Aku utus senja untuk membawa kenangan dan kepergianmu.
Happy reading! ^_^
Lisa turun dari motor ojek online yang dia tumpangi, lalu Lisa membayarnya sesuai argo yang tertera di handphonenya.
Lalu Lisa mulai memasuki lingkungan kampusnya. "Pagi pak", Lisa menyapa penjaga gerbang kampus. Sebut jaga pak Gunawan.
"Pagi mba Lisa. Eh mba Lisa, sebentar", pak Gunawan mendekati Lisa lalu memberi coklat batangan berpita. "Ini ada titipan".
"Dari siapa?", Lisa mengernyitkan dahinya.
"Pasti dari Debby", ujar Lisa dalam hati.
"Saya gak kenal. Tapi bukan dari pacar mba yang pernah nganterin ke kampus waktu itu. Ya sudah saya mau lanjut nugas dulu ya mba".
"Mmm iya. Makasih ya pak", Lisa melanjutkan melangkahkan kakinya menuju kelasnya.
Sampai di kelas, Lisa segera membuka coklat tersebut. Tetapi sebelum Lisa membukanya, seketika dosen memasuki kelas Lisa.
"Aduh", ujar Lisa lirih.
Selama dosen menerangkan, Lisa tidak menyimak dengan baik. Dan karena Lisa sangat penasaran dengan siapa yang memberinya coklat, Lisa diam-diam membukanya.
Gila. Dusnya bertulisan coklat. Isinya adalah permen. Lisa tertawa saat mengetahui bahwa isinya permen. Menurut Lisa, aneh sekali yang memberi ini. Tanpa Lisa sadari, tawanya terdengar oleh dosennya. Dan semua yang ada dalam kelas perhatiannya teralih pada Lisa.
"Lisa. Kenapa kamu?", tanya dosen dengan wajahnya yang masam.
"Gakpapa pak", Lisa memamerkan sederetan gigi putihnya.
Lisa menjatuhkan kertas dari si pemberi dus bertulisan coklat itu. Lalu kertas tersebut Lisa injak.
Lalu dosen tersebut menghampiri Lisa. Dan memperhatikan dus bertulisan coklat yang Lisa cekal. Lisa tahu bahwa dosennya akan mengambil dus yang Lisa pegang. Karena memang peraturannya setiap jam pelajaran tidak boleh makan di kelas atau membawa makanan.
"Ini pak. Maafin saya", Lisa menyerahkan dus coklatnya kepada dosennya.
"Coklat", ucap dosennya lirih dan wajahnya yang tetap masam. Lalu dosen tersebut membawa dus coklat milik Lisa. Lisa yang melihat dosen itu mengira coklat, tertawa kembali. Lisa membayangkan bagaimana jika dosennya tahu bahwa itu hanya permen berbentuk kaki.
Lagi-lagi tawanya terdengar oleh dosennya.
"Kenapa kamu ketawa lagi?".
"Hehe engga pak. Mari pak dilanjutkan", Lisa kembali memamerkan sederetan gigi putihnya.
"Huft", Lisa melirihkan suaranya. Dan mengambil kertas yang tadi ia injak.
Perlahan-lahan Lisa membuka lipatan kertas tersebut.
Nanti kita ketemu. Tungguin.
-Dirganteng
Ternyata pengirimnya adalah Dirga. Setelah mengetahui pengirimnya adalah Dirga, Lisa bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Day
RomancePada akhirnya kita perlu menyadari dan mengikhlaskan. Hal yang paling aku benci adalah perpisahan. Namun aku juga sadar. Bahwa menggenggam adalah mematahkan secara perlahan. Kita harus percaya. Kita berbeda pada masanya. Jika mungkin kenangan yang...