-Bagian dua

76 10 0
                                    

Happy reading! ^_^

Besok adalah hari ulang tahun Lisa. Dan Lisa berharap di hari ulang tahunnya besok Debby memberikan kejutan yang spesial. Yaitu melamarnya.

"Semoga aja Debby besok lamar aku", ucap Lisa yang dari sehabis bangun tidur tidak beranjak dari tempat tidurnya dan terus memandangi langit-langit di kamarnya.

Diam. Terbawa apa yang ia pikirkan.

"Lisa. Bangun sayang. Bunda udah nyiapin roti bakar keju nih", panggil bunda Lisa dari luar pintu kamarnya.

Kemudian Lisa menyelimuti dirinya dan berpura-pura tidur. Lisa tidak ingin bundanya tahu bahwa Lisa bangun lebih awal hari ini.

"Lisa, kamu masih belum bangun juga. Bunda masuk ah", kemudian mama Lisa masuk ke kamar Lisa.

"Lisaaa... Bangun bangun. Anak perawan tuh seharusnya bangun pagi. Bantuin bundanya masak".

"Aku udah bangun dari tadi kok bun", Lisa menutup mulutnya. Lisa keceplosan bilang ke bunda.

"Lah? Terus kenapa gakmau bantuin bunda hm?".

"Eh maksud Lisa tadi Lisa mimpi bangun pagi bunda", alibi Lisa.

Bunda Lisa hanya menggelengkan kepalanya.

"Yaudah aku mau sarapan roti bakar keju spesial buatan bunda Mina tercintaaa", ucap Lisa yang seolah pembawa acara.

Bundanya hanya tersenyum kepada anaknya. Terkadang dia sedih melihat anaknya yang dari Lisa duduk di bangku sekolah dasar, sudah tidak tinggal bersama ayahnya. Padahal Lisa sangat mencintai ayahnya. Tetapi ayahnya memilih pergi bersama wanita lain. Sejak itu Lisa menjadi sangat benci pada ayahnya. Meski berulang kali bundanya berpesan terhadap Lisa, bahwa ayahnya tetaplah ayahnya, tetap saja rasa kecewa di hati Lisa terus melekat. Mungkin Lisa tidak akan terlalu kecewa jika ayahnya datang pada Lisa memberi penjelasan. Tetapi, ayahnya seperti hilang di telan bumi.

Kembali lagi, Lisa lalu berjalan ke meja makan dan memakan roti bakar keju kesukaannya. Setelah ia menghabiskan sarapannya, Lisa mandi dan bersiap-siap pergi ke kampus.

"Bun. Aku mau ke kampus dulu ya", pamit Lisa.

"Iya hati-hati sayang".

Kemudian Lisa mencium tangan bundanya, "dadah bunda".

Lisa pergi naik angkutan umum, meskipun sudah berulang kali Debby melarang Lisa pergi sendiri, tetap saja Lisa pergi sendiri. Bukannya Lisa tidak suka cara Debby. Hanya saja Lisa tahu, bukan Debby yang akan mengantarkannya. Tetapi pak Aris. Debby dan Lisa beda universitas. Dan itu salah satu yang membuat mereka sulit bertemu. Debby tidak setiap hari ke rumah Lisa. Bahkan untuk pulang ke apartemennya pun tidak setiap hari.

Kembali lagi, beberapa menit Lisa menunggu bus kota, akhirnya Lisa menaiki bus kota yang lewat. Tetapi niat Lisa untuk langsung pergi ke kampus melenceng, Lisa berhenti di suatu toko buku yang tidak jauh dari pinggir jalan.

"Lis, kok kamu berhenti disini?", tanya seorang perempuan yang merupakan mahasiswi di kampus yang sama dengan Lisa.

"Iya ada buku yang mau aku beli dulu".

"Oh hati-hati ya".

Lisa kemudian turun. Dan memasuki toko buku tersebut. Ya. Sebenarnya yang ia cari adalah kertas origami. Setalah menemukan, Lisa membayar kertas origami tersebut ke kasir. Barulah setelah Lisa membayar kertas origami itu, Lisa melihat-lihat buku yang tertata rapi.

Lisa tertarik pada satu buku. Tetapi buku itu diletakkan terlalu jauh dari Lisa. Lisa yang tahu dirinya tidak sampai untuk mengambil buku tersebut, kemudian menjauh dari tempat itu. Tetapi tiba-tiba...

Last DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang