JAGA UCAPANMU!"

Sungguh, aku muak dengan semua ini.

"OH, JADI KAU LEBIH MEMBELA JALANG ITU?! WANITA MACAM APA YANG MAU BERMALAM DENGAN PRIA YANG SUDAH MEMILIKI ISTRI DAN 3 ORANG ANAK?! APA NAMANYA JIKA BUKAN JALANG, SIALAN!"

"HENTIKAN! AKU MUAK DENGAN SEGALA OCEHANMU ITU!"

"KAU MUAK? BAIK, BUNUH SAJA AKU SEKARANG! AMBIL PISAU INI! BUNUH AKU! BUNUH!"

Jangan, aku tidak mau adik-adikku menyaksikan hal itu. Kumohon.

"KAU GILA?! LEPASKAN PISAU ITU SEKARANG!"

"Wae? Sirheo? Geurae, AKU AKAN MELAKUKANNYA SENDIRI!"
(Kenapa? Kau tidak mau? Baik, )

Tidak. Jangan lakukan itu.

"HENTIKAN! BAIK, AKU AKAN MENURUTI APA YANG KAU INGINKAN. KATAKAN, APA YANG KAU INGINKAN?!"

"AKU INGIN CERAI!"

Jangan, jangan hancurkan aku seperti ini. Kumohon, jangan turuti keinginan ibu, ayah. Kumohon.

"Baik, jika itu yang kau inginkan. Kita cerai. Puas?!"

Aku menggeleng sambil terus membenamkan wajahku dalam lipatan kedua tanganku. Aku salah dengar. Aku pasti salah dengar. Pasti ada sesuatu yang salah dengan kedua telingaku. Ya, aku pasti salah dengar.

Tok Tok Tok~

Aku menengadahkan kepalaku yang sedang duduk memeluk kedua kakiku di pojok kamar, menatap lamat pintu kamarku.

"Hanrae-ah, Ibu ingin bicara denganmu. Boleh Ibu masuk?"

Aku mengangguk walau tahu Ibuku tidak bisa melihatnya dan membiarkan Ibuku masuk ke dalam kamarku yang sengaja tidak aku kunci.

"Gadis pintar. Maaf, kau pasti ketakutan karena pertengkaran Ibu dengan Ayahmu. Ibu minta maaf, hm?"

Aku menatap nanar mata teduh Ibuku. Tidak bu, jangan menangis. Aku tidak sanggup untuk berkata-kata.

"Ibu minta maaf. Ibu tidak bisa mempertahankan Ayahmu lagi. Jika kami bersama, kami hanya akan saling menyakiti. Ibu minta maaf, Hanrae-ah."

Kumohon, bu. Jangan menangis dan meminta maaf seperti itu. Kau membuat hatiku tersayat lebih dalam.

"Pilihlah, kau ingin ikut dengan Ibu atau Ayahmu? Siapapun yang kau pilih, Ibu terima, Hanrae-ah."

Aku tidak mau memilih. Aku hanya ingin kalian berdua ada di sisiku. Tidak bisakah?

"Jawab Ibu, sayang. Jangan terus menangis seperti ini. Kau membuat ibu khawatir."

Aku ingin mengatakan semua yang ada di hatiku, bu. Tapi aku tidak mampu bahkan untuk sekedar membuka mulutku.

Him -KJH- |One Shot Stories| {✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang