Cerita Teman (1)

531 6 2
                                    

Hantu di Sekolah (a)


•••

Aku Elizabeth Zahra Putri. Mengingat kejadian yang tak pernah aku lupakan, aku memiliki mata batin yang sensitif, mungkin bisa dibilang indigo. Melihat mereka? Sudah biasa, itu makanan sehari-hari ku. Mungkin jika mereka yang berwujud seperti kuntilanak, pocong, gendruwo atau lainnya sudah biasa aku lihat. Kaget juga sesaat, tapi jika mereka menampakkan wujud yang mengerikan dan berbeda dari biasanya, tidak bisa dipungkiri aku juga memiliki rasa terkejut.

Seperti kejadian yang ingin aku ceritakan sekarang, dimana waktu itu aku masih kelas sepuluh. Aku sekolah disalah satu swasta di jakarta. Saat itu aku sedang di dalam kelas, aku duduk di bangku belakang bersama temanku yang kebetulan juga sedikit sensitif. Kala itu sedang jam kosong, aku suda biasa duduk di bangku paling belakang pojok, ya tempat ini sedikit nyaman untuk berdiam diri.

Di belakang tempat duduk ku terdapat sebuah lemari yang ukurannya lumayan besar, biasa digunakan untuk menyimpan buku paket satu kelas agar tidak berat untuk membawanya pulang pergi. Aku duduk santai sambil merapihkan catatan dan tak lupa headset sudah terpasang di telinga, alunan musik cukup kencang supaya suara berisik kelas dapat dihadang.

Sedangkan teman sebangku ku sedang melakukan aktivitas yang digemari hampir seluruh umat bumi, yaitu tiduran. Dia membenamkan kepalanya pada tangan yang sudah menekuk di atas meja. Nampaknya dia sudah pulas. Suasana kelas cukup berisik, banyak siswa/i yang tertawa bercerita, awalnya aku merasa nyaman sebelum sesuatu membuat aku dan teman sebangku ku sedikit cekcok.

Fokus dengan catatan di atas meja, aku menulis sambil sesekali ikut menanyikan lagu yang terputar pada ponsel.

Call me, baby, if you need a friend
I just wanna give you love
Come on, come on, come on
Reaching out to you, so take a chance

Tak tahu kenapa tiba-tiba hawa di belakang ku sedikit panas, akh memang suhu di Jakarta sangat panas akhir-akhir ini. Aku tak menggubris hawa panas yang ku rasakan, aku kembali melanjutkan aktivitas ku, tiba-tiba aku merasa ada yang menarik bangku ku ke belakang. Sreek! Sedikit bergeser namun terasa. Aku hanya menghela napas kasar, pasti teman sebangku ku ini iseng, pura-pura tidur, ewh.

Aku menghiraukan keisengan teman sebangku ku, sungguh tidak ada kerjaan. Kira-kira dua menit berlalu, kursi ku kembali ditarik, kali ini sedikit kencang. Sreek! Aku yang tersentak kaget, hanya bisa membanting pulpen sedikit kasar dan melirik teman ku yang masih pura-pura tidur. Apa faedahnya sih, heran!

Aku kembali melanjutkan menulis catatan di buku. Kali ini hanya berselang beberapa detik, tarikan pada bangku ku semakin kencang sampai badanku terhuyung ke belakang. Aku tak bisa lagi menahan emosi, headset yang terpasang di telinga ku langsung aku cabut dan pulpen aku banting kasar.

"Iseng banget sih La, ngapain pake tarik-tarik bangku gua?" Bentak ku kepada Layla yang nampaknya masih tertidur. Sang empu sedikit tersadar, dia mencoba menegakkan badannya dengan raut wajah bantal.

"Apaan sih El? Orang dari tadi gua tidur, ngagetin aja!" Layla malah menggerutu kepada ku, terlihat wajah-wajah bangun tidur. Anak ini nampaknya tidak berbohong.

"Terus dari tadi yang tarik-tarik bangku gua siapa?" Tanya ku sedikit panik sambil melihat raut wajah Layla yang acuh.

"Masih siang El," Jawab Layla, dia memang sudah mengetahui kalau aku bisa melihat sosok tak kasat mata. Layla ingin membenamkan kepalanya lagi.

"La, gua serius!" Ucap ku penuh penekanan, tak tahu kenapa hawa di belakang tiba-tiba semakin panas mencekam. Layla yang mendengar ucapan dan melihat wajah panik ku langsung menegakkan kembali tubuhnya, kami saling pandang. Detik berikutnya, kami secara perlahan dan bersamaan menengokkan kepala ke belakang.

Kaget bukan kepalang kala melihat ada anak kecil cantik nan imut, namun wajahnya dipenuhi dengan bercak darah yang tak hentinya mengalir. Rambut gadis itu sedikit berantakan tak terawat. Tak lupa pula bibir yang sangat pucat dan mata yang menghitam bak panda, gadis kecil itu tersenyum menampilkan deretan gigi yang sedikit hitam. Lalu dia berkata,

"Kak, main yuk!" Setelah mengucapkan hal itu, bangku kami berdua langsung didorong ke depan.

"Aaaaa!" Teriak kami berdua saking kagetnya, setelah itu aku tak tahu apa yang terjadi. Membuka mata dan ternyata sudah berada di UKS. Teman-teman bilang, aku dan Layla tadi teriak histeris lalu pingsan bersamaan.

Inilah salah satu kejadian dan sosok yang membuat aku masih sering terkejut kala melihat mereka, efek yang terparah sampai pingsan, beda lagi jika kekuatan negatif mereka sangat besar, bisa membuat aku sakit. Aku tidak suka jika makhluk seperti itu tidak hanya menampilkan wujud, namun sampai menyentuh fisik. Sungguh tidak punya akhlak!

Cerita Mistis #KisahNyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang