Epilogue

135 23 2
                                    

🎵 BTS - Butterfly (prologue mix)

Aku berjalan perlahan menyusuri garis pantai ditemani semilir angin sore yang menerbangkan anak rambutku. Gurat jingga sang surya di ufuk barat menunjukkan keindahannya dengan begitu anggun.

Aku terus melangkah sembari menikmati lembutnya pasir pantai dan deburan ombak yang menyentuh kakiku. Ah, aku melepas sepatuku tadi dan meninggalkannya di... Hey, aku sudah berjalan cukup jauh ternyata. Aku mendapati sepatuku tergeletak cukup jauh dari tempatku berdiri saat ini.

Aku berhenti berjalan, lalu merentangkan kedua tanganku menghadap matahari yang hampir tenggelam dengan semburat indahnya menghiasi langit. Dadaku sesak dipenuhi perasaan yang aku sendiri pun tidak mengerti. Bahagia? Atau lebih tepatnya, lega?

Seulas senyum terpatri di wajahku. Aku menatap sekeliling, lalu membenarkan rambutku yang sudah tidak karuan tertiup angin. Hah, perasaan macam apa ini?

Tanganku terulur, seolah mencoba menggapai matahari yang kian turun di ujung sana. Tapi itu mustahil, bukan? Aku tidak akan mampu meraihnya sampai kapan pun karena ia berada begitu jauh dari jangkauanku.

Aku melangkah mundur, lalu duduk dengan memeluk kedua lututku. Matahari itu, lagi-lagi mengingatkanku akan dirinya. Dirinya yang kini begitu jauh dari jangkauanku, dan tak mungkin bisa kuraih. Sampai kapan pun.

Pantai ini memang selalu menjadi tempat terbaik untukku menenangkan diri, atau sekedar berjalan santai menikmati birunya laut yang tampak tak berujung. Matahari memang begitu indah. Ia jauh, namun sinarnya mampu menyinari bumi dan isinya. Ia jauh, namun kita masih bisa merasakan kehangatannya. Setidaknya begitulah yang kupikirkan.

Begitu pula dirinya. Ia sudah berada jauh di luar jangkauanku, namun aku masih bisa merasakan kehadirannya disisiku setiap saat. Aku memegang dadaku sesaat, lalu tersenyum. Ya, dia selamanya aman di sini. Tersimpan rapat di sudut kecil jauh di dalam sana.

Aku merelakannya.

Aku melepasnya. Membiarkannya terbang tinggi dengan sayapnya yang indah tanpa secuil pun penyesalan.

Aku selalu menanti momen ini. Momen dimana aku mengingat namanya dengan seulas senyum bangga terpatri di bibirku.

Dulu, aku bertanya-tanya. Apa aku mampu? Apa aku mampu bahkan hanya untuk menyebut namanya tanpa genangan air mata di sudut mataku. Apa aku mampu mengingat kenangan yang ia tinggalkan tanpa harus terjaga semalaman karena rasa rindu yang begitu mencekik hingga membuatku kesulitan bernapas.

Namun sekarang, momen yang dulu kuragukan akhirnya datang. Momen dimana aku benar-benar melepasnya dengan ikhlas.

Berdamai dengan diri sendiri bukanlah hal mudah. Terlebih dengan segudang kenangan indah yang ia tinggalkan. Canda, tawa, marah, bahkan tangisnya tersusun rapi di benakku layaknya film dokumenter yang siap diputar kapan pun aku mau.

Janjinya untuk selalu berada di sisiku, hanya tinggal sepatah kata yang turut tersimpan dalam memoriku.

Aku tidak menyesal. Aku tidak menyesal pernah berpegang pada janjinya. Aku sama sekali tidak menyesal walau kini ia tidak mungkin bisa memenuhi janjinya lagi.

Jika momen-momen itu tidak pernah terjadi dan aku tidak pernah bertemu dengannya, mungkin hal itu yang akan kusesali.

Aku menarik napas dalam, dan mengeluarkannya perlahan. Dadaku terasa sesak dipenuhi perasaan yang meluap-luap. Apa seperti ini rasanya ketika kita benar-benar melepas kepergian seseorang dengan ikhlas?

Di beberapa malam, mungkin aku akan begitu merindukannya. Aku akan begitu menginginkan keberadaan dirinya di sisiku saat itu juga. Namun aku tidak akan membiarkan tangis kesedihan menguasai diriku.

Aku akan selalu mengingat dan menyimpan namanya jauh di dalam hatiku. Bagaimanapun, namanya sudah terukir begitu indah di dalam sana. Mustahil untuk menghapusnya, atau bahkan menggantinya dengan sebuah nama yang baru.

Keadaanku yang jatuh bangun berusaha mepelasnya dulu, akan kuanggap sebagai proses pendewasaan diri. Aku akan jauh lebih kuat kedepannya, walau aku sudah kehilangan sandaran ternyaman dalam hidupku.

Aku tidak menyesal pernah mengenalnya. Aku tidak menyesal membiarkannya masuk ke dalam kehidupanku bahkan begitu dalam. Aku sama sekali tidak menyesal.

Ia hanya begitu indah, hingga aku tidak boleh menggenggamnya terlalu lama. Suatu saat, ia akan terbang jauh dengan kedua sayapnya yang begitu indah. Dan kini, saat itu telah tiba. Dan saat ini pun, aku melepas dirinya yang sudah terbang jauh dengan senyum lega.

Matahari kian turun, menandakan tugasnya sudah selesai hari ini dan ia harus kembali ke tempatnya, membiarkan sang rembulan menggantikan posisinya. Bahkan di saat matahari akan tenggelam pun, ia masih memperlihatkan semburat indah seolah ia tidak menyesali apa pun.

Begitu pun diriku. Aku tidak menyesal membiarkannya pergi ke tempat di mana ia seharusnya berada.

Kim Jonghyun. Kau percaya kehidupan selanjutnya benar-benar ada? Jika hal itu memang ada, ayo kita hidup bersama sedikit lebih lama. Ayo kita buat memori indah lebih banyak dari ini. Kau akan menungguku, bukan?

Mulai saat ini, aku akan berjalan bersama kenangan yang kau tinggalkan dengan damai. Aku akan menjalani hidupku dengan lebih bahagia dari sebelumnya. Aku tidak akan menjanjikan hal ini, tapi aku akan berusaha semampuku.

Aku menjulurkan sebelah tanganku ke arah langit yang mulai gelap.

Nah, sekarang pergilah dengan damai. Ingat baik-baik, aku sudah melepasmu tanpa kesedihan, jadi berbahagialah di sana. Terbanglah yang tinggi dengan sayapmu yang indah. Jika kau menoleh ke belakang, aku akan ada di sana dengan senyum bangga sembari melambaikan tanganku ke arahmu.

Kerja kerasmu, perjuanganmu, akan selalu tersimpan bersama kenangan yang kau tinggalkan di dalam hatiku. Aku akan selalu membawanya sampai nanti. Sampai ajal benar-benar menjemputku.

Kini saatnya bagiku untuk benar-benar melepasmu. Terbanglah yang tinggi, Kim Jonghyun.

◀️END▶️

Hello! How have y'all been, guys?
So, this is the last from me.
Udah tepat 1 tahun setelah kepergiannya and well, i still can't hold up my tear whenever i see him. But now, we must let him go peacefully.

Terima kasih buat kalian yang setia baca work author ini dari awal, sampe kalian baca kalimat ini. Love sign buat kalian 💚

Udahan sedihnya. Dia udah bahagia dengan pilihannya saat ini, jadi kita juga harus ikut bahagia. Iya kan? Jaga kesehatan kalian, semangat terus, do'ain yang terbaik buat dia.

Dan terakhir, author mau minta maaf kalo seandainya ada kalimat atau perkataan author yang menyakiti atau kurang berkenan buat kalian...
I'm not good to say goodbye, but i hope, y'all doing well on your own...

Ya, kayanya udah ya sampe sini aja wkwk. Sampai jumpa di kesempatan selanjutnya! Big luv for u guys 💚

Regards,
Jellyyzzz

Him -KJH- |One Shot Stories| {✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang