Chapter 15 (End)

3K 141 3
                                    

"Jenn semuanya sudah siap?"

"ne sudah eonn"

"baiklah, berarti kita hanya perlu menunggu mereka berdua"

"hm"

Jisoo, Jennie, dan Rose mereka semua sudah merencanakan ini sejak awal.

Apa akan masuk akal jika seorang temanmu berkencan tapi kau marah hanya karena ia tidak memberitahumu saat itu juga?

Tentu saja masuk akal, kau bisa saja marah tapi yang membuatnya menjadi tidak masuk akal adalah saat kau membencinya hanya karena hal sepele.

mereka-Jisoo, Jennie, dan Rose-mereka sebenarnya tidak marah ataupun membenci Lisa

Mereka hanya berencana membuat hubungan Lisa bermasalah pada awalnya agar hubungan mereka mampu bertahan sampai akhir, itu tujuan utama mereka

Mereka hanya bersandiwara pada Lisa. Namun cukup membuat anak itu tertekan luar biasa.

Tapi tenanglah, malam ini mereka akan mengakhiri sandiwara itu jika mereka tidak terlambat tentunya

***

Gadis itu-Lisa- berdiri didepan cermin kamarnya

Gadis itu memakai gaun merah sepanjang dengan lutut, dengan make up natural dan heels 5cm menghiasi kaki jenjangnya

Ia berputar putar mengira ngira apakah ia sudah terlihat baik dengan penampilannya itu

Malam ini ia akan menghadiri sebuah pesta teman sunbaenya dikampus

Sebenarnya ia sangat tidak tertarik dengan pesta itu, tapi karena ia juga butuh waktu untuk bersenang senang akhirnya ia memutusakan untuk menghadiri pesta tersebut

Pesta itu diadakan dipantai itu yang ia dengar dari sunbae nya

Dan tempat itu kembali mengingatkan nya pada saat ia mendapat suprise dari Jiyong

Ia kembali bimbang, ia kembali berfikir tentang keputusannya

"tenanglah Lice, kau pasti bisa melewati ini"

Ia terus menyemangati dirinya sendiri melalui cermin itu

Ia bangkit dari duduknya lalu bersiap meninggalkan kamarnya



Pria itu-Kwon Jiyong- kembali menatap bayangan dirinya dicermin

Ia memilih untuk menghadiri pesta itu, bukan karena takut ancaman temannya siang tadi melainkan dia memang butuh waktu untuk bersenang senang

Ia keluar dari apartementnya menuju mobilnya

Ia menyetir mobil itu menuju tempat yang tertera pada kertas pemberian temannya siang tadi


Ia sampai disebuah pantai yang sangat tenang, hal itu pantai itu menbuatnya kembali ingat saat ia nemberikan surprise kepada gadisnya waktu itu

Ia menghela nafas panjang, lalu merogoh saku celana jeans yang ia kenakan untuk mencari ponselnya, lalu menghubungi temannya

Hingga panggilan ketiga yang ia lakukan tidak ada sama sekali tanggapan dari temannya dan itu membuatnya kesal

Ia memilih berjalan menuju pantai itu, menyusuri pasir pasir itu sambil sesekali menghela nafas kasarnya

My Lalalalisa (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang