"Bu, es jeruk nya satu ya." Ucap Diana
"Iya neng, siap!"
Diana pun duduk di bangku kantin yang kosong.
"Haiii Diana??"
"Tomi?! Ko lo disini?"
"Iya gue nyariin lo tau dari tadi."
"Kenapa?"
"Ya pengen ngobrol-ngobrol aja, emang gak boleh?"
Diana tersenyum, "iya boleh lah."
"Hmm (Tomi celingak-celinguk), temen-temen lo mana?"
"Ohh mereka lagi ujian praktek."
"Lo gak ujian? Ohh iya, lo kan pinter. Mahasiswi berprestasi lagi, masa iya ikut ujian."
"Kata siapa?" Diana terkekeh kecil, "apa mahasiswi berprestasi gak boleh ikut ujian praktek?"
Tomi terdiam sejenak.
"Gue udah selesai, makanya gue kesini. Haus, abis deg-degan." Sambung nya lagi
"Serius na?! Lo deg-degan kenapa? Kan lo udah bisa."
"Engga, gue gak bisa. Tom, gue ini juga sama kaya lo, sama kaya yang lain. Jangan lo pikir jadi mahasiswi berprestasi itu enak."
"Ah iya iya, bener juga si lo. Yaudah gue traktir deh karena kali ini lo bener."
Tomi mengangkat tangan nya, mengisyaratkan memesan sesuatu.
"Bu, es jeruk nya tambah satu lagi ya. Nanti saya yang bayar."
Wanita penjual itu mengangguk sambil tersenyum.
"Fix, gue yang bayarin."
"Gue gak minta ditraktir, lagipula gue punya duit ko." Diana terkekeh
"Udah lo tabung aja, karena tadi lo berhasil bikin pikiran gue terbuka lebar."
Diana tertawa.
Ia bersyukur punya teman kecil seperti Tomi.
"Na???" Tidak lama itu, Tiwi dan Putri datang bersamaan.
"Eh, kalian berdua udah selesai? Duduk dulu sini."
"Lo sama siapa na?" Tiwi melirik Tomi dengan sinis.
"Ohh iya ini temen gue, namanya Tomi. Tom, kenalin temen-temen gue, ini Tiwi dan yang ini Putri."
"Na, perpus yuk?" Ajak Putri
"Yah tapi baru aja minuman gue datang, lo berdua gak mau pesan minum dulu?"
"Engga ah, yuk perpus??"
"Iya na, gue lagi pengen belajar yang rajin nih." Sambung Tiwi
"Eeee oke oke, Tomi gak pa-pa kan gue pergi dulu."
"Iya santai aja kali na"
Diana langsung ditarik oleh kedua sahabatnya menjauh dari situ.
Tiba di perpustakaan,
"Kalian berdua apa-apaan si!! Lepasin tangan gue, sakit tau." Diana berontak
"Ngapain kalian narik-narik tangan gue depan Tomi?! Hah?"
"Ya abisnya, lo kayanya akrab banget sama dia. Lo gak takut kejadian waktu itu terulang lagi." Ujar Tiwi menatap lekat-lekat ke arah Diana.
"Kejadian apa sih?"
"Yang itu...."
"Udah lah, gak usah diinget lagi. Tomi itu baik orangnya, dan dia temen lama gue. Lo berdua gak kenal sama dia. Jadi jangan sok tau deh!"
"Na, apa yang gue lakuin itu demi kebaikan lo. Gue cuma gak mau aja lo kenapa-napa."
"Aduh udah deh ya, gue bisa jaga diri gue ko. Gue mau pulang, kalian mau disini marah-marah gak jelas atau mau ikut gue pulang juga??"
"Eh iya iya, yaudah kita pulang."
"Hmm"
Mereka bertiga pun berjalan ke arah parkiran, sampai di samping mobil Diana, mereka bertiga sempat tertawa terbahak-bahak entah membahas apa. Tiba-tiba seorang cewek datang dengan menjambak rambut Diana.
"Aaakkkk"
"Dasar perebut cowok orang. Lo gak puas apa tebar pesona sana-sini sama cowok orang?! Hah?"
"Apaan si lo! Lepasin rambut gue, sakit taugak!"
"Gak! Gue gak akan lepasin. Jangan mentang-mentang lo sexy ya, lo bisa banggain body lo sama cowok-cowok disini! Apalagi sama cowok gue."
"Heh, gue gak kenal sama cowok lo. Cowok lo aja tuh yang genit, deket-deket sama gue."
"Apa lo bilang?!" Cewek itu semakin menarik kencang rambut Diana
"Apa-apaan si lo!" Tiwi menepis tangan cewek itu.
"Kalau lo make kekerasan, gue laporin!" Ancam Tiwi
Diana bisa bernafas lega. Lalu merapikan kembali rambut nya.
"Ini urusan gue sama temen lo, jangan ikut campur deh. Minggir!"
"Lo pikir gue takut hah?" Diana beranjak maju mendekati cewek itu, sembari melipat kedua tangan nya di dada.
"Oh berani lo sama gue??"
Diana terkekeh, "emang nya lo siapa sih yang harus gue takutin.."
Cewek itu geram, selangkah maju ingin menampar Diana, namun ditahan oleh Indra.
"Cukup!"
Degggg
Diana membelalakkan matanya,
"Kalian berdua ini sama-sama cewek ya! Bisa gak sih gak usah pakai kekerasan di kampus?!! Lo tahu kan gue siapa? Gue bisa aja laporin kalian berdua ke pihak kampus."
"Heh ndra, gak usah marah-marah kali. Lo pikir semua ini gue yang mulai?" Nada Diana semakin tinggi.
"Bukan gitu maksud gue na.. tap----"
"Ah udah lah. Wi, put ayo masuk mobil! Gue gerah disini."
"Na, na tunggu na.. Dianaaa?? Na buka dulu pintu nya na!!"
Diana langsung menancap gas dan pergi dari situ.
"Lo suka sama tuh cewek? Jagain deh kalau gitu, biar dia gak rebut cowok orang. Genit banget jadi cewek!"
"Lo bisa diem gak?! Pergi sana!!"
"Yeee. Santai kali, ini juga gue mau pergi."
"Arrgghhh!! Diana pasti marah banget sama gue." Gerutu Indra
***
Brakkkk
"Astaghfirullah.. non Diana? Non Diana kenapa non?"
"Engga mbok, aku cuma lagi kesel."
"Yaudah non Diana istirahat aja ya, mbok bikinin Jus jeruk oke, non Diana tunggu aja di kamar ya.."
Diana hanya mengangguk.
Tiba di kamar, Diana langsung melempar tubuh nya ke atas kasur.
Ia menatap langit-langit kamar nya, lalu berteriak seperti orang aneh.
"Sialan, sialan, sialan!!!! Tuh cowok bener-bener bikin gue kesel!"
Tingggggg
Tiwi : Gue gabut nih, otw ke rumah lo ya.
Diana mengernyit, "nih orang gak tau apa gue capek, lagi kesel. Kalau kesini nanti bikin gue tambah kesel lagi."
Me : Engga boleh. Gue lagi badmood.
Tiwi : Yahhhhhhh oke deh.
Read.
Tingggggg
"Aduhhh apa lagi si Tiwi! Berisik amat."
0812106xxxxx : Maaf.
Diana mengernyit bingung, nomor tanpa nama itu kembali mengirim pesan. Dan Diana hanya membaca pesan itu, tanpa membalas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY GIRL (COMPLETED)
RomanceCinta itu butuh perjuangan, pengorbanan. Dan, pastinya semua orang sudah tahu soal itu. Tapi, berbeda dengan Diana. Yang, justru dia malah membohongi perasaannya sendiri demi berusaha melupakan seseorang bernama Indra. Dan bodohnya, Indra juga tida...