7. Kecanduan ini

3.2K 194 0
                                    

Dear Randu. Hari ini aku butuh kamu banget nih. Besok, hari yang ku tunggu-tunggu. Aku mau kembali berjuang mengejar cita-citaku. Rasa khawatir dan takut mulai menghampiri. Ingin rasanya ku bertukar keluh kesahku ini kepadamu. Tapi aku tau, kamu pasti marah kepadaku, karena aku pesimis. Tapi aku tak peduli apapun responmu , aku akan tetap menceritakan perasaanku hari ini. Sayang sekali hari ini bukan hari liburmu.

Tulisku didalam buku berwarna pink kesayanganku.

Seperti yang kalian tau. Randu adalah sosok yang dewasa. Hanya ia yang bisa menaklukkan sifat kekanak-kanakanku.

Jauh sebelum hari yang kutunggu datang. Randu sempat menanyakanku bagaimana perasaanku, apakah aku takut berjuang kembali memperjuangkan cita-citaku yang kemarin terpending?
Aku menjawab "iya"
Respon yang ku dapati darinya tidak begitu buruk. Dia meyakinkanku untuk selalu optimis dan percaya bahwa aku bisa. Saat itu aku tenang, tetapi sekarang, aku panik seakan kehilangan arah dan ketakutan akan kegagalanku datang kembali.

Mengapa dikeadaan begini aku sebegitu candu kepada Randu?
Seperti yang ku ceritakan sebelumnya. Ia pernah begitu keras menghiburku disaat aku down. Karena kegagalan menggapai cita - cita. Merasa nyaman dan aman. Karena dia mampu mengerti apa yang kurasa saat itu. Hanya itu alasan yang bisa ku ungkapkan mewakili semua ini. Yang jelas cuma satu.

Randu, Aku butuh kamu!

Tapi aku sadar. Tak seharusnya aku ketergantungan kepadanya. Toh, kita hanya sekedar teman, aku tak mau hatiku berharap terlalu besar kepadanya. Aku tak sanggup untuk patah hati lagi.

Di suatu sore, saat memutar playlist lagu koleksiku. Aku tersadar sesuatu dalam sebuah lagu.

Keluarlah dari zona nyaman
Sembilu yang dulu
Biarlah berlalu
Bekerja bersama hati
Kita ini insan bukan seekor sapi
Sembilu yang dulu
Biarlah membiru
Berkarya bersama hati

Aku berpikir, mungkin aku harus memantaskan diriku. Memperbaiki masa depanku dulu. Baru memikirkan perihal Randu. Jodoh tidak akan kemana. Dan mulai saat ini, aku akan memantaskan diri untuk kelak bersiap mendampinginya.

Randu DirgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang