VI. Daddy Styles?

4.9K 516 43
                                    

p.s aku bener bener buntu jadi maaf ya kalo chapter ini gajelas dan pendej bgt.. ohya makasih buat commentsnya!:D

Clastta dan Harry turun dari mobil dengan senyum bahagia.

Hello, we’re home!” teriak Clastta menyapa semua orang yang ada di rumah.

Dilihatnya, Ashley sedang memainkan iPad.

Where’s Niall?” tanya Clastta dan duduk di samping Ashley.

“Mencarimu,” ucap Ashley tanpa mengganti pandangannya dari iPad putih yang dimainkannya.

Clastta mengerutkan dahinya dan menatap ke Harry.

Oh, hi, uncle Harry!” ucap Ashley dengan memandang Harry sekilas.

Uncle? He’s your daddy, Ashley.” Ucap Clastta menjelaskan.

“Hah?” Ashley langsung menatap Clastta tajam.

“Hey, mom!” teriak suara anak lelaki yang baru keluar dari kamar tidur.

Uhm, and.. uncle Harry.” Ucap Zaide dengan memberi senyum miring kepada Harry. Harry tersenyum kembali.

Ya. So, i have to say something with you both. Harry, and I is.. uhm..—,”

I’m your daddy.” Ucap Harry memotong.

WHAT?! Are you kidding me, hah?!” ucap Zaide kaget.

You’re joking, mom.” Ucap Ashley tidak percaya dan melanjutkan bermain iPadnya.

No, i’m not, Ashley. He’s.. Harry. Harry Edward Styles.” Clastta menekankan kata ‘Styles’ saat berbicara dengan kedua anaknya. Ashley memberhentikan permainannya dan menatap iPadnya tidak percaya. Zaide, terdiam di pintu kamar.

Brakk!

***
Clastta POV’s

Brakk!

Aku langsung melihat tajam pintu kamar Zaide.

Ada apa dengan anak itu?

“Zaide?” desis Harry kecil dan mengerutkan dahinya.

“Uhm, mungkin Zaide belum bisa menerima ini. Dan, kau, Ashle—,”

“Zaide saja tidak bisa apa lagi aku.” Ucap Ashley dan pergi meninggalkan ruang tamu lalu masuk ke kamarnya. Oh iya, kamar villanya maksudku.

Mereka berdua lagi kenapa, sih?

Brak!

Pintu dibanting oleh ballerina kecil itu.

Kulihat, Harry sedang menundukkan dirinya.

Harr, we can through this.” Ucapku dan mendekat kepada Harry.

Harry mendekapku ke dalam pelukannya dan menaruh kepalanya di pundakku.

They can’t accept me.” Ucap Harry kecil di saat memelukku.

I think, he’s broken inside. Yeah, broken. Broken enough.

They will.

Krekk.

Pintu dibuka oleh seseorang. Sontak, Harry melepaskan pelukannya dan kami berdua, menemukan Niall dengan baju yang sangat basah terdiam melihat kami berpelukan tadi.

Styles[Sequel To Last December]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang