15. Bertemu kamu

2.6K 155 1
                                    

Yeay! Akhirnya minggu yang ditunggu-tunggu telah tiba.
Sengaja sedikit ku poles wajahku, agar terlihat sempurna dimatanya. Jujur saja, hati ini kembali berdentum sangat kencang. Tak terbayang bagaimana kerasnya jantung ini berdebar saat kembali bertemu dengannya.

Setelah bersiap, aku pun bergegas menuju tempat yang sudah kita pilih, Cafe Ria. Cafe yang cukup hits dan instagramable.

Oh iya, aku hampir saja lupa mengabari Sipit dimana kita akan berjumpa. Segera mungkin aku mengirimi lokasi kepadanya.

Cukup lama menunggu Randu yang tak kunjung muncul. 20 menit pun berlalu. Tak ada satupun kabar darinya. Cemas yang ku rasa. Beberapa kali aku mencoba menghubunginya tapi tak ada jawaban.

Ku coba menghubungi teman dekat Randu. Namun yang kudapati justru kabar buruk.

Randu kecelakaan. Segera mungkin aku bergegas menuju rumah sakit dan mengabaikan Sipit yang baru saja datang.

Setelah tiba di rumah sakit, tampak keluarga Randu semua berkumpul dan ibu Randu langsung memelukku. Aku bertanya bagaimana keadaan Randu. Tak ada jawaban.

Aku makin gusar dan bingung. Kenapa semua diam. Tiba-tiba dokter keluar dari IGD.

"Keluarga dari Randu Dirgantara. "
"Iya Dokter. Bagaimana keadaannya?" Sahutku dengan cepat.

"Mohon maaf kami sudah melakukan yang terbaik. Tapi kondisinya masih kritis. Akibat benturan yang sangat keras, mengakibatkan gagar otak. Ada kemungkinan, mengalami amnesia. Saya harap banyak berdoa supaya pasien lekas melewati masa kritisnya."

Tuhan, betapa hancurnya hati ini. Mengapa bisa begini. Aku takut Randu gak bisa sadar. Aku mohon Randu bangun.

Berhari-hari Randu tak kunjung sadar. Tak bosan setiap sore sepulang kerja, aku mengunjunginya. Walaupun jaraknya cukup jauh dari asramaku. Demi Randu pasti ku lakukan.

"Ayo randu, bangun. Aku butuh kamu. Kita kan mau main bareng. Jangan bikin aku takut dong. " Gumamku sambil memandanginya.

Wajah tampan yang menjadi moodboosterku sekarang sudah tak tersenyum lagi.

Malam pun tiba, aku harus kembali ke asrama. Sebelum pulang, aku berpamitan kepada Randu, walaupun tak ada jawaban darinya.

Hal aneh terjadi. Raut wajah Randu berubah, dia tersenyum dan membuka matanya.

"Tante, Randu sadar."
"Sebentar nak, tante mau panggil Dokter."

"Randu, kamu gakpapa? Yang mana yang sakit?"


Tunggu lanjutannya di next part. Terimakasih yang sudah membaca  😊

Randu DirgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang