Rasa - 1

81 6 0
                                    

Ilma sungguh gemas dengan keadaan kelasnya yang sangat heboh, ada yang berlarian saling berkejaran, ada yang bergosip, ada yang entah sedang menonton apa?

Jam kosong pasti selalu begitu.

"Bisa diem gak sih?!" Teriak Rani-ketua kelas, raut kesal terlihat di wajahnya yang sudah merah padam.

Ilma memejamkan menahan diri supaya tidak kesal. "Gue mau ke perpus aja." Putusnya.

Freya menoleh pada Ilma. "Mau ditemenin?" Ilma menggeleng. "Gak usah, pergi dulu ya." Ucapnya langsung beranjak dari bangkunya dan keluar kelas.

Sepanjang jalan dia mengamati keadaan sekitar ternyata sekolahnya ini cukup nyaman. Ada lapangan besar ditengah sekolah, dipinggiran ditumbuhi rumput hijau, tanaman hias pun tak kalah menarik menghias depan kelas.

Tak lama Ilma sampai di perpustakaan, Ilma memutuskan ke perpustakaan karena sekarang jam kosong dan kelasnya begitu berisik.

Ilma melepas sepatu dan menaruhnya dirak, perlahan dia membuka pintu dan nampak sedikit sepi hanya beberapa orang saja yang sedang membaca. Ilma melangkah ke sisi rak sebelah kanan, Ilma sangat tak menyangka perpustakaannya ini begitu besar, bersih dan banyak bukunya.

Bukan hal yang mengejutkan kalau remaja jaman sekarang sangat menyukai novel. Karena tak terkecuali Ilma, dia juga sangat menyukainya terlihat dia sedang melangkah diantara rak yang tersusun banyak novel. Di ambilah salah satu novel dan dia bawa kemeja tempat membaca. Senyuman terukir dibibir Ilma saat membaca novel ditangannya.

Tanpa Ilma sadari ada sepasang mata yang sedari tadi mengamatinya. Seseorang itu memastikan kalau yang dilihatnya ini sungguh Ilma dan senyuman yang diperlihatkan Ilma membuat seseorang itu menjadi yakin, dia tidak salah orang.

Beberapa menit berlalu Ilma melihat jam tangannya dan beranjak dari duduknya, dirinya sudah lumayan lama berada di perpustakaan. Ilma menaruh kembali novel pada rak dan pergi dari perpustakaan.

Seseorang itu hanya menatap Ilma dan ikut keluar dari perpustakaan, melihat lurus kearah lorong yang dia tahu menjadi jalan untuk Ilma kembali kekelas.

***

Si anak bebek mulai berulah lagi, kalau kata Rey seperti itu. Pasalnya tiba-tiba Ilma ingin mampir ke rumah tante Dera-adik mama Dysa gara-gara dia melihat di update-an Instragram toko kue milik tante Dera kalau ada cupcake rasa baru yang kebetulan itu adalah rasa kesukaan Ilma; Strawberry.

Rey memijat pelipisnya karena pelatih mengganti jadwal ekstrakurikuler jadi hari ini karena besok pelatih ada urusan.

"Ayo ke toko kue tante Dera!" Rengek Ilma, Rey memutar bola matanya malas. "Besok 'kan bisa."

Ilma menatap sebal Rey. "Pengennya sekarang malah disuruh besok." Rey menghela nafas kasar dan menaiki motornya. Keputusan dimenangkan oleh Ilma, mereka pergi ke toko tante Dera lebih dahulu baru pulang.

"Tante!" panggil Ilma dan langsung memeluk tante Dera. Tante Dera terkejut awalnya tapi dia langsung tersenyum dan membalas pelukan Ilma saat tahu bahwa itu keponakan tercintanya.

"Kalian tumben kesini?" Tanya Tante Dera, Rey melirik Ilma membuat tante Dera paham dan tersenyum. Ilma sudah asik melihat-lihat deretan kue yang menggiurkan.

"Udah ijin sama mamah?" Tanya tante Dera. Rey menggeleng. "Belum tan, tuh anak ngebet banget mau kesini."

"Yaudah biar nanti tante telfon mamah kamu, istirahat dulu sana. Kalau laper makan dulu di dalem, Eric belum pulang soalnya."

"Kemana dia?"

"Biasa ada acara disekolah." Jawab tante Dera.

"Ohh, aku disini aja deh tan." Ucap Rey.

"Yaudah, tapi kamu harus cobain kue juga kayak Ilma. Tante sebel ke kamu setiap kesini kayaknya noel sedikit kue tante gak pernah. Padahal kue bikinan tante enak tahu." Rajuk tante Dera.

Rey terkekeh dan mengangguk. "Iya nanti aku cobain deh." Ucap Rey. Tante Dera pun terkekeh. "Yaudah aku kesana dulu tan." Ucap Rey. Tante Dera mengangguk dan tersenyum.

"Umm, enak banget." Ucap Ilma ketika mengambil cup cake strowberry dan memakannya.

"Pelan-pelan." Ucap Rey disebelahnya. "Rey, cicipi deh ini tuh enak banget." Ucap Ilma menyodorkan cup cake nya pada Rey.

Ting!

Bunyi lonceng pintu membuat Ilma dan Rey menoleh bersama kearah pintu masuk.

"Fikri!" Rey memanggil seseorang itu. Ilma menatap Rey dan menatap kembali cowok itu. Fikri tampak terkejut melihat Rey dan Ilma.

Ohh cowok pas di kantin itu. Batin Ilma.

"Lo disini Rey?" Tanya Fikri mendekat. Rey mengangguk. "Tuh nemenin dia." Ucapnya menunjuk Ilma dengan dagunya.

Fikri menoleh pada Ilma yang sedang menatap dirinya dan Rey. Ilma memakan cake di tangannya kemudian menghampiri Rey dan Fikri.

"Pulang yuk." Ajak Ilma. Rey mendengus kesal. "Udah kenyang gitu, langsung minta balik." Ucapnya.

Ilma terkekeh. "Itu lo paham." Ucapnya tanpa merasa berdosa pada Rey.

"Lo beli kue?" Tanya Rey. Fikri mengangguk. "Ngambil pesanan nyokap."

"Eh Fikri. Ambil pesanan, ya?" Tanya tante Dera yang sudah menghampiri mereka. Rey, Fikri dan Ilma menoleh bersama.

Fikri mengangguk. "Iya tan, udah?" Tanyanya. Tante Dera mengangguk. "Udah, tunggu tante ambil." Ucap tante Dera. Tak lama tante Dera sudah keluar dengan dua kantong plastik putih ditangannya.

Satu untuk Fikri dan satu untuk Rey-Ilma. "Ini untuk mamah kalian, suruh mamah main kesini. Tante kangen." Ucap Tante Dera memberikan kantong kresek putih berisikan kue.

Ilma tersenyum menerima pemberian tante Dera. Ilma memeluk tante Dera. "Makasih tan." Ucap Rey. "Makasih tante." Ucap Ilma.

Tante Dera tersenyum dan mengangguk. "Iya, sayang." Ucap tante Dera. Ilma melepas pelukannya.

"Kita pamit pulang dulu, tan." Rey berpamitan. Tante Dera mengangguk. "Iya, kalian hati-hati."

Rey dan Ilma mencium tangan tante Dera, begitu juga Fikri. "Saya pamit juga tan, makasih kuenya." Ucap Fikri.

Mereka pun bertiga keluar dari toko kue tante Dera.

"Gue balik dulu." Ucap Fikri. Rey mengangguk. "Oke." Ucapnya. Fikri mengangguk dan berjalan ke motornya.

"Hati-hati kak." Ucap Ilma tiba-tiba, membuat Fikri menoleh dan terpaku. Ilma pun bingung kenapa dia tiba-tiba sok akrab-seolah dirinya dan Fikri sudah mengenal lama.

Fikri langsung menyadarkan dirinya dan tersenyum. "Kalian juga hati-hati." Ucapnya kemudian memakai helmnya dan melajukan motornya. Jantung Ilma berdebar lagi ketika melihat senyum Fikri.

Rey menatap Ilma, dia juga terkejut melihat tingkah Ilma. Rey menaiki motornya disusul Ilma yang menaiki jok belakangnya. Mereka pun pulang kerumah.

-Tbc-

Jangan lupa vote dan komennya ya temen temen ^^

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang