-Bagian tujuh

52 7 1
                                    

Kalau bosen itu coba hal yang baru. Bukan cari yang baru.

Happy reading! ^_^

"Lisa. Bangun. Kuliah", bunda Lisa membuka selimut yang menutupi wajah Lisa.

"Ah bunda kepagian", Lisa menarik kembali selimutnya.

"Yang ada kamu yang kesiangan ah. Sekarang jam setengah sembilan loh. Kan kamu masuk jam sembilan", perlahan bunda Lisa mengambil jam yang ada di meja belajar Lisa.

"Serius bunda?", mata Lisa seketika terbuka lebar.

"Iya".

"Jam aku mana jam?", mata Lisa menjelajah kamarnya.

"Jatuh mungkin. Udah gak usah mikirin jam. Mending kamu siap-siap mandi aja".

"Iya deh aku mandi ya bunda", Lisa bangkit dari tempat tidurnya lalu mandi.

Kali ini Lisa tidak mandi dua kali sekaligus seperti biasanya. Lisa sangan terburu-buru karena takut telat sampai ke kampus.

Setelah Lisa selesai mandi, Lisa menemukan jamnya berada di meja belajar.

"Loh. Ini kok masih jam tujuh", ujar Lisa heran. "Bunda boongin aku ya", teriak Lisa kesal.

Lalu bunda Lisa menghampiri Lisa. "Kamu mending bantuin bunda masak yuk".

"Ah bunda. Bunda kan tau Lisa takut kompor. Gak mau ah".

"Makanya kamu belajar biar gak takut. Nanti kalo udah ada calon suami, gak malu kalo di suruh masak".

"Calon suami aku aja udah sama yang lain".

Ya ampun Lisa. Masih saja teringat Debby. Calon suami. Mengapa bukan mantan calon suami. Yang akurat.

"Lisa... Tuhan nyiapin yang terbaik buat kamu kok. Kamu juga harus belajar jadi orang baik. Karena jodoh itu cerminan diri", bunda Lisa mencoba untuk membantu Lisa melupakan Debby.

"Hmm iya bunda", Lisa menundukan kepalanya.

Tok tok tok...  Terdengar suara ketukan pintu rumah Lisa.

"Siapa tuh Bun yang dateng pagi-pagi gini?".

"Bunda juga gak tau. Samperin aja yuk". Lalu Lisa dan bunda bangkit dari duduknya.

Lisa segera membukakan pintu. Dan ternyata yang datang adalah Dirga.

"Lisa. Ini susu", Dirga menyodorkan botol air minum yang berisi air susu.

"Buat aku?", Lisa menunjuk dirinya.

"Buat adik lo", cibir Dirga.

"Aku gak punya adik".

"Polos banget. Ya buat lo lah".

"Oh buat aku", Lisa mengambil botol yang berisikan susu dari Dirga. "Kamu kenapa bawain aku susu?", lanjutnya.

"Biar lo tinggi, sehat, juga gak galau lagi. Yaudah. Gue pulang ya", lalu Dirga beranjak pergi dari rumah Lisa tanpa menunggu respon dari Lisa.

Lisa mengangkat satu alisnya. Lisa heran dengan Dirga. Lalu Lisa menutup pintu rumahnya kembali.

"Siapa Lis?", tanya bunda.

"Dirga bun. Nganterin susu ini. Terus dia pergi lagi".

"Kok gak mampir?".

"Lisa juga gak tau bun. Dia emang aneh".

"Jadi bantuin bunda masak kan?".

"Ih siapa yang bilang mau bantuin bunda masak. Aku belajarnya kapan-kapan aja ya bun. Mau lanjut ngerjain tugas", Lisa memamerkan gigi putihnya lalu mencepatkan langkahnya ke kamar.

Last DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang