Bagian 5 : Taruhan?

219 35 4
                                    

Bel istirahat pun berbunyi Afnan dan Silla kekantin tanpa Erika, Erika memilih diam di kelas sampai jam istirahat habis. Erika masih kesal pada Afnan soal tadi pagi jadi selama pelajaran dimulai Erika tidak bicara pada Afnan. Kalau dengan Silla? Mereka masih suka mengobrol dijam pelajaran kok.

"Erika" ada yang memanggil namanya Erika langsung melihat kearah yang memanggilnya.

"Surya?" Surya melangkah mendekatinya dengan kotak makan ditangannya.

"Duduk ya" Erika mempersilahkannya duduk, namun Surya menggelengkan kepalanya.

"Enggak Er gue cuma mau ngasih lo ini aja, di makan ya er. Bye". Surya memberikan kotak makan itu dan melemparkan senyum pada Erika sebelum ia pergi.

"Em-makasih ya, tapi- "  Sebelum Erika menyelesaikan ucapannya Surya langsung pergi dari kelasnya.

"Kenapa dia ngasih gue ini? Maksudnya apa ?" Erika menggaruk belakang kepalanya karena ia heran dengan kelakukan Surya yang tiba-tiba memberinya kotak makan. 

Erika pun membuka kotak makan yang diberikan surya, isinya 2 potong sandwich dan sebuah Post It dengan gambar emoticon mengedipkan sebelah mata.

"Surya apaan sih".

"Cie yang bekel makan" celetuk Andi yang tiba-tiba duduk disamping Erika.
"Nih lo mau? Ini dari surya".

"Hah serius ini dari surya? " Erika mengangguk.

"Kayaknya dia bener suka lo deh Er".

"Apaan si Ndi ngaco ah" Erika memukul pelan bahu Andi.

"Bener Er, buktinya dia perhatian ke lo".

"Perhatian bukan berarti suka Ndi, lagian gue anggep dia temen sama kaya lo".

"Iya deh iya terserah lo hahaha".

"Lo sama Afnan gimana?" ucap Andi sambil menyuapkan sandwich ke mulutnya.

"Ya gitu".

"Gitu gimana?"

"Em ya gitu".


*****

Waktu terasa begitu cepat bel pulang pun sudah berbunyi 10 menit lalu. Dihalte dekat sekolah Erika menghubungi Anggi berkali-kali untuk minta jemput tapi tidak ada jawaban terus dari tadi.

Sebuah motor yang familiar bagi Erika berhenti tepat didepannya.

"Bareng gue yuk Er" ucapnya tanpa melepas helm fullfacenya.

"Gue lagi nunggu bang Anggi Za" Erika tahu siapa yang ada dibalik Helm tersebut.

"Bentar lagi hujan loh".

Iya sih dari tadi uda mendung, kalau gue tolak trus bang Anggi enggak datang-datang gimana?

"Yaudah yuk" Erika langsung menaiki motor Reza.

Sekitar 15 menit menelusuri jalanan Erika dan Reza sudah sampai dirumah milik Erika.

"Thank's ya Za, mau masuk dulu?" ucapnya setelah turun dari motor.

"Enggak usah lah Er gue mau langsung pulang aja, yaudah masuk sono udah gerimis".

"Iya, hati-hati lu".

Erika pun masuk kedalam rumahnya dengan buru-buru karena sudah tak sabar ingin memaki Anggi karena tidak menjemputnya. Tapi saat ia masuk kerumah Erika tidak melihat Anggi yang biasanya sedang mengerjakan skripsinya diruang tamu dan menonton tv. Erika pun berniat untuk kekamarnya dan saat ia buka pintu kamarnya Erika terkejut dengan apa yang ia lihat.

Tentang DIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang