-Bagian sepuluh

26 0 0
                                    

Mau seberapa dingin es yang ku minum, mau seberapa banyak air hujan yang membasahi, semua akan terasa hangat. Jika bersamamu.

Happy reading!!!

Pukul 07.23
Handphone Lisa berdering. Dengan mata yang dipaksa untuk terbuka, Lisa mengambil handphonenya. Tertera nama Nanda. Tanpa berpikir panjang Lisa menolak panggilan dari Nanda kemudian menaruh handphonenya kembali. Sebenarnya Lisa sangat penasaran untuk apa Nanda menelponnya. Tetapi Lisa ingin melupakan kejadian yang menghancurkan hatinya itu.

Handphone Lisa terus berdering, tetapi Lisa hanya memperhatikan handphonenya. Beberapa panggilan sengaja tidak Lisa jawab sampai akhirnya handphone Lisa tidak berdering kembali. Tetapi ada pesan yang masuk.

Lisa. Gue tau sampai sekarang lo gak mau ketemu gue dan Debby. Tapi gue mohon... Lo ke bandara ya... Gue sama Debby mau pindah keluar kota.

Mata Lisa membulat sempurna saat membaca kalimat terakhir dari Nanda. Lalu Lisa menggeser Handphonenya mencari nama Dirga.

Dirga anterin aku ke bandara sekarang!!!!

Lisa mengirimkan pesan singkat pada Dirga lalu mandi.

Tepat lima menit setelah Lisa mandi, Dirga sudah berada di depan rumah Lisa. Dan Lisa mempercepat langkahnya.

"Bunda aku pergi dulu ke bandara ya Bun", teriak Lisa sambil berjalan keluar.

Kali ini Lisa tidak berpamitan sopan kepada Bundanya karena Lisa ingin cepat sampai bandara.

Dirga tersenyum kepada Lisa. Lisa hanya membalas senyum singkat lalu menaiki motor Dirga.

"Dirga buruan ya. Kita harus cepet-cepet nih", ujar Lisa.

Lalu Dirga melajukan motornya. Dirga tidak mengeluarkan kata apa pun. Karena menurut Dirga, melihat Lisa sedang seperti ini bukan waktu yang tepat untuk mengajak Lisa mengobrol. Dan tujuan Lisa untuk apa ke bandara juga Dirga akan tahu nanti.

Kurang lebih tiga puluh menit mereka sampai ke bandara.

Lisa turun dari motor Dirga lalu berlari. Matanya sedang mencari-cari dua orang yang telah mengecewakannya dengan sangat.

Dirga menyusul Lisa. "Nyari siapa?".

"Debby dan Nanda", mata Lisa tetap menjelajah lingkungan bandara.

"Itu", Dirga menunjuk ke arah beberapa orang yang sedang mengobrol.

Lisa menghela nafasnya dalam-dalam. Mencoba agar tetap bisa tenang. Lalu menghampiri Debby dan Nanda. Disana juga ada Mama Debby.

"Lisa", Nanda menghampiri Lisa dan memeluknya erat.

Lisa hanya membiarkan Nanda memeluknya. Lisa hanya menahan tangis.

"Lisa. Makasih ya lo udah dateng. Gue seneng banget. Maaf ya buat semuanya. Sekarang gue akan memulai kehidupan baru dengan Debby Lis...", mata Nanda mengeluarkan air mata yang deras.

"Oh iya. Lupain hal itu. Dan semoga kalian bahagia ya", Lisa masih menahan tangisnya. Dan Lisa memerhatikan Debby. Tetapi Debby membuang muka dari Lisa. jleb. itu sangat menyakitkan hati Lisa. Padahal Lisa berharap Debby mengucapkan salam perpisahan kepada Lisa dengan baik. Agar Lisa mampu melepaskan Debby juga dengan keadaan hati yang membaik.

Lisa membalikan tubuhnya lalu lari pada Dirga dan spontan memeluk Dirga. Lisa sudah tidak kuat menahan air matanya. Dirga hanya membiarkan Lisa mengangis. Lisa menangis sejadi-jadinya. Lisa tidak peduli dengan apa yang orang lain lihat, termasuk Debby, Mama Debby, dan Nanda. Lisa benar-benar membutuhkan pelukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang