XV. Stubborn.

4.4K 496 72
                                    

aku gatau mau kasih tittle apa buat part ini. sumpah, aku ngasal.

***

Harry POV's

"Fine! We're done!" teriakku frustasi kepada Clastta. Clastta terpaku di tempatnya tanpa berani menatapku.

Kesal, aku langsung meninggalkannya sendiri di balkon rumah.

"Uncle Harr?.." suara wanita kecil itu seketika terdengar di telingaku. Suaranya ragu tapi pasti. Aku menengok ke belakang. Kulihat, Ashley dan Zaide sedang mengintip dari belakang pintu kamarnya.

Senyumku merekah lagi, "Hey!" sapaku mendekat kepada Ashley. Tetapi, Ashley mundur beberapa langkah membuat dirinya semakin masuk ke dalam kamar.

"Kau galak," desisnya dengan wajah takut yang imut itu. Ugh, aku ingin mencubitnya. Tapi, hey, dia bilang apa tadi?

"Galak?" ulangku tidak percaya.

Buk, buk, buk, buk, buk.

Suara langkah kaki yang terburu-buru-sepertinya sedang menaiki tangga-membuat aku, Ashley, dan Zaide menengok ke arah tangga. Kutemukan, Katherine dan Niall sedang berlari ke lantai atas.

"Suara apa tadi?" tanya Katherine panik. Niall terdiam melihat Katherine. Karena, dia hanya ikut-ikutan panik saja.

"Suara? Suara apa?" tanyaku kembali. Ini sebenarnya, telingaku yang salah atau otakku yang sulit mencerna perkataan orang akibat Tay, ya?

"OH MY GOSH, CLASTTA!"

***

"Nyonya Clastta hanya kelelahan saja," ucap dokter setelah selesai memeriksa Clastta yang seketika, pingsan saat Harry meninggalkannya. Well, kontak batin kakak dan adik.

"Dia tidak kelelahan." Bantah Katherine yang duduk di sebelah Classta dan menatapi wajah Clastta yang pucat seperti mayat.

Dokter dan yang lainnya hanya diam saja melihat tingkah Katherine.

"Ah, terimakasih, dokter." Ucap Harry mencairkan suasana. Dokter itu hanya tersenyum dan pergi keluar kamar dengan Harry.

"Clastta, bangunlah." Bisik Katherine. Niall, Zaide, dan Ashley terdiam bingung melihat tingkah Katherine yang aneh itu.

"Apa dia terserang gangguan jiwa?" bisik Zaide kepada Ashley. Ashley memukul lengan Zaide yang membuat Zaide sedikit tertawa.

"Harry.." desis Clastta, "Harry? Apa kau mau Harry disini?" jawab Katherine bertanya kepada Clastta. Berusaha pula untuk membangunkan Clastta.

Clastta mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali dan ia terbangun sepenuhnya.

***

Harry POV's

"Um.. Harry?" bisikan itu terdengar di telingaku.

Waktu menenggelamkan langit kota Perancis ini ke dalam malam yang indah. Dan, ya. Aku dan Clastta belum berbicara semenjak insiden tadi pagi itu.

Well, aku lelah. Aku tidak suka selalu mengalah dengan Clastta. Kau bayangkan, dari dulu, selalu saja aku yang minta maaf, benar? Dan sekarang, aku mau Clastta yang minta maaf. Memangnya, harus ya lelaki terus yang meminta maaf? Tidak, kan?

Styles[Sequel To Last December]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang