Memories

305 37 0
                                    

Aku duduk termenung di atas ranjangku. Menatap kosong sebuah album foto yang tergeletak di depanku. Benda yang beberapa bulan ini selalu ada di dekatku. Kapan pun, dan di mana pun.

Tanganku terulur untuk menyentuh cover dari album itu. Terkadang, aku berpikir untuk menyimpannya di dalam gudang. Bahkan aku pernah berpikir untuk membuangnya. Tetapi, ada satu pertanyaan yang pasti timbul di hatiku, 'Apa aku sanggup?'

Aku tidak mengerti. Mengapa merelakan orang yang sangat kita cintai terasa amat sulit? Aku ingin merelakannya. Sangat ingin. Tetapi, rasa hampa yang terus menerus datang, terasa begitu menyesakkan.

Keadaan ketika kau terbiasa menjalani hari-harimu bersama seseorang, lalu tiba-tiba orang itu menghilang begitu saja dari hidupmu. Bukankah terasa sangat menyakitkan? Membayangkan menjalani harimu tanpa keberadaannya, bukankah sudah terdengar sangat menyedihkan?

Dan aku menghadapi keadaan itu sekarang. Keadaan di mana aku terbiasa menjalani hidupku bersama seseorang yang begitu aku cintai, lalu tiba-tiba orang itu menghilang begitu saja. Yang tersisa hanya kerinduan yang kian menggunung di sudut hatiku.

Aku mulai membuka album foto itu. Menatap lamat foto-foto yang ada di dalamnya. Otakku secara otomatis mengingat kenangan yang terpotret di dalam foto-foto itu. Begitu banyak kenangan yang tersimpan di sini.

Mataku tertuju pada sebuah foto. Foto di mana aku dan dirinya tengah memegang sebuah kue, memakai topi ulang tahun dan tersenyum manis ke kamera. Foto ini diambil saat hari ulang tahunku. Aku ingat dengan jelas bagaimana ia menghilang tanpa kabar sedikit pun di hari ulang tahunku. Membuat pikiranku dihujani oleh kekhawatiran akan dirinya. Tapi, ternyata dirinya tengah menyiapkan kejutan untukku. Terdengar klasik memang, tapi sudah sangat membuatku bahagia.

Karena bagiku, hal sekecil apapun yang ia lakukan untukku, terasa sangat amat berarti.

Mataku beralih pada foto berikutnya,

Foto yang kuambil secara diam-diam menggunakan kamera yang baru ia berikan untukku kala itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Foto yang kuambil secara diam-diam menggunakan kamera yang baru ia berikan untukku kala itu. Ia mengajakku pergi kencan ke sebuah restoran dan ia memberikan sebuah kamera untukku. Ia sangat tahu bagaimana diriku yang begitu menyukai fotografi saat itu. Aku masih ingat wajah bingungnya yang terlihat menggemaskan bagiku. Ia sibuk mencari ponselnya yang ternyata tertinggal di toilet. Setelah menemukan ponselnya, ia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan berlagak sok-cool ketika keluar dari toilet. Ck, dasar ceroboh.

Pandanganku beralih. Tanpa sadar, aku tersenyum ketika mataku tertuju pada sebuah foto yang begitu berarti bagiku. Foto yang diambil saat pertama kali ia menyatakan perasaannya padaku. Hari di mana aku merasa menjadi orang yang paling beruntung di dunia ini. Degup jantungku yang seolah ingin melompat dari tempatnya, perasaan bahagia, terharu, dan senang yang bercampur menjadi satu. Masih terekam jelas oleh hatiku.

Aku meletakkan satu tanganku di atas dadaku. Debaran jantungku yang tak beraturan, begitu terasa. Bahkan hanya dengan melihat foto ini, mampu mebuat jantungku berdebar, lagi dan lagi.

Him -KJH- |One Shot Stories| {✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang