-Bagian enam

71 12 0
                                    

Kalau gak mau buat kecewa, jangan dilakuin. Bukan disembunyiin.

Happy reading! ^_^

Handphone terus berdering. Tetapi Lisa mengabaikannya dan tetap fokus membaca novel yang ia baca. Setelah suara handphonenya berhenti, barulah Lisa membuka pesan yang masuk.

Lisa. Tolong angkat

Lisa besok kita ketemuan yuk

Lisa. Maaf. Gue tau banget gimana sakitnya lo. Gue juga perempuan. Tapi ini udah terlanjut terjadi Lis. Dan gue akan punya anak. Tolong maafin gue. Terima gue untuk jadi temen lo lagi Lis.... :(((((((((((((((((((((((

Lisa menutup handphonenya kembali. Lalu mengambil secarik kertas dari kado sendal jepit yang diberi oleh Debby.

"Baru aja kamu ngirim ini buat aku. Penguat aku biar semakin percaya sama kamu. Tapi kamu malah khianatin aku", air mata Lisa kembali membasahi pipinya yang manis.

Handphone Lisa kembali berdering. Lalu Lisa mengecek dari siapa telepon yang masuk. Bukan dari Nanda. Tetapi dari Debby. Cih mengapa pas sekali.

Lisa tetap tidak mengangkat telepon yang masuk. Lisa hanya menunggu handphonenya berhenti berdering. Dan setelah suara dering handphonenya berhenti, baru Lisa membuka handphonenya kembali.

Lisa.

Maafin aku.

Kita ketemuan aja besok pagi. Di tempat biasa yang gak jauh dari rumah aku.

Hmmm... Iya.

Lisa, selamat tidur ya sayang...

Lisa kembali menutup handphone lalu dilemparkan entah kemana. Lisa memejamkan mata perlahan. Menenangkan diri. Percaya bahwa semua akan baik-baik saja.

Tetapi tidak. Hatinya jauh dari kata baik. Hatinya hancur. Sangat hancur. Ingin sekali Lisa membeci Debby. Tetapi perasaannya kepada Debby sudah terlalu dalam. Lisa tidak ingin kehilangan Debby. Lisa selalu teringat tentang Debby.

Malam ini Lisa kembali menangis. Entah menangisi kenangan bersama Debby, menangisi kejadian Nanda dan Debby, atau kenyataan bahwa Lisa harus kehilangan Debby.

Lalu mata Lisa lelah. Lisa tertidur.

***

Debby sudah menunggu Lisa di taman yang dulu Lisa dan Debby sering jumpai. Sebenarnya tidak luas dan indah. Hanya sering dijadikan tempat istirahat sementara oleh orang yang biasa lari pagi dan bermain di taman itu.

Setengah jam Debby menunggu, akhirnya Lisa datang.

"Hay sayang", Debby memeluk Lisa. Tetapi terlebih dahulu dihempas oleh Lisa.

"Mau apa?", mata Lisa mengalihkan pandangannya dari Debby.

"Lisa... Aku minta maaf. Aku tapi gak sayang sama Nanda. Aku cu...".

Belum Debby selesai bicara, Lisa memotong pembicaraan Debby. "Tapi dia bisa menuhin kebutuhan nafsu kamu".

"Lisa. Aku khilaf".

Last DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang