TOLONG DIBACA!
haloo aku balik lagi yey ahaha:p pertama, aku mau ngomong Selamat Idul Adha 1435H walau aku ga ngerayain tapi gapapa dong ya ngucapin aja? hehehehe
kedua, tentang silent readers. Jadi, aku emang bener bener greget abis sama silent readers ewewew bukannya aku mau banyak banyakkan votes atau gmn ya tapi aku juga males ngetiknya kalo 1/2 persen readersnya itu silent readers dan gapernah mucullin diri mereka . Like woy udahlah votes aja cuma sekali klik doang gaada ruginya kan di lo ? Ganyampe lima menit juga kok . Aku gimana ya hahahah jadi tuh yang baca the france itu udh 21k gitu tapi yang votesnya 1kan aja GMN GA KESEL?! jadi, aku punya rencana buat ngeprivatein Styles aja. Soalnya, buku yang lama udahlah ya biarin aja. Jadi gmn? Kalo aku privatein kalian masih mau baca kan kan kan kan? Aku takut active readersnya pada kabur semua hehe:'3 pls aku juga jadi males gitu ngetiknya kalo setiap part itu votesnya menurun kan nyesek. Maaf ya kebanyakan ngomong hehehe. Tolong dibales ya kalian setuju apa ngga.
Enjoy!
***
Harry POV’s
“Harry?”
“Harr?”
“Harry! Hey!”
“Wake up, Harry!”
Aku membuka mataku memaksa. Mataku memerah. Mataku menangkap cahaya lampu yang tepat di atas atap kamar.
“Oh my gosh.” Desisku kecil lalu menggosok wajahku dengan tangan. Kau tau? Hey, untung itu hanya mimpi!
Aku bermimpi, bahwa akan terjadi mati lampu disaat Ashley menjalankan kemoterapinya! Gila! Ini gila! Jika itu benar terjadi, kan bisa kacau!
“Kau kenapa?” tanya Tay lag—hey, kapan dia masuk ke kamarku?!
Aku mengerutkan dahiku, “Kapan kau masuk?” tanyaku kepada Tay. Dia sudah memakai hotpants dengan kemeja putih yang kedua tangannya dilipat. Seketika, dia menunjuk-nunjuk jam yang ada di dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Styles[Sequel To Last December]
Fanfiction[FINISHED] Disini kami dipertemukan lagi. Clastta masih dengan ocehan kedua anaknya itu, tersenyum tetapi tidak. Kesedihannya tidak terlihat. Layaknya, dia tidak kenapa-kenapa. Tetapi, semuanya berubah semenjak siang itu. Semuanya terbongkar. Dilih...