Hidup ku terasa begitu sempurna, masa putih abu-abu ku jalani dengan sangat indah, banyak hal yang kudapat. Begitu juga teman, dan sahabat. Dengan sahabat hidup menjadi begitu lengkap, bagaikan 7 warna yang membentuk sebuah pelangi dan menjadikannya begitu indah.
Yaa, itulah yang aku rasakan, berasama dengan ke dua sahabat ku, Firda dan Nesya. Berbagai hal telah kami lalui bersama, suka, duka, canda, tawa, bahkan tangis yang tak pernah kami lewatkan seeikitpun.
Aku mengenal kedua nya, dalam rentang waktu yang berbeda, tapi persahabatan kami bertiga sudah terjalin sejak semester dua saat kami masih duduk di kelas 2.****
Juli 2014Pagi itu, saat semua siswa berbaris didepan kelas, mendengar kan arahan dari kakak senior yang memandu kegiatan MOS ini. Ya MOS atau Masa Orientasi Siswa, adalah kegiatan yang mengajak para calon siswa baru mengenal sekolahnya. Begitu juga dengan kegiatan, guru, dan juga kakak senior. Tak jarang, banyak kakak senior yang bertindak seenaknya demi mendapat sebuah tujuan tertentu, entah itu popularitas atau ajang unjuk Gigi.
Saat semua senior sedang memeriksa atribut para calon siswa, seketika aku sadar kalau aku tidak bawa topi yg diinginkan senior kemarin.
"Mampus gue lupa, gabawa topi" ujarku panik.
"Kenapa ko kayanya lu panik banget? ", Tanya seorang anak perempuan yg Ada sampingku.
"Ehh, iya ni gue gak bawa topi, bisa Kena marah ni sama senior, kalo gak bawa atribut lengkap", paparku padanya.
"Yaudah tenang Aja si, gue juga gak lengkap nguncir rambutnya haha, gausah takut gitu sama senior", jelasnya meyakinkan.
Aku hanya diam, sedikit mengerutkan kening. Walaupun dis sudah meyakinkan ku namun tetap saja, bagiku hukuman dari Kaka senior iti adalah Hal yang memalukan.
"Oiya nama lu siapa?, Gue Nesya", sambung anak itu, sambil mengulurkan tangan, membuyarkan lamunanku.
"Gue Reina"
"Hmm, Mana topi kamu? Kenapa gak dipake?", Tiba-tiba suara salah Satu Kaka senior perempuan itu membuatku kaget dan melepas tangan Nesya.
"Iya kak, aku gak bawa, maaf ya Kak", jawabku singkat dengan wajah memelas.
"Ko gak dibawa? Kan kemarin udah dijelasin, kalo harus lengkap atributnya, emangnya kamarin kamu gak nyatet?" Pertanyaan senior itu Makin membuat nyali ku ciut.
"Itu kak...."
Belum sempat kulanjutkan omonganku, tiba-tiba Nesya angkat suara."Maaf ka, kemarin buku nya dia aku yg pinjem, trs aku lupa balikin deh, hehe jadi bukan salah dia juga Kak, abis aku mau SMS jga gaada pulsa, trs gaada kuota jga buat bbm", sambung Nesya dengan berani.
"Yaudah, pokonya besok Kaka gak mau Tau, kamu harus bawa atribut lengkap. Kalo gak nanti Kaka lapor kamu ke ketua osis", jelas Kaka seniorku.
"Iya kak, Makasihhh ya Kak", kataku sambil tersenyum lega.
"Yaudah baris lagi ya, siap-siap masuk kelas". Ujar senior itu, menepuk pundakku.
Aku menghela nafas "huh, selamat", ujarku dalam hati.
"Kan. Gue bilang juga apa, gausah panik. Haha", kata Nesya menyenggol pundakku.
"Iya, thanks ya lu tadi udh bantuin gue. Eh tapi tuh senior emg baik si", kataku sambil celingak celinguk mencari senior tadi.
"Ya emang baik, gue kenal dia, namanya Kak Ghina, anak kelas 11 IPA. Gue tuh bisa ngomong Kaya tadi karna gue tau kalo dia yg bakal periksa atribut Kita Hari ini", jelas Nesya dengan bangganya.
"Loh, ko lu bisa Tau?", Tanyaku heran
"Apa si yang gak bisa sama gue, haaha", aku pun ikut tertawa bersama Nesya.Sorry bgtt udah mentok di part ini, will be continue ya guys see u..
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Tanpa Sayap
Non-FictionHidup Reina berubah, setelah bertemu dengan sosok lelaki disekolahnya. siapa kah sosok lelaki itu?