Apapun tulisan dibawah ini, mohon untuk tidak terlalu dipermasalahkan sampai berlarut-larut. Cukup masalahku saja yang begitu.
***
"Jangan pernah berhubungan dengan dia yang agamanya suka meneror bom itu!"Ayah ku sayang, setajam apapun perkataanmu menusuk telinga hingga kehati ini. Aku sudah berjanji pada Tuhan kita untuk terus berbakti padamu.
Walau aku menangis, sejujurnya aku tidak apa-apa. Because only words are bleed, isn't it?
"Tapi ayah, para penebar teror bom itu tidak punya agama bahkan tidak pantas disebut ateis."
"Sudah tau berbeda, masih saja coba-coba."
Aku bukannya coba-coba, namun entah harus menyalahkan siapa. Karena hati ini bukan seseorang, ia hanya komponen yang seharusnya dapat disalahkan.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Okay, aku hanya akan menyalahkan diriku sendiri yang sudah dengan sengaja menutup mata begitu saja.
"Bersiap-siap lah sebentar lagi teman ayah akan datang bersama putra nya."
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Ini yang selalu aku takutkan, bersama-sama dengan terpaksa.
Tidak ada ketulusan maupun keiklasan. Dipaksa.Aku yakin kamu pasti bisa mengerti, karena aku tau kamu pasti bisa begitu.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Walau terasa berat pasti bisa. Iya kan?
Apa ini yang benar-benar terbaik untukku? Atau aku hanya terlalu pasrah dengan keadaan?
Seolah tidak mau melawan semesta, aku sampai tak berdaya.
Sudah berpisah pun nanti, pasti tetap akan ada ruang disini. Dihati.
Walau sempit, berkas-berkas tentang kamu akan aku simpan dan jaga baik-baik.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Seperti terkait diseutas benang tipis.
Ah aku terlalu jauh menafsir masa depan. Bagaimana jika kembali kemasa sekarang?
Pertanyaan berikutnya, bagaimana jika kita jalani saja selagi bisa?
.
.
..
.
..
.
..
.
.BERSAMA.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan One Shot
Short StoryKumpulan cerpen murni imajinasi penulis Jika ada unsur kesamaan nama tempat atau alur itu merupakan kebetulan semata.