3

799 89 1
                                    

"Ayo semua sebentar lagi kita akan naik!" teriak Jihyo kepada semua member. TWICE segera bersiap-siap dari belakang panggung. Mereka tinggal menunggu grup yang sekarang selesai tampil.

Ricuh tepuk tangan penonton terdengar sampai belakang panggung. Grup yang baru saja tampil ternyata adalah EXO. Mereka satu persatu turun melewati member TWICE yang akan naik panggung.

"Semangat, Leader!" Kai member dukungan pada Jihyo yang sedang membetulkan mic. Jihyo mengangguk dan membalas. "Terima kasih."

Kemudian TWICE naik dan EXO kembali ke ruang tata rias.

Chanyeol mengelap keringatnya yang mengalir di pipi dan lehernya. ia meraih air mineral pemberian Suho dan menengguknya cepat. Dahaganya sudah terpenuhi sekarang.

"Semua berbereslah karena setelah ini kita akan menuju ****radio," perintah Suho mengambil tasnya dan beranjak pergi ke luar ruangan. Disusul oleh member EXO yang lain, kecuali Chanyeol, Sehun, dan Kai.

"Aku ingin liat TWICE perfom," rengek Kai. Alis Sehun mendekat dan dahinya mengkerut.

"Kenapa?"

"Ada Jihyo," jawab Kai singkat cukup membuat Chanyeol memanas.

Chanyeol segera menarik Kai dan Sehun keluar menuju van. "Cepat, Suho Hyung pasti menunggu."

Entah apa yang dirasakan Chanyeol saat ini. Hatinya bercampur aduk. Bahkan dirinya sendiri tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya. Apa aku cemburu?

***

Jihyo mengelilingi supermarket yang cukup besar itu. Menurutnya, Mina hanya alibi ingin ikut belanja kebutuhan makan TWICE. Hasilnya justru ia menghilang entah kemana dan Jihyo harus mencari sendiri bahan-bahan yang dibutuhkan.

"Garam, garam, garam," gumam Jihyo. Matanya sibuk mencari garam di rak bumbu dapur.

"Aha!" matanya berbinar-binar setelah mencari garam. Di rak paling atas. Gadis itu berusaha meraih garam yang begitu tinggi. Jihyo menggerutu karena badannya tak sampai dan tak ada pegawai yang lalu lalang.

"Butuh bantuan, nona?" tanya seorang laki-laki. Jihyo menoleh. Pria jangkung, memakai hoodie Kenz*o berwarna merah. Ia mengambil garam dan memberikannya pada Jihyo yang masih terbengong.

"Taeyong Oppa?" pekik Jihyo melihat kakak kelasnya semasa SMA berdiri di sampingnya. Ia melempar senyum hangat.

"Jangan keras-keras. Aku nggak mau ada orang mengenaliku sebelum aku debut."

Jihyo memiringkan kepalanya. Mencoba mencerna kata-katanya. "Oh, Oppa belum debut? Masuk agensi dimana?"

"SM Entertaiment."

Jihyo menepuk-nepuk bahu Taeyong. "Beneran? Wah senangnya. Beruntung sekali," pipi Jihyo mengembang karena senyumnya yang cukup lebar.

"Sudah lama nggak ketemu, mau ngobrol di kafe deket sini? Belanjaanmu aku bantu bawa nanti," tawar Taeyong cukup menarik perhatian Jihyo. Tentu Jihyo langsung mengiyakan ajakan pria tersebut.

Gadis tersebut merogoh kantong dan menelpon Mina untuk menyuruhnya pulang sendiri karena dirinya sibuk. Tentu Mina marah-marah tapi Jihyo enggan menghiraukannya karena dirinya begitu senang bertemu Taeyong.

Taeyong menemani Jihyo berbelanja semua kebutuhannya. Taeyong berguna juga untuk mengambil barang-barang di rak yang cukup tinggi. Maklum, tinggi Jihyo tidak begitu memadai untuk urusan ambil barang yang tinggi-tinggi. Selepas urusan di supermarket, mereka berjalan ke arah kafe dekat supermarket yang tak jauh. Hanya sekitar 50 meter.

Mereka mencari kursi kosong. Yang tersisa hanya di dekat pintu keluar. Kondisi kafe cukup ramai. Pelayan datang ke meja mereka dan sudah siap dengan kata-kata andalannya.

"Selamat datang, mau pesan apa?" sang pelayan sudah menggenggam senjatanya yaitu buku dan pulpen. Taeyong sibuk melihat-lihat minuman.

"Aku susu hangat," ujar Jihyo sambil menunjuk telunjuk yang artinya 1.

"Aku cappuccino," Taeyong melakukan hal yang sama.

Pelayan menulis dengan cepat bak sang ahli. "Baik, ditunggu."

Taeyong memulai perbincangan yang sedari tadi ditahan karena adanya pelayan.

"Bagaimana grupmu? Berjalan lancar?"

"Lumayan, cukup melelahkan. Aku nggak sangka segini sibuknya jadi leader. Aku merasa seperti babu," keluh Jihyo menghela nafas. Ia memposisikan dirinya senyaman mungkin di bangku sofa tersebut. Disandarkannya punggung melepas pegal karena berbelanja semua kebutuhan dorm.

Taeyong membulatkan matanya. "Kamu jadi leader? Hebat. Dari SMA udah keliatan jiwa pemimpinnya kok," canda Taeyong dengan tawa ciri khasnya.

"Apa sih hahaha," Jihyo ikut tertawa.

"Em.." raut wajah Taeyong sedikit berubah dari yang tadi. "Bagaimana hubunganmu dengan Chanyeol Hyung?"

"Sudah berakhir sejak 3 tahun yang lalu," lirih Jihyo. Ia memang sedikit sensi ketika membahas mantan kekasihnya, Chanyeol.

"Apa? Kenapa?"

Jihyo hanya menatap Taeyong dengan tatapan kosong.

"Ah, aku mengerti. Tuntutan agensi. Memang dunia per-idol-an ini cukup menyusahkan. Apalagi orang yang punya kekasih," Taeyong berusaha meredakan emosi Jihyo yang membuatnya terdiam.

Taeyong tidak menyerah dan tetap bertanya macam-macam. "Apa kalian nggak pernah bertemu sejak hari itu?"

"Beberapa hari lalu aku bertemu dengannya. Di sebuah restoran. Aku mabuk karena stres TWICE akan comeback. Dia membawaku pulang ke dorm menggunakan taksi. Aku nggak begitu ingat. Itu cerita teman-temanku. Lalu beberapa hari lalu juga kami bertemu di gedung KBS. Nggak ada percakapan. Kami sama sama sibuk," terang Jihyo memainkan jari manisnya.

"Kamu merindukannya?" tanya Taeyong mengintrogasi. Menurutnya topik Jihyo dan Chanyeol cukup menarik karena ada kisah yang tak pernah mereka bertiga lupakan.

Jihyo mengangguk pelan. "Apa kamu bertemu Chanyeol Oppa di dorm? Pernah berbicara dengan dia?"

"Ya sesekali. Jadwal EXO cukup padat. Kadang kami bebincang hal ringan seperti olahraga, musik, dan komik," kata Taeyong. Jihyo menyimak dengan seksama.

"Apa dia nggak marah sama kamu?"

"Buat apa, sudah masa lalu. Apa aku harus bertengkar bertahun-tahun dengan Chanyeol Hyung hanya karena salah paham?" cibir Taeyong. Pipi Jihyo mengembang karena ia melakukan ciri khasnya, pout.

Pesanan mereka datang dan meminumnya sesekali ditengah obrolan. Banyak hal yang Taeyong dan Jihyo bicarakan. Kebanyakan orang akan canggung ketika bertemu kawan lama, tapi tidak dengan mereka.

Waktu sudah menunjukkan jam 8. Mereka tak bisa berlama-lama diluar. Segera mereka bangkit dan keluar kafe.

"Terima kasih sudah dibayar. Jika aku debut nanti, aku pasti sisihkan satu album untukmu gratis," ujar Taeyong seraya berterima kasih karena Jihyo mentraktirnya.

"Sama-sama, aku juga akan menantimu debut, Oppa," jawab Jihyo dengan seulas senyuman manis di bibirnya.

Jihyo merogoh tas belanjaannya dan mengambil sebuah apel yang cukup ranum dan besar. Ia sodorkan apel tersebut kepada Taeyong

"Bisa kamu berikan ini untuk Chanyeol Oppa? Kalo kalian bertemu, sampaikan pesanku. Semangat untuk kerjanya. Aku bangga padanya," pinta Jihyo dengan sedikit wajah aegyo agar dipenuhi.

"Baiklah, sepertinya kamu beruntung. Malam ini EXO sedang ada di dorm. Tapi rasanya mereka beberapa hari lagi sudah hilang entah ke Jepang, Singapura, Indonesia, atau Thailand. Entahlah," tutur Taeyong mengingat jadwal EXO yang ada di dinding ruang latihan.

"Baiklah, taksiku sudah datang di seberang sepertinya. Terima kasih, kapan-kapan aku akan berkunjung," Jihyo melambaikan tangan ke arah Taeyong dan berlari ke arah taksi. Taksi itu berlalu ke arah barat tentunya menuju gedung JYP Entertaiment.

Taeyong tertawa kecil. "Gadis yang unik. Chanyeol Hyung pasti bahagia sekali dulu. Hah sudahlah. Punya hak apa aku mengomentari hubungan orang."

It's Just About You and Me (Chanyeol X Jihyo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang