Crush

12 1 0
                                    

"Eh, kok sepi sih yell?" tanyaku saat baru saja masuk kedalam flat. "Yang lain pada kemana?" tanyaku.

"Lagi pada kencan kali.. Gatau deh ga nanya. Udah sini aja temenin aku" ucapnya menepuk space sofa disebelahnya abis itu ngambil chips dan memakannya.

"Makan mulu yell" ucapku duduk disebelahnya.

"Laper tau.."

"Perasaan laper mulu deh. Nih perut gak penuh penuh" ucapku menepuk nepuk perutnya.

"Mungkin tuhan kasih aku perut kaya karet, jadi dikit dikit laper. Lagian kan.. Kalo makan bisa bertahan hidup yakan?" nih anak bisa banget omongannya.

"Yadeh.. Nayell kecilku.. Yang penting bisa hidup aja dah seneng" ucapku terkekeh. "Tapi kan.. Gimana nanti kalo suatu saat, kamu ketemu sama jodoh kamu terus nikah.. Wah bisa bisa kecapean dia"

"Loh, kenapa? Kan aku gak nyuruh dia ngelakuin itu sampe beronde ronde kenapa capek?" pletak! Satu sentilan maut dikening niall melesat.

"Ni bocah pikiran mesum amat yah.. Maksudku itu, nanti dia masak mulu buat kamu.. Bisa bisa jatah masak sebulan abis satu minggu, gimana dia gak capek yakan?" ucapku menyindirnya sambil menahan tawa.

"Engg.." dengan polosnya wajah seorang niall horan, dia berfikir sambil masih melahap chipsnya. "Yaudah gapapa, lagian kan gak harus setiap hari masak. Apalagi, aku udah ada kandidatnya. Dia baik kok suka traktir aku jadi gak usah capek capek mau dia masak kek enggak kek kita bisa makan diluar"

What? Kandidat? Atau. Jangan jangan dia dah punya calon istri? Tapi kok gak pernah keliatan? Atau. Si artis yang itu? Atau yang satunya lagi? Ih siapa sih?

"Ohhh udah ada kandidat. Wah bagus deh kalo gitu, ternyata kamu bukan orang yang mau repot repotan" ucapku.

Ahh rasanya hati ini sakit. Perih....
Seperti ditusuk ribuan jarum kecil. Ugh. Jadi, apapun perasaan ini. Gak dirasakan juga oleh niall. Ohhh aku terlalu banyak berharap.

"Yell, aku balik yah.. Bye" ucapku lalu berdiri dari dudukku dan berbalik untuk segera pergi.

"Loh loh.. Mau kemana. Baru aja sampe dah mau pulang aja?" ucapnya.
"Aku lupa, hari ini aku ada janji sama mom aku mau pergi belanja.. Bye nialler.. See ya" ucapku dengan fake smile.

Buru buru aku keluar dari flat itu lalu melesat pergi ke taman. Dan duduk ditanah bersandar dengan batang pohon yang cukup besar.

Sakit.

Bisa bisanya aku berharap dengan keadaan yang tidak pasti ini. Dan bisa bisanya aku punya perasaan sedalam ini dengannya.

Hiks hiks hiks

Aku tertawa dalam tangisku.

"Hahahahah.. Ya ampun bodoh banget aku" air mataku mengalir sederas derasnya sekeras tawaku yang meledak.

Gila.

Mungkin itu fikiran orang yang melihatku sekarang.

"Niall.." sebut sebutku dalam tangis ini. "Niall.."

"Apa?" tanya suara dari sebelahku.

Aku menghadap kearahnya. "Niall?" dia sedang memakai kupluk dan kacamata hitam.

"Meggy? Kenapa kamu nangis?" tanya dia langsung duduk dihadapanku. "Hey, kamu bilang tadi mau temenin mama kamu belanja? Kok malah nangis? Kenapa?"

Aku mengusap air mataku. Aku tau sekarang aku sangat jelek dengan hidung merah dan mata yang sembab.

"Aku gapapa kok. Cuma lagi sedih aja"
"Sedih kenapa? Kamu.. Atau kamu nangis karena.. Aku bilang soal kandidat istriku itu yah?"

Aku terdiam. Fuck!

One Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang