11 - Tukang nampar

1.3K 86 3
                                    

(Cerita dengan kosakata dan diksi yang baru setelah di republish, namun masih mengikuti alur cerita yang lama)


© Chocolaterrys

•••



Plak.

"Aishh, apa sekarang menampar adalah hobimu? Jangan jadi wanita yang kasar." Celetuk Dong Man

"Mau ku obati atau mau kutampar lagi?" Tanya Ae Ra pada Dong Man, Dong Man bergidik ngeri. "Ne, aku diam."

Ae Ra dengan serius membersihkan luka Dong Man dan mengobatinya dengan akurat.

"Selesai."

Ae Ra langsung membuang kapas yang digunakan untuk membersihkan luka Dong Man tadi ke tempat sampah.

"Gomawo." Ucap Dong Man memegang hidungnya.

"Me too." Ae Ra langsung tersenyum lebar menjejerkan gigi giginya yang rapih itu.

Melihat Ae Ra tersenyum begitu, jujur saja membuat Dong Man menjadi meleleh dibuat nya *eakk

Meski sifatnya yang tengil, jutek, dan menyebalkan. Jika ia tersenyum seperti itu jujur saja membuat wajahnya terlihat, cantik.

"Choi Ae Ra."

Panggilan Dong Man tadi membuat Ae Ra berhenti memainkan ponselnya. "Mwo?"

"Seperti nya aku jatuh cinta padamu." Ucap Dong Man menatap Ae Ra yang sepertinya terlihat kaget begitu mendengar ucapannya.

Ae Ra terlihat bingung, sebenarnya Dong Man mengatakan hal yang sejujurnya atau tidak.

"A-aniyo, kau ini! Aku sedang malas membahas hal seperti ini." Ae Ra berusaha mengalihkan pembicaraan yang Dong Man utarakan tadi.

"Aku benar-benar menyukaimu, bagaimana perasaanmu padaku?" Tanya Dong Man menatap Ae Ra penuh harapan.

Ae Ra tentu saja bingung, bagaimana bisa seorang pria setampan dan setenar Ko Dong Man menyatakan perasaan nya pada Ae Ra yang hanya seorang wanita menyebalkan dan seperti anak-anak.

"Mwo? Ottoke.. bukankah kau bilang kau hanya boleh meminjam motor ini selama satu jam saja? Kalau begitu ayo pulanglah." Ucap Ae Ra berdiri dan mendekati motor yang tadi dibawa Dong Man.

"Ayo pulang." Perintah Choi Ae Ra

Dong Man menghela nafasnya. Ia berjalan mendekati motor itu dan menaikinya.

"Tunggu." Ae Ra langsung mengambil helm yang tertinggal di meja nya tadi kemudian memakaikan nya ke Ko Dong Man.

"Pakai ini."

"Baik, naiklah." Ucap Dong Man, Ae Ra segera naik dan Dong Man langsung melajukan motor tersebut menuju arah Apartemen.

•••

Sul Hee memilih untuk pergi ke sebuah BAR di kota Seoul, jujur saja ia lebih suka menjadikan alkohol sebagai pelariannya dibanding orang lain.

Sul Hee menangis sejadi-jadinya ditempat itu, ia tidak peduli bagaimana orang lain melihatnya yang menangis di meja paling belakang.

Ia tidak peduli.
Perasaan nya begitu sakit malam ini, dan entahlah ia benar-benar merasa dikhianati sekarang.

"Kenapa kau tega sekali, haha. Kau--- haha" Sul Hee mulai menerima dampak dari alkohol yang diminumnya itu.

"Aku benci."

Plukkk

••

Sebelum tiba di Apartemen, Dong Man mengembalikan motor tersebut kepemilik toko yang berada dekat Apartemen kemudian baru mereka berjalan menuju Apartemen.

Setiba di parkiran Apartemen, Dong Man melihat sebuah mobil yang tak asing lagi, namun entahlah Dong Man memilih untuk mengabaikannya.

Sesampainya di lantai 7 dan didepan pintu nomor 716--Kamar Ae Ra-- Ae Ra langsung mengucapkan terimakasih lagi pada Dong Man.

"Gomawo, sekali lagi untuk malam ini." Ucap Ae Ra berdiri didepan pintu kamarnya

Dong Man mengangguk. "Bagaimana dengan Sul Hee? Kemana ia pergi?" Tanya Dong Man. Ae Ra menaikan satu alisnya "Aku tidak yakin sih, tapi jika seperti ini biasanya ia akan pergi minum dan tidak mau diganggu."

"Tapi aku yakin ia pasti pulang." Lanjut Ae Ra, Dong Man mengangguk.

"Bagaimana soal yang tadi?" Tanya Dong Man lagi. "mwo??" Ae Ra menaikan satu alisnya.

"Jangan berpura-pura bodoh begitu, aku tahu kau mengingat nya Choi Ae Ra." Dong Man langsung menarik lengan Choi Ae Ra untuk lebih dekat dengannya.

"Bagaimana perasaanmu padaku?" Tanya Dong Man lagi. Ae Ra menatap Dong Man kaget ketika ia menariknya begitu. Hal ini membuat jantung Ae Ra berdetak lebih kencang dari biasanya.

Padahal, Ae Ra adalah wanita yang tidak bisa jatuh cinta dengan siapapun. Namun sepertinya hal tersebut kini musnah.

"Kenapa diam? Apa jantungmu berdebar di dekatku?" Dong Man tertawa kecil.

"Ha? Aniyo, lepaskan aku. Jujur, Kau membuat ku takut jika kita berdekatan seperti ini." Ae Ra langsung melepaskan genggaman tangan Ko Dong Man.

"Aku masuk kamar dulu. Anneyong. Selamat tidur." Ae Ra langsung membalikan badannya dan memegang knop pintu.

"Choi Ae Ra."

Dong Man memanggil nya lagi. Ae Ra langsung memutar kan badannya 180° dan menatap Dong Man.

"Ada apa?" Ae Ra menaikkan satu alisnya, namun tangannya masih memegang knop pintu.

Cupp.🙈🙈

benda kenyal itu berhasil menempel dan mendarat dengan baik di bibir si mangsa, membuat si empunya bibir merasa getaran yang luar biasa yang muncul dari dalam dada wkwk. #abaikan

"Selamat tidur juga."

Ae Ra langsung masuk kedalam kamarnya dengan perasaan yang sudah tidak bisa ia deskripsikan lagi.

Otoke..otoke..otoke

Ae Ra langsung menyembunyikan wajahnya dibalik bantal dan terus memegang bibirnya itu.

Sementara diluar Dong Man berfikir apa yang baru saja ia lakukan. Apa ia terlihat seperti pria byuntae tadi? Yaa namanya juga refleks, maklum #plisabaikan.

Dong Man memilih untuk pergi ke kamarnya yang terletak tepat tiga langkah dari kamar Ae Ra.

Tiba-tiba..

.

.

Bersambung dulu gengs!!
Wkwkw lanjut besok Yee

Paypay🙈

Philophobia [Complete]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang