18 prince__four

8.1K 1.3K 185
                                    

Ibu Yoona telah berangkat ke Jepang dini hari. Tersisalah kedelapan belas anaknya dan Heeso.

Kalo kalian pikir di rumah itu gak ada pembantu. Salah. Dirumah itu banyak sekali pembantu.

Biasalah orang kaya, serba praktis.

Heeso yang terbiasa bangun pagi. Berkeliling di taman belakang. Taman belakang itu sungguh luas. Bahkan ada jalur sungai buatan yang mengalir.

"Sejuk banget. Kayak dihutan."

Heeso berlari-lari kecil saking bahagia. Rasanya kemaren seperti mimpi.

Ia dapat tinggal disini. Kamarnya sangat luas. Tidur dikasur yang nyaman, dan empuk.

Saat dirumah biasanya ia tidak tidur dikasur melainkan tidur di tikar anyaman.

Kamarnya digunakan oleh kakak tirinya. Sehingga ia sendiri terpaksa tidur di gudang kecil lantai atas. Dingin dan sempit.

Tapi sekarang ia tidak akan seperti itu lagi. Ia akan tinggal disini, asalkan melakukan tugas dengan baik.

Bukan pembantu, tukang kebun, apalagi tukang sikat wc.

Pengasuh. Itulah kata yang tepat untuk pekerjaannya menurut ibu  Yoona kemaren malam.

Drttt....drttt ...

Boss
|Pagi Heeso.
Mama sudah berangkat ke Jepang, maaf gak pamit dulu sama kalian.
Hmmm...gak usah basa basi ya

|tugas pertama kamu bekerja disini adalah mendapat semua nomor telepon anak saya.

|pokoknya tugas itu harus selesai kamu kerjakan selama empat hari. Kalo sudah selesai , kirimkan nomor mereka ke saya.

|saya tunggu hasil kerja kamu. Semangat^^

Heeso tersenyum gembira. Menurutnya itu adalah tugas yang mudah untuk dikerjakan.

Heeso melangkahkan kembali kakinya pelan. Di dengarnya sayup-sayup suara yang makin mendekat.

"WE'RE SO YOUNG WE'RE SO FREAKYY."

Bulu kuduk Heeso merinding. Baru saja ia mendengar suara orang bernyanyi atau lebih tepatnya berteriak.

"EH KAMU NGAPAIN DISINI?" tanya orang yang bernyanyi tadi menghampiri Heeso. Itu Kun.

"Ahh, aku cuman jalan-jalan liat taman." Heeso tersenyum kaku.

Kalo Heeso pikir, sebenarnya ia sama sekali tidak hapal anak-anak majikannya. Juga laki-laki didepannya ini.

"Oo gitu. Nama kamu bae haci kan?" tanya Kun sok akrab. Padahal dia gak tahu nama Heeso, cuman ngarang aja. Siapa tahu benar, pikir Kun.

"Nama aku Bae Heeso, bukan Bae Haci." jawab Heeso terkekeh gemas. Kun yang malu menggaruk kepalanya.

"Kenalin aku Qian Kun panggil aja Kun. Penguasa taman belakang, HAHAHA." Heeso tertawa kecil melihat keanehan orang didepannya.

"Salam kenal Kun. Kamu ngapain pagi-pagi di taman? Rajin banget."

Kun terkekeh. Entah kenapa rasanya Kun berdebar-debar.

"Ngeliat anak-anak aku bertumbuh."

"Hah?"

Heeso menganga, tidak menyangka Kun diam-diam sudah punya anak.

"Maksud aku anak-anak Kelinci, Anjing, Kucing, Hamster, Burung, Ikan....blabla" pokoknya Kun menyebutkan semua binatang peliharaannya.

"Ooh gitu, kamu suka nyanyi ya? Tadi aku denger loh."

"Kan kami semua ikut kelas vocal, jadi pemanasan suara setiap hari."

Heeso dan Kun berjalan kembali ke rumah sambil mengobrol kecil.

"Kun, boleh minta nomor hp kamu?"

"mana hp kamu, aku masukin."

Heeso menjalankan tugasnya.

Seperti yang Heeso perkirakan ini akan menjadi baik jika anak-anak majikannya memiliki sifat seperti Kun.

"Makasih ya Kun."

Kun tersenyum lebar.

Apa gue bilang, semua cewe yang ketemu sama gue pasti bakal suka sama gue.

Kun ke ge-eran menyangka Heeso suka padanya. Padahal mah...

Jeno yang daritadi mencari-cari Kun melihat Kun di taman belakang dengan perempuan yang ia lupa namanya.

Langsung saja Jeno merangkul pundak Heeso. Membuat Heeso berjengkit kaget.

Tidak suka dengan Jeno. Hhhh...

"Eh lo apa-apaan, tiba-tiba datang main rangkul cewe orang." Kun berasap-asap.

"Selow dong, nanti tambah tua loh."

"Eh, anak bangke."

"Cantik, nama kamu siapa?"

"lepa-" ucapan Heeso dipotong Kun yang masih membara.

"Ngalus mulu, lepasin gak Heeso tu."

"Ga."

Jeno membawa lari Heeso menjauhi Kun.

"HEY BOCAH."

"BOCAH."

••••

Emak marah woy!

18 Prince °nct2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang