8. Teka teki

3K 173 3
                                    

Berbulan-bulan ku habiskan waktu mengejar cita-cita. Akhirnya aku berhasil mengalahkan semua ketakutanku. Kini Amanda Mileana, sudah menjadi wanita karir dalam dunia militer seperti yang diinginkan.

Beberapa hari sebelum wisudaku, aku sempat memegang alat komunikasi untuk menghubungi orang tuaku. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan telfon dari nomor tak dikenal.

"Halo. Ini dengan siapa?" Jawabku mengawali pembicaraan.
"Ini aku Randu. Selamat ya kamu sudah berhasil. Aku bangga. Bolehkah aku datang ke acara wisudamu?"

Aku hanya terdiam, tak bisa berkata. Kemana saja kau, kenapa baru sekarang datang menghubungiku.

"Hey,  mengapa diam? Apa aku membuatmu heran?" Sambungnya.

Kenapa masih bertanya? Ahh, sudahlah terserah dia.

"Oh, terimakasih. Btw, dateng aja. Gakpapa kok."

"Ya udah bye."

Belum juga aku jawab, telfon sudah putus. Aku tak tahu harus senang atau sedih. Hati kecil berkata bahwa hati ini senang. Setidaknya saat wisuda. Aku terlihat seperti wanita bahagia yang telah memiliki lelaki idaman.

Hari wisuda pun tiba. Tak ku liat batang hidung Randu. Hanya kedua orang tuaku dan seorang wanita, tapi betapa asingnya wanita itu. Mungkin bisa jadi dia saudara jauh ku.
Ingin ku bertanya siapakah dia, aku pikir tidak sopan untuk menanyakan itu. Jadi ku biarkan saja.

Setelah lama berkumpul bersama. Tiba-tiba seorang lelaki berbadan kekar dibaluti seragam berwarna biru, yang keliatannya tak asing bagiku. Yah benar dia Randu. Dia datang dengan membawa bundel berisikan bunga mawar berwarna pink. Kesukaanku.
Tanpa berpikir panjang, aku langsung memeluknya. Betapa merindunya aku setelah 2 tahun lamanya tak pernah berjumpa.

Mataku sangat berbinar dan senyumku pun berseri. Bahagia tak terduga yang ku rasa.

Saat tengah asik berbincang dengannya. Ia memotong pembicaraanku.

"Maaf ya aku potong sebentar. Manda, aku tau, kamu pasti kepo siapa wanita ini. Jadi aku kenalin. Dia adik aku, namanya Naura."

Oh adik? Lega sekali ku mendengarnya.

"Hai Naura, Aku Manda."  Sambil mengulurkan tangan.

"Hai kak." Sambungnya.
"Manda, maaf ya kalo selama ini aku menghilang. Sebenernya aku selalu merindukanmu. Jujur aku tak berani memberimu kabar."
"Mengapa begitu Randu?"
"Sebenarnya aku sudah menjadi milik orang lain."

Aku bingung. Tak paham dengan apa yang Randu katakan.

"Loh, maksud kamu apa? Siapa orang itu?"
"Naura, Manda."

Semakin panas saja suasana ini. Seketika wajahku memucat.

"Bukannya dia adikmu?" Tanyaku dengan perasaan kepo yang luar biasa.
"Iya dia memang adikku. Tapi kami adalah saudara jauh. Ada satu alasan kenapa aku bisa dengannya. "

Hancur rasanya hati ini. Di moment yang mungkin sekali dalam hidupku. Kamu berhasil menghancurkanya.

Setelah sekian lama ku menjaga hati dan berusaha memantaskan diri untuknya, jadi ini balasanmu kepadaku. Atau bentuk balas dendam, karena dulu aku begitu jahat kepadamu.

"Apa alasannya?" Tanyaku dengan tampang sok tegar. Jujur saja, air mata ini sudah siap tumpah.

"Kamu bisa ikut aku sebentar, Jangan bicara disini. Gak enak sama orangtuamu." Bisik Randu.

Kami pun berjalan menuju taman. Disepanjang jalan, aku hanya termenung. Dan terus memikirkan apakah ini mimpi. Aku tak pernah menyangka, kata manis yang ia ucapkan kepadaku hanya kata palsu. Sama seperti lelaki bajingan diluar sana.

"Jadi begini Manda, Sebenarnya aku sudah...."

Lanjutannya next time ya. Terimakasih yang sudah baca. 😊

Randu DirgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang